5

146K 12.7K 399
                                    

Bebh Part di pekat emang pendek, soalnya cerita ini Inak tulis bertaun2 yang lalu, pas masib belajar nulis wkwkkwkw                       

💙💙💙💙

Aku mengelus perutku dengan tangan gemetar yang basah oleh keringat, kebiasaan baru yang muncul begitu mengetahui bahwa sekarang tumbuh nyawa baru dalam rahimku.

Ini seperti lelucon menyebalkan yang harusnya membuatku menangis, tapi ada rasa hangat membuncah tanpa jeda saat fakta bahwa beberapa bulan kedepan aku akan resmi menyandangkan status ibu. Status yang sangat mulia terlepas dari kerumiitan yang melatari adanya bayi ini.

"Pak RT sama Pak Tommy sudah datang," beritahu bapak pada kami semua yang ada di ruangan itu. Aku mengangkat kepala yang sejak tadi tertunduk ketika mendengar suara salam dari tetangga dan kepala RT, lalu buru-buru menunduk lagi saat pandanganku tak sengaja bersiborok dengan Raksa yang kini memandangku tajam penuh perhitungan.

Aku nyaris tak bisa menangkap basa basi atau lebih tepatnya ucapan ramah tamah manusia-manusia yang mengisi ruangan yang sama denganku kini, karena aku terlalu sibuk mengatur detak jantungku yang menggila saat Raksa mulai mengambil alih situasi, bicara amat tenang dan tegas saat menyampaikan maksudnya untuk memilikiku kembali.

Sekali lagi aku menggerakkan jemariku pada tonjolan di perutku. Berharap bayi yang bergelung di dalamnya tak merasakan betapa dahsyat huru hara di dadaku.

"Aku ingin kembali padamu dan dengan ini kita rujuk."

Kalimat dari Raksa terasa begitu asing, dan meski mendengar kata hamdallah dari berbagai sudut ruangan, aku merasa tersisih dan tak berdaya sendiri. Jelas aku tidak bisa menolak ketika pak RT dan pak Tommy-tetangga bapak, memutuskan bahwa proses rujuk kami sah dan kini Raksa kembali memiliki hak penuh terhadapku, kewajiban yang dulu ia kembalikan kepada bapak kini berada di pundaknya kembali. Aku dan bayi dalam perutku adalah hak milik Raksa sekarang.

Menyeka sudut mataku yang terasa panas dan telah berair. Aku hanya memilih diam. Kelegaan dalam suara ibu dan bapak adalah penghalang terbesar untuk membantah keinginan Raksa. Lagipula jika kini aku bersikeras berpisah, hukum agama kami jelas tidak akan membenarkan tindakanku dan tak satupun dari keluargaku yang akan memberikan dukungan moril. Aku merasa seperti tersangka yang berusaha menyembunyikan fakta fatal dan berhak mendapat penghakiman masal sekarang.

"Mimi, bisa antar Faira ke kamar, dia butuh istirahat." Aku hanya pasrah saat ibu dan Mimi mebimbingku masuk ke kamar setelah perintah bapak, meninggalkan para lelaki yang sedang berdiskusi perihal kondisiku dan hukumnya dalam islam.

Aku tidak pernah menyangka bahwa akan datang hari ini, dimana aku resmi kembali menjadi istri Raksa dan yang lebih meyakitkan bahwa ini terjadi karena satu alasan, bahwa aku tengah mengandung darah dagingnya. Pewaris yang telah lama dimimpikan keluarga Dewangga. Rasa sakit itu semakin menjadi ketika aku pun menyadari, bahwa Raksa juga terpaksa memilihku kembali, meski hatinya kini sudah bukan untukku lagi.

*****

Tbc

Love,

Rami



Percaya deh, ini calon emak pengen banget pengsan 😂

Follow ig @ramiamalia

PekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang