[Minakushi]
---
Kushina menggeliat tidak nyaman, matanya yang sebelumnya terpejam kini mulai mengerjap pelan hingga menampakkan iris violetnya yang masih memerah.
"Eng..." Kushina menyamankan posisi badannya dengan pelan, lalu mengucek matanya yang masih terasa berat karena mengantuk.
"Sudah bangun, eh?" Mata Kushina melotot lebar dengan pipi bersemu merah saat mengetahui yang menjadi bantalan kepalanya adalah dada bidang bukannya sebuah bantal ataupun pohon, belum lagi ia baru saja mendengar suara berat yang tidak asing di indra pendengarannya. Lalu, dengan kekuatan penuh ia segera mendorong dada bidang yang ternyata milik Minato, yang sedang menggendongnya hingga membuat keduanya terjatuh.
"I-itai~" Minato meringis sakit saat bokong indahnya mencium tanah. Dengan segera Minato bangun dan menolong Kushina yang masih terdiam di tempat, mungkin karena ia masih belum sepenuhnya mengumpulkan kesadarannya.
"Kenapa aku bisa ..," Kushina terdiam, ia segera meraba-raba tubuhnya dan menatap Minato dengan pandangan bengisnya. ".., jangan-jangan ..."
Minato memerah, sebelum ia dengan segera ia kibaskan kedua tangannya. "Tidak! Aku tidak melakukan apapun," ucap Minato histeris, saat melihat Kushina yang sudah mulai mengamuk.
"Eh?" Kushina terpekik kaget, amarahnya yang sudah muncul hilang begitu saja. Minato yang berada di hadapannya pun sampai dibuat bingung, apalagi saat Kushina memukul kepala bersurai merahnya berkali-kali sambil mengumamkan kata 'bakka'.
Minato mendekat, menepuk pundak Kushina perlahan. Namun, Kushina langsung menangkap sebelah tangan Minato yang sedang menepuk pundaknya. "Antar aku ke tempat latihan sekarang juga," ucap Kushina dengan panik. Namun, segera dilepaskannya tangan Minato yang sudah tersadar sepenuhnya. "E-eh, tidak jadi! Sudah sana Minato kun pulang saja, aku ... etto, ada urusan sebentar."
Minato mengernyit, ia segera menggelengkan kepalanya pelan. "Demo, ini sudah malam. Tidak baik membiarkan seorang gadis berjalan sendirian," ucap Minato sambil berjalan mendahului Kushina.
"Memangnya siapa yang kau panggil gadis?" Kushina berteriak kesal sambil menghentakkan kakinya, "aku bukan seorang gadis kecil yang masih harus dijaga," raungnya kesal, sebelum akhirnya ia mendorong kuat Minato hingga tersungkur dan setelahnya ia pun berlari ke dalam hutan meninggalkan Minato.
"I-ittai~" rintih Minato kesakitan sambil bangun dari posisi tersungkurnya, "aish, dia itu kenapa sih?" Minato menghela nafas panjang sambil bersidekap dada, tidak lama kemudian ia pun segera menyusul Kushina yang sudah terlebih dahulu memasuki area hutan.
◼ Minakushi Story◼Hari sudah gelap, bahkan para binatang malam pun sudah mulai menunjukkan eksistensinya. Sementara sang raja siang sudah terbenam sepenuhnya dan kini digantikan dengan lembutnya cahaya bulan yang hampir menyinari seluruh desa Konoha. Hampir? Ya, benar hampir. Karena memang ada beberapa tempat yang tidak bisa ditembus oleh cahaya bulan, salah satunya adalah hutan yang sedang ditelusuri Kushina saat ini.
Gelapnya hutan yang memang dikarenakan rimbunnya pepohonan yang berjejer hingga membuat cahaya bulan tidak dapat menembus dengan mudahnya, ditambah dengan dinginnya angin malam yang membuat bulu kuduk berdiri ternyata sama sekali tidak menyurutkan langkah kaki Kushina. Malah yang ada sebaliknya, Kushina kelihatan sangat bersemangat (?)
Lihat saja langkah kakinya yang segaja ia hentak-hentakan, juga wajahnya yang sudah memerah sempurna dengan surai merahnya yang berkibar. Uh, tunggu---sepertinya kata bersemangat kurang cocok untuk menggambarkan keadaan emosi Kushina saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minakushi Story
CasualeSemuanya butuh proses... Begitu juga dengan rasa cinta yang tumbuh di hati kedua insan ini... Tapi, jangan khawatir... Karena sejauh apapun mereka, mereka pasti akan bersatu kembali... Karena mereka tidak akan pernah bisa memutus benang merang yang...