|Hari terakhir|
06.35
Di serambi ruang ujian...."Woii! Handphone gue hilang!" Angkasa berteriak tidak karuan dan menyebabkan keributan.
"Ish, apaan, sih, tu orang?" Raya menggumam sebal, merasa terganggu dengan semua keributan tersebut.
"Namanya juga kehilangan barang, ya panik, lah, Ray," sahut Ajeng yang mendengar gumaman Raya.
Angkasa berjalan ke arah Raya dan Ajeng.
"Wah mau ngapain, nih? Mau nuduh gue yang ngambil, nih, pasti," Raya menebak-nebak.
"Dek, pinjem handphone kamu, dong. Buat misscall handphone-ku," ujar Angkasa yang langsung mendapat respon tidak enak dari Raya, "harus banget pake punya gue?"
"Aelah, Ray. Kasihan, tuh, kakaknya," Ajeng menimpali. Tanpa persetujuan, dia menyerahkan handphone Raya —yang dipinjamnya untuk melihat foto kisi-kisi yang semalam dibagikan di grup kelas— kepada Angkasa.
Raya pun hanya mendengus keras-keras, sedangkan Angkasa, dia tampak tak berdosa. Dengan lihai ia men-dial nomornya.
Lalu, terdengar suara ringtone yang berasal dari benda di saku celana Angkasa. Dia menepuk jidatnya dan berkata, "ya ampun!"
Raya mendelik kesal seolah berkata, 'ada yang bisa gue banting?', sedangkan Ajeng malah terkikik geli.
Angkasa mengembalikan handphone Raya sambil ber-hehe ria. Kepulan asap sudah membumbung di atas kepala Raya.
Yes, dapet nomornya Dek Raya, batin Angkasa.
~~~
Part yang ini agak panjang y :"
Keep vomment guys,
luv u!
:3
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Days Tablemate [COMPLETED]
Short Story"Dek, tahu rumus segitiga istimewa nggak?" "Kerjain sendiri kenapa, sih? Gue udah pusing sama soal-soal ini, kak!" "Duh, aku nggak paham segitiga istimewa, soalnya buat aku yang istimewa itu cuma kamu." "Berisik!" . . Dipertemukan dan berkenalan ket...