21

4.4K 618 53
                                    

Pulang sekolah hari ini, Jihoon langsung duduk di sofa ruang tengah, di samping Jieun yang sedang menonton TV bersama dengan Han Seulgi. Sejak di mobil tadi, moodnya mendadak berubah jadi tidak baik karena informasi yang di berikan oleh Kim Minho. 

"Siap-siap Hoon," kata Kim Minho sebelum ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya sendiri untuk bersiap-siap. Woojin juga yang biasanya saat pulang sekolah langsung menemani adiknya bermain atau menonton, kali ini langsung memasuki kamarnya untuk bersiap-siap.

Jihoon bukannya menuruti kata-kata Kim Minho untuk bersiap-siap, malah semakin menyamankan dirinya di sofa. Kancing seragamnya iya buka dua teratas, lalu mengacak rambutnya sendiri dengan asal.

"Hoon, kata om Minho kan kamu siap-siap."

Jihoon mengalihkan pandangannya pada Han seulgi yang duduk di samping Jieun satunya lagi. Wanita itu tampak tersenyum dengan lembut pada Jihoon, namun dibalas oleh wajah cemberut khas dirinya ketika sedang marah.

"Nggak mau tante," Jihoon sekarang malah memeluk Jieun yang sejak tadi sedang serius menonton Tinker Bell di TV. Tangannya melingkar dengan lembut di perut adiknya, lalu dagunya ia sandarkan pada bahu milik Jieun setelah berhasil mencium pipi adik kesayangannya itu sekilas.

Han Seulgi baru saja akan menimpali lagi kata-kata Jihoon ketika Kim Minho menampakkan dirinya di ruang tengah, seraya duduk di samping Jihoon.

"Siap-siap, Hoon. Ayah minta kamu ikut."

"Nggak mau om. Pokoknya Jihoon nggak akan ikut. Nanti aja kalau udah lulus sekolah, Jihoon janji Jihoon bakalan ikut."

"Ayah yang minta loh Hoon. Woojin juga ikut."

Disaat Jihoon sedang memikirkan alasan demi membuat Kim Minho menyerah untuk menyuruhnya ikut, Woojin keluar dengan setelan rapi khas orang kantoran. Kalau saja Woojin bukan saudaranya, mungkin Jihoon sudah jatuh pada pesonanya saat ini.

 Kalau saja Woojin bukan saudaranya, mungkin Jihoon sudah jatuh pada pesonanya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jihoon nggak usah ikut, sekretaris Kim. Kalau nggak berangkat sekarang, mungkin kita bakal telat."

Mendengar Woojin yang entah benar-benar takut terlambat atau memang membela Jihoon, membuat senyum di wajah gembul Jihoon terlihat. Jihoon melepaskan pelukannya pada Jieun untuk berlari menghampiri Woojin dan segera memeluk saudara kesayangannya itu. Satu kecupan mendarat di bibir Woojin.

"Hehehe thanks Jin. Salam ke ayah."

Jihoon hendak melepaskan pelukannya pada Woojin ketika tangan Woojin menahan pergerakannya, lalu ia membisikkan sesuatu tepat di depan wajah Jihoon, "gua tau lo mau ketemu Guanlin. Inget. Jangan macem-macem."

"Iya iya. Udah gih berangkat. Nanti rapatnya telat."

Kim Minho menghampiri mereka berdua, lalu menatap Jihoon dengan tatapan teduh bak seorang kakak pada adiknya, "kalo ada apa-apa bilang sama tante Seulgi dulu ya Hoon."

Setelah itu Woojin dan Kim Minho meninggalkan apartemen untuk rapat. Iya, rapat. Rapat direksi.

Ayah mereka, yang saat ini menjabat sebagai pemilik Park Corporate, memang mengadakan rapat direksi rutin setiap bulannya. Semua direktur dari perusahaan ataupun anak perusahaannya wajib untuk menghadiri rapat tersebut, guna untuk memantau pergerakan perusahaannya juga untuk menjaga silaturahmi.

Aquiver - PANWINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang