Nama : Jeon Wonwoo / Wonwoo
Tanggal lahir : 17 Juli 1996
Tempat lahir : Changwon, Gyeongsangnam, Korea Selatan
Kewarganegaraan : Korea
Posisi : maknae, rapper, visual, dancer
Tinggi : 182 cm
Berat : 63 kg_ _ _ _
Saat ini aku sedang berada di dalam mobil van, masih berkutat dengan berkas-berkas jadwal para anak kelinciku. Pada jam yang sama, masing-masing dari mereka memiliki jadwal yang berbeda.
Henry dengan acara di sebuah radio, Chanyeol sedang ada pemotretan produk ternama, dan Hoshi yang memilih untuk mengunjungi kafe miliknya. Menyisakan diriku bersama satu anak kelinci termuda, Jeon Wonwoo. Hari ini jadwal anak itu menjadi penyiar di stasiun radio, yang mana telah usai beberapa waktu lalu. Dan selanjutnya, kami akan pergi ke kafe Hoshi untuk menjemputnya.
"Manajer Shin,"
"Ya?" sontak aku menjawab panggilan itu dan menoleh ke sumber suara. Dapat kulihat pemuda itu menatapku dengan tatapan yang ... ekhem, intens tetapi kadang membuatku meleleh.
"Jadwal selanjutnya dimulai jam berapa?" aku beruntung tidak sedang menyetir saat ini. Satu hal, aku paling lemah dengan pemuda yang memiliki suara berat, contohnya manusia di sebelahku ini.
"Sekitar jam 5," dia hanya mengangguk sekilas. Aku mengeluarkan kalimatku selanjutnya. "Istirahatlah, kau terlihat berantakan sekarang,"
Dia tidak membalasku ucapanku dan membuatku kembali mengurus berkas di tanganku. Aku beruntung mudah beradaptasi dengan pekerjaanku sekarang, sungjae i-sa menuntunku di awal hari kerjaku. Sepertinya aku harus menraktirnya dengan gaji pertamaku. Disaat aku berkutat dengan tabku, aku merasakan ada yang mendarat di bahu kiriku. Eehh ??.
"Wonu ??" aku mengernyitkan dahi, sejak kapan anak ini berada didekatku. Terakhir kali aku melihatnya bersandar didekat pintu.
Aku baru saja ingin mencari bantalan untuknya, tapi tangannya lebih cepat untuk menahanku.
"Biarkan begini saja," dia menatapku sejenak dengan tatapan sendunya, membuatku terdiam dan membiarkan pemuda itu mencari kenyamanan di bahu kananku.
"Kau akan kesakitan Wonu-ya," aku mencoba untuk merayunya, tetapi gagal.
"Aku malas untuk berpindah Manajer Shin," matanya tetap tertutup saat menjawabku.
"Baiklah," setelah itu hanya hembusan nafas yang kudengar.
Nafasnya teratur, wajahnya menunjukkan kelelahan, dalam sisi yang berbeda aku melihat ketenangan dari dirinya. Aku yang awalnya bingung hanya mampu menghela nafas dan membiarkannya menggunakan bahuku sebagai bantal.
Sudahlah, tidak apa-apa. Kenapa dia sangat menggemaskan. Aku tidak tahan. Ck, hey Seohyeon selesaikan pekerjaanmu. Aku menggeleng pelan dan sibuk dengan tabku kembali. Ralat sepertinya tab dari agensi kkk....
Aku merasakan gerakan di bahu kananku, kulihat Wonwoo mengernyitkan dahinya dengan wajah ketakutannya. Tak lama ia mengerang pelan dengan keringat dingin yang bercucuran.
Aku sontak mengusap kepala dan pundaknya, membiarkan ia bersandar di pundakku dan memberinya ketenangan. Sepertinya sedikit berhasil, nafasnya mulai teratur seperti sebelumnya. Aku menarik tanganku dari kepalanya tetapi tangannya menahanku.
"Jangan berhenti mengusap kepalaku," sepertinya dia mengigau, suaranya serak dan lemah membuatku menelan bulat salivaku.
"Jangan pergi,"
"Aku tidak suka sendiri."
Kenapa kau terlihat begitu lemah dan rapuh Wonu-ya, aku malah ingin memelukmu dan membuatmu tegar.