20 April

134 19 1
                                    

Setelah empat hari berturut-turut kemarin aku menulis sesuatu yang lumayan tidak penting, aku baru sadar jika ketebalan buku ini tidak seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Yang artinya adalah, jika aku terus-terusan melakukan hal itu setiap harinya, buku ini akan cepat habis.

Asal kalian tau.

Sebelum aku memutuskan untuk menggunakan buku ini sebagai alas 'tumpahan' tulisanku, aku membisikkan sebuah kalimat yang bunyinya; dengan bermodalkan buku ini, aku akan menulis apa yang ingin aku tulis di umurku yang ke-15.

Ini saja baru hari ke-10 aku menjadi seorang perempuan berusia 15 tahun, dan sudah berhasil menghabiskan 5 lembar.

Pemborosan.

Mungkin ke depannya, aku tidak akan menulis sesering kemarin-kemarin.

Dan bahasannya pun akan aku sajikan yang sedikit lebih berbobot.

Ya setidaknya bagi aku sendiri.

Oke....

Tulisanku saat ini memang masih sangat abu-abu.

Entah kapan abu-abu itu akan berubah menjadi merah, misalnya.

Tapi ngomong-ngomong, aku lebih suka hitam.

Dan, ya.

Sampai detik ini, aku masih belum menemukan objek tetap yang bisa aku jadikan bahasan utama buku ini.

Aku disulitkan dengan dua pilihan karena memikirkan objek itu.

Berani untuk mencari, atau cari aman dengan menunggu.

Inti dari dua-duanya sih sama-sama mengandung cari, hehe.

Cari-awan.

Oke, abaikan.

So,

Aku harap, mereka yang membaca buku ini akan tidak sengaja menemukan sesuatu yang sedikit berharga dari kata-kata yang kurangkai.

Meskipun buku ini serupa dengan buku yang orang-orang sebut dengan diari, tapi buku ini terbuka untuk umum.

Siapapun yang ingin membacanya, ya silakan.

Toh yang diinginkan semua penulis kan tulisannya dibaca banyak orang.

Kemudian disukai.

Dan berharap lebih jauh untuk jadi dicintai.

Aku sangat menantikan proses itu.

Dan itu diawali dari sini.

Semoga.

***

Ternyata masih kelas sembilan saja ucapanku sudah seperti anak SMP. Hah? Bagaimana?

DIARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang