Dandy mengerutkan kening ketika melihat Hayya duduk di pinggiran lapangan futsal. Memang sih, Dandy sedang bermain futsal dengan teman-temannya. Tetapi tumben banget Hayya mau menunggu dia di lapangan futsal. Biasanya, gadis itu malah ngomel-ngomel kepanasan.
"Guys, ganti cadangan dulu! Gue break bentar."
Setelah mendapat acungan jempol dari teman-temannya, Dandy segera keluar lapangan dan mendekati Hayya yang terlihat senyum-senyum sendiri entah kenapa.
"Ya, udah nari samannya?" Tanya Dandy bingung, dan menimbulkan ekspresi kaget pada wajah Hayya- ternyata daritadi gadis itu melamun. "Tumben nungguin gue disini."
Hayya mengerutkan hidung, sebal. "Dih, siapa yang nungguin Kak Dandy? Ge-er!"
Dandy menaikkan alisnya tak peduli, kemudian duduk disamping Hayya seraya melonjorkan kaki. Ketika melihat gadis itu memegang botol minum, diambilnya secara paksa dan diteguknya air mineral itu hingga habis.
Hayya melongo sebentar menunggu loading di otaknya sampai level complete. Sadar air yang ia bawa habis, ditonjoknya lengan Dandy kasar. Menimbulkan rintihan dari Dandy.
Dandy mengaduh, "Apaansi, Ya? Lo lagi PMS?"
Hayya menggembungkan pipinya menahan kesal, "Aku sengaja beli air itu buat orang lain, bukan buat Kak Dandy!"
"Heee?"
Hayya menunjuk salah satu pemain futsal. Bibirnya tak henti-henti tersenyum ketika melihat lelaki jangkung tersebut berhigh-five dengan temannya ketika bisa mencetak satu gol untuk timnya. "Nama kakak itu siapa?"
Dandy memicingkan matanya lebih tajam agar bisa melihat nomor punggung lelaki yang dimaksud Hayya.
Setelah mengetahui, Dandy ber-oh ria.
"Namanya Tio, dia orangnya play.. "
"Aku suka sama dia."
Mendengarnya, Dandy tidak sengaja keselek ludahnya sendiri. Dandy menatap horror gadis disampingnya. Anak kecil ini? Suka sama Tio? Wah bahaya, bisa dikibulin abis-abisan si Hayya kalo suka sama Tio.
"Gak boleh," larang Dandy. Tanpa sadar, suaranya mengeras.
Hayya mengerucutkan bibirnya. "Kenapa?"
"Cakepan gue."
Dandy mengutuk dirinya sendiri, kenapa bisa-bisanya dia narsis sendiri gini? Padahal tujuannya cuma ingin memberi tau kalau Tio bukan cowo yang baik buat Hayya. Kalau Dandy bilang Tio adalah seorang playboy, Dandy ga yakin bakal se-sedih apa wajah Hayya. Mana yang Dandy tau, baru pertama kali Hayya jatuh cinta.
Hayya berdecih, "Iya, kalo dilihat dari monas emang cakepan Kak Dandy."
Dandy tak kuasa menahan tawa dan mengacak rambut Hayya gemas. "Bawel, udah sana pulang. Nanti gue salamin ke Tio."
Kedua mata Hayya berbinar-binar penuh harap. "Bener?"
"Iye, bawel."
Tentu, ia berbohong.
--------
17/10/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Handycam: Hayya, Dandy dan Handycam
Short StoryDandy & handycam. Kedua nama itu tidak pernah terlepas satu sama lain layaknya prangko. Hingga suatu hari, Hayya datang meminta Dandy untuk merekamnya. Dandy tidak menyangka, sejak itu, Hayya selalu menjadi objek favoritnya. Copyright © 2019 by...