Part 3

30 3 0
                                    

Hari ini entah mengapa, rasanya aku terlalu bersemangat untuk sekolah.
Ya, seperti biasa. Dia membuatku selalu ingin datang sebelum bel masuk. Sebelum yang lain datang. Agar aku bisa melihatnya.
Berjalan di lorong sekolah.
Dengan seragamnya, menggunakan helm kodok. (Itu loooh helm vespa)
Aku benar-benar sudah menandainya. Menandai segala sesuatu tentangnya. Aku mengetahui fisiknya.

Namun hari ini tak satupun berjalan dengan sempurna. Aku ketinggalan bus, catatanku hilang, penaku bocor, dan aku tak menemukannya.

-----------------------------------------------------------

*Jam istirahat*

"Raaaa ayo ke kantin"

ujar viona dengan suara cemprengnya yang diikuti oleh aksi lala menarik tanganku.
Aku hanya berdiri diam di sudut kelas. Memandang keluar jendela. Mataku menyusuri setiap sudut sekolah, dan semakin kecewa sebab tak melihatnya. Benar-benar tak ada tanda-tanda kehadirannya, dan hatiku mulai gelisah. Segala macam pertanyaan terbesit di kepalaku,

'Ada apa dengannya?' 'Apa dia sakit?'

Kekhawatiran benar-benar membuatku malas melakukan segalanya hari ini. Lamunanku terhenti sebab keributan lala dan viona,

"Raaa itu loh beb mu, lihat itu rambut model apa coba??? Blangkon. Coba benerin dulu rambutnya" ucap lala diiringi tawa viona.

Benar saja, dia yang sejak tadi kutunggu lewat di hadapanku. Ada yang berbeda. Aku masih tak mengerti. Setelah mengingat kembali ucapan lala, sentak aku pun tertawa terbahak-bahak. Sepertinya ia baru saja pangkas. Namun, potongan rambut macam apa itu. Ia benar-benar seperti sedang menggunakan blangkon jawa berwarna hitam. Jam istirahatku berakhir dengan tawa. Semangatku kembali hadir setelah melihatnya. Aku segera mengeluarkan buku matematika ku.

Teman-temanku yang sedang asyik bersenda gurau di belakang kelas. Ya, seperti biasa sembari menunggu guru, kami menghabiskan waktu untuk bersenda gurau dan menceritakan segala sesuatu yang terjadi hari ini. Satu persatu dari mereka menceritakan harinya. Tiba-tiba okta mendekat padaku dan memulai perbincangan,

"Ra, kamu suka raihan ya?"

Tanyanya tiba-tiba membuatku terkejut dan seketika teman-temanku yang lain berhenti bercerita. Viona dan lala tampak saling berpandang dan kebingungan. Sebab, entah dari mana ia tahu tentang hal itu, sedangkan kami bertiga hanya membicarakannya melalui bbm, kalaupun secara langsung, kami selalu memastikan tak ada orang.

~~~~

Hi guys! Author kembali lagi dengan lanjutan RaiNara. Untuk part ini, sampai disini dulu ya. Maaf banget, beberapa bulan belakangan authir benar-benar kewalahan dengan beberapa permasalahan pribadi dan perkuliahan. Yah jadinya RaiNara diskip mendadak dalam waktu yang sangat lama tanpa ada pemberitahuan. Cerita part ini sengaja dibikin gantung, biar kalian semua juga penasaran dengan kelanjutannya, ngga sih. Author juga bingung dengan kelanjutan cerita ini. Tapi Insyaallah author akan kembali memulai untuk melanjutkan cerita ini. Keep reading dan jangan lupa vote ya teman teman. Terimakasih atas dukungannya ❤

RaiNaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang