MNB: 02

5.1K 664 165
                                    

Motif.

Sehun menanyakan padanya tentang apa motif dari Mi Eun yang akhir-akhir ini mendekatinya.

Tentu saja Mi Eun akan dengan lantang menjawab bahwa ia ingin Oh Sehun si cupu yang huft--sayangnya tampan itu bertekuk lutut untuknya, dan membuat Sehun menarik ucapan jahat mengenai diri Mi Eun tempo hari.

Tapi sayangnya, melakukan itu sama sekali tak mudah seperti ia menjentikkan jari untuk meminta sesuatu.

Mendekati Oh Sehun sama sulit seperti Mi Eun berhadapan dengan angka-angka. Pria itu menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Jika dulu Sehun diberi title 'culun kulkas' kini bertansformasi menjadi 'culun kutub selatan'. Jangankan menatap, menoleh pada Mi Eun pria itu langsung memasang mimik ingin muntah. Kurang ajar memang.

Tapi, hey, mana mungkin orang seperti Lee Mi Eun menyerah begitu saja jika ia ingin mendapatkan sesuatu? Gadis itu lebih mengedepankan keinginan ketimbang menyerah begitu saja meskipun perlakuan Oh Sehun sangat apatis terhadapnya.

Pelajaran dari Haneul tentang menggaet seorang lelaki sudah ia pelajari.

Kata Haneul, jika kamu menyukai seseorang, maka terlebih dahulu menyukai apa yang ia suka. Begitu ucapannya dua hari yang lalu dan langsung Mi Eun mengikuti sara dari sahabat kecilnya itu.

Seperti pagi ini, walaupun sudah diberi tatapan maut super tajam oleh Sehun, gadis itu masih tetap mengikuti Sehun menuju tokoh buku dan bersikap sok akrab dengannya.

"Uh, daebak! Kau bisa membaca semua itu?!" kata Mi Eun riang sembari menunjuk tumpukan buku yang sedang dipegang oleh pria di sampingnya.

Sehun melirik sekilas, mendengus, lalu bersikap seperti awal lagi, diam dan dingin bahkan tak menanggapi pertanyaan Lee Mi Eun.

"Coba aku lihat," Mi Eun mengambil satu buku dari tangan Sehun dan membaca judul yang tertera di sana, "Karakteristik seorang Dokter? Wuah, kau benar-benar ingin menjadi Dokter ya." Mi Eun tersenyum sumringah.

Sehun mengangkat bahu tak acuh, pria itu mengambil buku yang tadi diambil Mi Eun secara paksa. Langkah kakinya berjalan menuju kasir, membayar semua buku yang ia beli dan kemudian melangkah ke tempat duduk yang tersedia di toko buku, tentu saja masih dengan Mi Eun yang mengikutinya.

Mi Eun ikut mendudukkan diri di samping Sehun, menatap pria yang sekarang sudah larut dengan dunianya sendiri bersama buku bacaan sialan. Mi Eun merengut, merasa terabaikan ia mencoba membuka suara lagi.

"Hun! Aku lapar." Jujurnya pada Sehun yang masih tetap bergeming.

Kali ini ia tidak bisa berbohong, Mi Eun terbiasa dengan sarapan, karena ia mempunyai riwayat penyakit maag. Tapi kali ini, demi menemui Sehun, ia bangun lebih pagi dari biasa sekedar berdandan dan tampil lebih special. Hingga sampai 10 pagi kini, perutnya sama sekali tak menerima asupan. Perutnya sekarang luar biasa perih, melilit dan seperti ada jarum besar menancap di sana. Mi Eun meremas perutnya, gadis itu meringis dan mengerang membuat Sehun menoleh dan terkejut saat melihat Mi Eun sudah membungkuk dari duduknya.

"Hey? Kau kenapa?"

"Sa--sakit uh!" tangan Mi Eun masih tetap berada di perutnya.

Sehun menyentuh lengan Mi Eun, membantu tubuh gadis itu menegak dan berhadapan dengannya. Pria itu menyentuh hati-hati perut Mi Eun yang terbalut dress gading tipis, ia berkata dengan nada khawati, "Apa di sini sakit?"

Mi Eun mengangguk lemah. Sehun langsung bergegas mengambil sebotol air dan membantu Mi Eun meminumnya dengan perlahan-lahan. Ia Mahasiswa kedokteran, dan Sehun bisa tahu bahwa diderita Mi Eun adalah maag.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Nerd Boy [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang