18

67 9 0
                                    


Setelah berhari-hari selanjutnya, mereka bertiga menjadi lebih dekat.

Ah tidak, Sei yang mendekat pada Aresa. Dia selalu menunggu Aresa di depan gerbang sekolah untuk jalan bersama saat pulang.

Sei selalu melakukannya, tidak dengan Danish yang kadang hanya ikut-ikut saja.

Dan jika ada Danish, maka Aresa akan bersyukur karena tak hanya harus berdua dengan Sei. Lagipula, Aresa suka memperhatikan wajah Danish.

Eh

Yah,, wajah Danish memang ganteng. Aresa sangat-sangat mengakui itu.
Hanya saja, tak pernah diucapkannya. Malu tentu saja.

Tidak seperti Sei, yang tak tau malu. Seperti kejadian saat pulang sekolah tadi.

"Aresa" panggil Sei begitu melihat Aresa sudah keluar dari kelasnya dan hendak berjalan menuju gerbang sekolah.

Melihat Sei yang sudah didepannya, membuat Aresa menjadi jengkel. Sempat terpikir ingin balik arah, tapi hanya akan membuat waktu pulang nya menjadi lama saja.

"Hei" Sei sudah tiba saja disamping Aresa sambil merangkulnya.

Aresa tentu saja melepaskan rangkulan itu, dan berjalan mendahului lelaki pengganggu baginya itu.

"Hehehe... mukanya senyum dong" pinta Sei.

Dengan terpaksa agar Sei diam, Aresa tersenyum paksa.

Dan berakhir dengan cubitan di pipi kanan dan kirinya oleh Sei. "Nah, baru cantik"

Ck, Masa bodoh aku cantik apa nggak.

----------

Umbrella ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang