The Feeling

17 2 0
                                    

Alo alo.. donski balik lagi... ceritanya menurut kalian tambah seru apa enggak sih? Kalo enggak mungkin mau ku rubah.. sedikit :v

"maa.. papa mana?? Kok belum pulang" Riley mulai sedikit khawatir, takut mimpinya menjadi nyata. Zach yang mengerti tentang ketakutan sang adik hanya mengelus punggung sang adik dengan perlahan. Mrs. Zhelobovskaia hanya menggeleng pelan. Menandakan dirinya sendiri pun tidak mengetahui keberadaan sang suaminya saat ini. 'dimana engkau, suamiku?' Mrs. Zhelobovskaia merasa cemas.

"sebaiknya kalian tidur sekarang.. mungkin papa kalian sedang ada rapat mendadak" Mrs. Zhelobovskaia berusaha menenangkan anak-anaknya. Riley dan Zach hanya mengangguk pelan. Tapi langkah mereka berdua terhenti oleh ketukan pintu. Mrs. Zhelobovskaia segera membukakan pintu tersebut.

"apakah ini merupakan kediaman Zhelobovskaia?" Tanya tamu di depan pintu tersebut yang ternyata adalah dua orang polisi. Mrs. Zhelobovskaia hanya mengangguk dengan cemas. Zach dan Riley hanya mendengarkan dari belakang punggun sang ibu.

"maafkan kami, tetapi suami anda tewas di tembak oleh seseorang" Mrs. Zhelobovskaia langsung melebarkan matanya dan air mata mengalir dari bola mata indahnya. Riley langsung menangis histeris. Zach hanya terdiam berusaha menenangkan adiknya yang terus mengoceh "mimpi itu pertanda", "harusnya kita tidak membiarkan papa pergi hari ini","kenapa ini harus terjadi?", dan sebagainya. Sang ibu hanya menangis dalam diam sambil mendengarkan penjelasan dari polisi tentang jasad sang suami. Zach terpaksa membius sang adik, karena tahu sang ibu butuh waktu tenang. 'maafkan aku Riley' Zach menatap adiknya dengan tatapan sendu dan menggendong adiknya dengan gaya bridal style. Menidurkan Riley di kamarnya dan menyelimutinya, lalu berjalan kebawah menemui sang ibu.

"sekarang bagaimana mom?" Tanya Zach melirik sang ibu yang memandang lantai dengan tatapan kosong. 'apa yang harus ku lakukan? Bagaimana dengan perusahaan suamiku?' baru saja Mrs. Zhelobovskaia ingin mengungkapkan keluh kesah nya ke sang anak tetapi lagi-lagi bel pintu berbunyi membuyarkan kata-kata yang ingin dia beritahu kepada anak sulungnya. Dia dengan segera membuka pintu dan dia melihat pengacara sang suami.

"ada apa, Tom?" Mrs. Zhelobovskaia melihat pengacara sang suami dengan tatapan sendu. Tom meminta izin untuk memasuki rumah keluarga Zhelobovskaia tersebut yang tentu saja dengan senang hati di terima oleh Mrs. Zhelobovskaia.

"ada surat wasiat yang dititipkan dari Mr. Zhelobovskaia untuk anda dan kedua anak kalian" kata Tom mulai membuka tas kerjanya dan memberikan amplop coklat ke Mrs. Zhelobovskaia. Baik Zach maupun Mrs. Zhelobovskaia membaca isi surat wasiat tersebut dengan teliti. Mata mereka segera melebar setelah mengetahui bahwa perusahaan pusat akan di berikan kepada sang bungsu. Riley.

"tunggu! Papa pasti bercandakan?! Riley terlalu muda untuk mengurus perusahaan pusat!" Zach memberikan suara terhadap keputusan sang papa. Tom hanya diam. Menunggu reaksi istri dari klien nya.

"apakah dengan seperti ini kehidupan Zach dan Riley terjamin?" Mrs. Zhelobovskaia menatap Tom dengan tatapan tajam. Tom terbatuk sebentar, menghela nafas lalu menganggukan kepalanya dengan mantap.

"baiklah, ini keputusan suami ku. Aku bisa apa? Asalkan kebutuhan anak-anak ku tercukupi aku tidak masalah" Mrs. Zhelobovskaia menyetujui surat wasiat itu dengan berat hati. Jauh di lubuk hati nya yang paling dalam dia tidak tega dengan beban yang harus di bawa oleh anak bungsunya. Dia tahu gadisnya itu masih punya mimpi. Zach hanya mengoceh penuh emosi setelah ibunya menyetujui surat wasiat yang dituliskan papanya untuk keluarga kecilnya ini.

"ZACH! Papa mu sudah memutuskan seperti ini! Kita tidak bisa merubahnya! Mama tau Riley terlalu kecil untuk mengurus perusahaan papa mu yang sudah sangat berkembang pesat seperti ini. Tapi jika papa mu memilih Riley dia pasti tau segala konsekuensinya!" dengan itu Zach hanya bisa mendengus pelan dan menyenderkan punggung nya ke sofa dengan kasar. Memperhatikan Tom yang izin untuk pulang. Melihat sang ibu dan Tom sepertinya akan berdiskusi sebentar Zach memutuskan untuk menuju ke kamar nya berjalan dengan gontai.

The Other MeWhere stories live. Discover now