9 Juli

91 13 0
                                    

Sebenarnya aku tidak ingin menyentuh buku ini dulu hingga rok sekolahku nanti benar-benar berwarna abu.

Tapi tentu kabar gembira itu harus segera diberitahukan ke banyak orang, 'kan?

So, here I am.

Bukan bermaksud ria, tapi alhamdulillah NEM UN-ku hampir menyentuh angka sempurna.

Salahkan kecerobohanku dalam Matematika dan IPA, yang mengakibatkan nilainya tidak sesempurna impianku.

But, don't worry.

Ternyata aku masih jadi yang tertinggi di sekolah.

Alhamdulillah....

Aku ingat aku menangis karena kepala sekolah memberiku selamat beberapa hari lalu.

Dan tangisku semakin deras saat wali kelasku di kelas sembilan mengalungkan sebuah medali ke leherku.

Lebay, sih.

Karena pada dasarnya semua murid juga diberi selamat oleh kepala sekolah dan dikalungkan medali oleh wali kelasnya masing-masing.

Tapi entah kenapa, itu adalah hari tersedihku di SMP.

Aku merasa belum siap meninggalkan sekolah.

Meski sering ada kejadian tidak mengenakkan selama aku tercatat sebagai murid di sana.

Tapi jika aku ingin tidak lulus dan minimal mengulang lagi satu tahun, harusnya aku tidak perlu belajar mati-matian untuk Ujian Nasional.

Harusnya aku tidak usah datang saat ujian tengah berlangsung.

Harusnya aku tidak menjadi yang paling disorot kala pembagian medali.

Tapi life must go on, 'kan?

Aku tidak bisa selamanya menjadi murid SMP.

Aku juga ingin merasakan yang katanya 'indahnya masa putih abu'.

Aku tidak tau jika nanti akan benar-benar indah atau tidak, akan seperti bagian favoritku dalam novel remaja atau tidak, akan seperti yang aku ekspetasikan atau tidak.

Tapi harapanku yang paling besar sih, akan ada teman yang seperti Hana nantinya.

Oh iya, menyinggung soal Hana, dia pindah ke Jakarta.

Meninggalkanku di sini, dengan tiga ekor hamster yang katanya harus aku jaga baik-baik.

Sedikit menyusahkan, tapi dengan senang hati aku menerimanya.

Oke....

Mungkin menurutku ini adalah kabar gembiranya.

Karena selain NEM-ku yang hampir sempurna itu, aku juga berhasil menempati peringkat 2 di urutan calon murid sekolah yang aku inginkan.

Ya, semoga saja tidak turun terus dan berakhir dengan menghilang, sehingga dipastikan jika aku tidak diterima.

Jangan sampai.

Oke....

Sampai jumpa kembali di hari yang entah kapan.

Bye....

***

Di sini sepertinya aku sok Inggris sekali. Dan ya, hamster dari Hana sudah mati sejak aku kelas dua SMA. Maaf karena aku tidak bisa menentang takdir ya, Hana.

DIARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang