Nama : Park Chan-Yeol
Tanggal lahir : 27 November 1995
Tempat lahir : Seoul, Korea Selatan
Kewarganegaraan : Korea
Posisi : Visual, Vokal, lead Rapper, dancer
Tinggi : 187 cm
Berat : 70 kg"No matter how difficult and hard something is, I will always be positive and smile like an idiot" - Chanyeol
_ _ _ _
"Seohyeon-ah," tanpa menoleh ke sumber suara pun aku sudah dapat menebak siapa yang baru saja memanggilku. Dan benar saja, dia sekarang sedang mengimbangi langkah kaki kecilku.
"Perlu sesuatu ?" aku tetap sibuk dengan berkas - berkas yang berada di pelukanku sambil berjalan ke ruanganku, tanpa menggerakan kepalaku.
"Seohyeon-ah," dia memanggilku lagi, tetapi responku tetap sama seperti sebelumnya, hingga akhirnya diriku terhantam dengan sesuatu yang lebih tinggi dariku dan sangat kekar.
'Brugh'
"Chanyeol-ssi," aku berdecak kesal dengan pemuda jangkung yang sedang menghalangi jalanku ini, saat aku mengadah, kulihat wajahnya menunjukkan ekspresi kesal yang sama denganku. Tetapi menurutku itu sangat menggemaskan, ohh tidak bisakah tempat kerjaku tidak dipenuhi orang berwajah tampan dan menggemaskan.
Aku menghela nafasku pelan, lalu memandang mata lawan bicaraku sambil tersenyum.
"Bicarakan di ruanganku,"
_ _ _ _
"Jadi bagaimana ?" ia menatap intens ke arahku, aku membalas dengan hal yang sama.
"Ini bisa dilakukan beberapa kali," awalnya aku menatapnya dengan serius, tetapi pada akhirnya aku mengerang sendiri.
"Akhh Chanyeol-ssi, bisakah kau berhenti,"
"Kau kan tau aku paling tidak tahan dengan alat kecantikan seperti ini," aku menatapnya dengan memelas, kenapa ia tidak memberikannya secara gratis atau sebagai ucapan selamat datang padaku.
"Ayolah Seohyeon-ah, bahkan aku sudah memberikan diskon padamu karena kau managerku," ia tetap bersikukuh dengan pendiriannya, aku juga mendengar dari member lain kalau dia sedikit pelit, Hmm....
"Oke aku ambil yang satu itu," ucapku pada akhirnya setelah menimbang semuanya dengan cukup baik.
"Aku tau kau akan menanggapinya dengan bijak," ia tersenyum penuh kemenangan sekarang, bijak dalam arti membantu usahamu itu kan, hufft.
"Ohh ya Seohyeon-ah, akhir minggu ini tidak ada jadwal kan ??" Aku menatap kaca jendela di sebelah kananku dengan mimik seperti mengingat sesuatu.
"Ahh, benar tidak ada tapi sorenya kalian harus pergi ke studio, ada yang ingin ditunjukkan Jaesuk," dia tersenyum kecil, dan ekspresinya menunjukkan ia sedang merencanakan suatu hal.
"Temani aku pergi minggu ini," kukira itu bukan pertanyaan melainkan sebuah perintah dengan sedikit permintaan (?).
"O-okay," lagipun aku ingin berjalan-jalan juga, tapi bukan itu tujuanku melainkan ini adalah artisku, jadi aku harus menjaganya bagaimanapun juga.
_ _ _ _
Dan tibalah hari itu, minggu pagi yang sangat damai dan menyejukkan hati, itu akan berlangsung lama jika pemuda itu tidak bertingkah childish, siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol.
Dia menyuruhku menemaninya pergi ke sebuah taman yang berisi permainan anak-anak, dan tentu saja dengan kondisi yang tidak terlalu ramai. Kalau saja tempat ini ramai, entah sudah berapa banyak papparazi yang mengerubungi kami, eh ralat mengerubungi pemuda itu.
Aku melihatnya dengan nanar dari sebuah bangku kayu yang tersedia di taman itu. Aku sempat berpikir apakah masa kecilnya kurang bahagia, tapi setelah ku perhatikan lama, dia terlihat manis apalagi saat bermain dengan beberapa anak kecil disana.
Ia melihat ke arahku dan mengajakku untuk bergabung dengan mereka, aku hanya menggeleng pelan, tapi tanpa kuduga ia mendekat dan tangan kekarnya menarikku pelan untuk bergabung. Dan disinilah aku sedang berada di ayunan dengan posisi Chanyeol mendorongku dengan kedua anak kecil tadi.
Selepas itu, aku memainkan hampir seluruh permainan di taman ini dan ikut dalam rencana pemuda jakung itu. Menurutku aku sudah merasa sangat bahagia saat ini, dapat melepas penat dari keseharian menjadi manager dan kupikir begitu juga dengan Chanyeol yang melepas tekanan menjadi selebritis.
"Sepertinya kita harus sering-sering ke tempat ini ?" Aku lantas menoleh cepat ke arahnya dengan wajah cemasku.
"Terlalu terbuka, tidak baik, bahkan kita tidak akan pernah tau kan jika tiba-tiba ada sasaeng mu," aku memasangkan maskernya dengan benar untuk mengurangi potensi adanya serangan dari fans maupun haters.
"Hanya disini kau bisa tertawa lepas dan melepas semua penatmu," aku terhenti saat tanganku tepat berada di wajahnya, tangannya menggapai tangan kananku.
"Aku menyukai tawa mu," kalimat itulah yang keluar dari mulutnya. Reflek aku langsung memukul kepalanya dengan tangan yang di tahan pemuda itu.
"Jangan sembarangan, kau mau apa ? Menjadi mangsa disini, ditempat sedamai ini, kau malah akan membuatnya tercemar dengan mengundang keributan tau," dia hanya meringis dan terdiam, seperti anak kucing yang langsung menurut pada induknya.
"Sekarang kita kembali, Jaesuk sudah menunggu," aku menarik telinga kirinya dengan gemas sambil berjalan menuju mobilnya.
"Akhh noona apa kau ingin membuat telinga artismu terlepas," dia merengek kepadaku sambil meringis.
"Kalau kau masih berbicara yang aneh-aneh, maka jawabanku tentu saja, iya" aku tidak habis pikir dengan anak kelinci yang satu ini, ralat sepertinya bukan hanya anak ini tapi mereka semua.
"Dan aku masih terlalu muda untuk kau panggil kakak Channie," pemuda itu tetap meringis seperti tadi, dan itu membuatku mendapat suatu sensasi yang membahagiakan, bukan karena aku seorang yang suka orang lain menderita.
Aku sama sekali tidak melukainya kau tau, bahkan tarikan tanganku itu sama seperti saat aku menggandeng seorang bayi yang kulit dan tubuhnya masih sangat lemah. Hanya, yahh... mungkin kau tau apa yang ku maksud.
Park Chanyeol, dia memang seorang moodmaker dalam grup, entah dari mana dia mendapatkan sebuah quotes akan tetap menjadi orang idiot, hmm tapi kuakui patut untuk dijadikan dorongan mungkin.
☆ ☆ ☆ ☆
Kamis, 10 Mei 2018