3

102 13 0
                                    


"Aresa!!!"

Teriakan itu sangat-sangat keras, hingga rasanya satu sekolah melihat ke arah sang peneriak yang berlari ke arah Aresa.

"Hei!" Sang peneriak bernama Tara, teman terdekat Aresa.

Seperti yang dilakukannya, hobinya adalah berteriak.

Memang sedikit berbeda.

Tapi itulah hobinya.

Ok, back too Aresa.

Teriakan Tara tadi memang lah sangat keras, namun itu seperti nya tidak membuat Aresa tersadar dari lamunannya.

Sejak sampai di gerbang sekolah hingga pertengahan lapangan, Aresa masih saja asyik bergelut dengan pikirannya.

Yahh,, itu tentang lelaki payung kemarin.

"Hei!" Tara memukul bahu Aresa, yang akhirnya membuat Aresa kembali tersadar.

Aresa menoleh ke arah seseorang yang menepuk bahunya, "Oh.. bai Tara" sapanya begitu tau jika orang itu adalah Tara.

"Melamunkan apa?"

"Nothing. Hanya sedikit mengantuk saja" bohong Aresa, padahal dia sama sekali tidak mengantuk.

Tara memandang Aresa penuh selidik, lalu memasang tampang biasanya lagi. "Ok baiklah, aku percaya"

"Aku duluan" Tara melambaikn tangannya ke arah Aresa.

Dan dibalas senyum oleh Aresa. Senyum yang sangat manis.

------

Siang ini, Aresa kembali dibuat berpikir.

Saat membuka lokernya tadi, dia menemukan selembar kertas.

'Payung nya bisa kau kembalikan nanti sore. Di depan cafe mirc' -Mr.Umbrella

Aresa semakin dibuat bingung saja dengan lelaki yang meminjami nya payung, untuk apa dia bahkan menyamarkan namanya. Nanti juga dia akan tau saat mengembalikan payung.

Kenapa susah-susah menyamarkan nama?

------

Umbrella ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang