|Hari Kedua|
06.35
"Eh, Raya udah dateng. Rajin amat, dek."
"Hm iya," sahutku malas-malasan, karena ini masih pagi dan seorang hama muncul mengganggu begitu saja.
"Siapa Ray?" celetuk teman di sebelahku –Ajeng– yang melirik aneh Angkasa.
Ajeng memang belum tahu –belum pernah melihat wajahnya meski aku pernah mengatakan namanya– kalau Angkasa adalah teman semejaku selama PAS, karena kami beda ruangan.
"Kamu mau kenalan sama aku? Ayo kenalan, tapi maaf nggak bisa jabat tangan. Soalnya tanganku cuma mau pegangan sama tangan Raya. Hehehe."
"Jeng, kantin yuk. Gue belum sarapan," kataku tiba-tiba. Aku tidak benar-benar ingin ke kantin. Hanya ingin terlepas dari keanehan kakak kelas satu itu.
Untung Ajeng peka. Tanpa ada penolakan, dia bangkit dan bersiap menggandengku ke kantin. Padahal aku tahu, ini masih pagi, dapat dipastikan kalau seorang Ajeng sedang dalam masa pemulihan dari kemagerannya.
"Makan yang enak ya, Ray. Jangan kayak aku yang makan ati gara-gara dicuekin mulu."
~~~
Apa coba maksudnya? -Raya
Nah loh apa? -Gidayu
KAMU SEDANG MEMBACA
8 Days Tablemate [COMPLETED]
Short Story"Dek, tahu rumus segitiga istimewa nggak?" "Kerjain sendiri kenapa, sih? Gue udah pusing sama soal-soal ini, kak!" "Duh, aku nggak paham segitiga istimewa, soalnya buat aku yang istimewa itu cuma kamu." "Berisik!" . . Dipertemukan dan berkenalan ket...