Kisah ini dimulai saat aku berdiri di depan kelasnya.
Melihatnya tersenyum, entah menatap apa dan entah memikirkan apa. Tiba-tiba aku merasa malu dan begitu deg-degan. Sejak saat itu aku tak lagi berani melewati kelasnya, dan sejak saat itu pula aku sering melihatnya bersama temannya.
Ya, aku memang baru sekali melihatnya. Sebab memang sejak sebelum negara api menyerang, kelasku dan kelasnya terpisah bangunan. Sehingga kecil kemungkinanku bertemu dengannya. Lelaki berkulit putih, berhidung mancung dan senyum yang manis itu.
Aku ingin sekali mengetahui siapa namanya. Namun aku malu. Entah apa yang membuatku takut menanyakan hal itu pada temanku. Karna jujur saja, ini kali pertamaku ingin mengetahui lebih jauh tentang seseorang yang tak pernah kukenal sebelumnya, laki-laki pula. Aku takut, teman temanku menertawakanku. Karena yang mereka tau aku hanyalah perempuan tomboy yang tak bisa merasakan cinta. Maaf, sayang maksudku.
Hari terus berganti, aku masih saja melanjutkan kegiatan yang menjadi hobiku setelah mengunjungi kelasnya hari itu. Hingga kini aku naik ketingkat menengah dari kehidupan sekolah menengah atas ini. Satu kemajuan bahwa aku semakin sering melihatnya. Aku bersyukur bahwa kelasnya tak jauh dari kelasku. Kami berada di gedung yang sama!
Aku selalu memandangnya. Bahkan ketika sedang asyik berbincang dengan teman-temanku, aku yang paling heboh bisa tiba-tiba terdiam karnanya. Aku selalu memandangnya, walaupun aku tau, dari sekian banyak gadis di sekolah ini, tak mungkin dia melihat gadis gemuk berkacamata sepertiku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku ingat betul, hari itu hari selasa jam setengah 1. Hari dimana pertama kali aku melihatnya dengan sangat dekat. Waktu itu dia membantu classmateku (yang tanpa pernah kuduga menjadi sahabat dekatku) mengerjakan tugas kimia dikelas. Aku sempat mengutarakan pendapatku mengenai tugas itu, dan dia mendengarkannya. Kalian mengira itu modusku? Salah. Kalian salah besar. Aku benar-benar tak tau bahwa itu dia, karna kukira dia adalah teman sekelasku. Ketika aku selesai menjelaskan dia mengangguk dan membenarkan jawabanku. Entah mengapa rasaya malu, jantungku berdegup kencang ketika melihatnya. Wajahku tiba-tiba memanas. Aku bergegas keluar kelas untuk menghilangkan rasa malu tersebut. Setelah kurasa cukup tenang, dan kufikir dia telah kembali ke kelasnya, sebuah hal mengejutkan terjadi ketika aku akan kembali masuk kedalam kelas. Aku berpapasan dan hampir menabraknya, dan dengan respect aku membaca nametag yang berada di dadanya. 'RAIHAN MAHARDIKA' 2 kata itu membuatku melayang. Bagaimana tidak, aku benar benar mendapatkan jackpot hari itu. Sejak saat itu aku menyukai nama sederhana itu. Raihan. Nama yang mampu membuatku terbang tak tahu hingga kelangit lapisan berapa.
Sejak hari itu, hari-hariku disibukkan dengan melihatnya. Bahkan saat rasanya sedang terkantuk saat jam pelajaran kimia dan matematika, ketika dia lewat, benar benar mampu membuatku tersenyum malu, dan entah mengapa menjadi bersemangat lagi. Hingga saat itu aku masih berhasil menyembunyikan perasaanku padanya.
~~
Haloo
Untuk first part author rasa cukup segini dulu ya..Ayo bantu author untuk memperbaiki tulisan ini. Karna author sendiri masih sedikit bingung harus menggunakan bahasa seperti apa untuk menuangkan ide-ide author, dan jujur ini pertama kali author nulis cerita yang dipublish. Kalau ada kesalahan penulisan, tolong kasih tau Author ya.
Oh iya, author juga mau berterimakasih buat sahabat-sahabat author yang udah ngedukung penuh penulisan ini. Dari nyariin judul, sampai bikin nama tokoh. Thankyou soo dtamii ❤
Jangan lupa vote and comment. See you in the next part guys. Thankyou for reading.
29.12.17
Nblfifahs
KAMU SEDANG MEMBACA
RaiNara
Teen FictionAku mulai suka memperhatikannya. Aku, menyukainya. Aku, Nara, gadis berkacamata kelas 2 sma yang tengah merasakan jatuh cinta. Lucu, bagaimana mungkin aku menyukai seseorang yang bahkan aku tak tau siapa namanya. Tunggu, apakah ini bisa disebut jat...