Berbeda?

68 4 0
                                    

Please, tetep pertahanin senyum lo. Lo cantik.

-Surya Nirtanegara

. . .

Dear, Rida Halisa
Gue seneng lo gapernah nangis lagi. Jangan dengerin perkataan orang, lo harus jadi diri lo sendiri.

Lagi. Lagi-lagi coklat dan bunga mawar kecil beserta tulisan ada di laci meja Rida. Tapi kali ini tulisannya tidak seromantis kemarin. Namun bukan itu yang menjadi permasalahan yang dipikirkan Rida sekarang. Tapi siapa pengirimnya?

"Siapa sih ya Da?" Selly mulai ikut penasaran dengan benda2 yang ada di laci meja Rida.

"Aku juga gatau Sel, kayanya dia orang yang kenal aku deh. Tapi aku juga gatau siapa." jawab Rida dengan raut wajah bingung

"Biarin aja lah Da, itung-itu nambah fans." ucap Selly sambil terkekeh.

"Tapi, udah 2 hari ngirimin kaya gini. Aku makin penasaran deh."

"Gimana kalo kita tunggu seminggu berikutnya? Kalo dia ngirimin kaya ginian sampe seminggu kedepan, itu artinya kita harus cari tau siapa yang ngirim. Gimana?" tanya Selly meminta pendapat Rida akan idenya itu.

Rida berpikir sejenak, apa yang dikatakan Selly memang ada benarnya. Ia harus menunggu seminggu kedepan, siapa tau ini hanya salah alamat.

"Yaudah, kita tunggu seminggu kedepan. Kalo seminggu masih ngirimin kaya ginian, pokoknya kita harus cari tau siapa pengirimnya. Harus." jawab Rida menyetujui ide Selly.

"Oke. Seminggu kedepan." ucap Selly mantap

. . .

"Hello sayangku, cintaku, belahan jiwaku, separuh nafasku" teriak Gesta ketika masuk ke dalam kelas.

"Apaan sih lo. Homo. Jayus banget." kata Rigas kesal dengan ulah Gesta yang pagi pagi sudah brisik.

"Bahagia banget emang lo?" tanya Hildan sekenanya.

"Uluh uluh, sejak kapan ayang Hildan pengin tau banget sama aa Gesta? Ayang Hildan sakit?" tanya Gesta meledek.

"Apaan si lo. Gue jutekin lo marah-marah ngga jelas, gue tanyain lo malah ngira gue sakit. Gila lo!" kesal Hildan

Gesta yang mendengar jawaban Hildan lebih tertarik untuk menggodanya. Ia mencolek-colek dagu Hildan, serta memeluk Hildan dari samping yang membuat Hildan bergidik ngeri.

"Jadi sekarang gebetan lo tipenya kaya Hildan Ta?" tanya Surya yang ikut jijik melihat tingkah Gesta yang sangat sangat tidak waras.

"Enak aja lo! tipe cewe gue sekarang itu kaya temennya si culun itu." ucap Gesta sambil menampakkan cengiran lebarnya dan juga wajah menantangnya

Sedangkan teman-temannya hanya melongo mendengar perkataan Gesta. Temannya ini sedang sakit?

"Maksut lo Selly?" tanya Rigas memastikan bahwa telinganya itu tak salah dengar

Gesta mengangguk membenarkan ucapan Rigas. Teman-temannya semakin melongo tak percaya bahkan hampir ngiler dibuatnya.

"Bilang aja lo suka sama si Selly nya, toples!" teriak Surya dengan kesal karena temannya selalu pintar mengeles.

HATE BUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang