Chapter 23 : Kau Menakutiku

1.2K 158 1
                                    

Jihyun menatap langit-langit kamarnya. Ia tengah berbaring di ranjangnya dengan laptop yang masih menyala di sampingnya sambil memikirkan apa yang tengah terjadi hari ini. Ia sama sekali tidak bisa menulis novelnya. Imajinasinya benar-benar buntu saat ini.

Tiba-tiba saja pikirannya melayang kepada laki-laki aneh itu. Ya, laki-laki dengan mantel dongker biru dan rambut cokelat dengan tinggi 178-180 cm yang mengaku bernama Kim Taehyung. Siapa laki-laki itu sebenarnya? Apa ia mengenal Jihyun bukan karena Jihyun adalah seorang penulis? Berarti .. ia mengenal Jihyun sejak lama. Tapi siapa? Jihyun sendiri sangat yakin ia tidak pernah mengenalnya.

Sungguh, perlakuan lelaki itu sangat aneh terhadapnya. Mengikutinya kemanapun ia pergi? Itu sama saja dengan penguntit yang sudah diketahui identitasnya.

Agh, sudahlah. Hari ini semuanya terasa aneh. Jihyun hanya ingin mengistirahatkan otaknya sebentar.

***

Sudah tiga hari sejak kejadian di kafe waktu itu. Dan Taehyung masih tetap mengikutinya. Tentu saja hal ini membuat Jihyun semakin takut. Apa lelaki itu ingin berbuat macam-macam terhadapnya dengan alasan : kita kan teman? Seperti itu? Sungguh, Jihyun tidak habis pikir dengan Taehyung.

Aish, sudahlah. Lupakan.

Sekarang, Jihyun berada di depan gedung penerbitan langganannya. Ia baru saja bertemu dengan editornya untuk bernegosiasi dengan novel terbarunya yang belum ditulis satu chapter pun. Ia hanya butuh istirahat dan refreshing selama seminggu, bukan dikejar-kejar deadline setiap hari. Dan tanpa diduga, Jihyun diberikan waktu seminggu untuk liburan ke Pulau Jeju dan deadline diundur sebulan lagi!

Jihyun yang sedang menunggu jemputan Seokjin, tiba-tiba saja merasakan ponselnya yang bergetar di tas jinjingnya. Ia pun merogoh tasnya dan mengambil ponselnya yang kebetulan menampilkan layar yang menunjukkan siapa dialernya.

Tepat setelah melihat nama Seokjin tertera di sana, ia segera mengangkat teleponnya dan menaruh ponselnya di telinga kanannya.

"Yeoboseyo?"

"Keurae, aku akan pulang sendiri kalau begitu."

"Aniya, gwaenchana."

"Ne, jangan lewatkan makan siangmu. Annyeong."

Ya, setelah Seokjin meneleponnya dan mengatakan kalau ia tidak bisa menjemputnya pulang karena ada meeting mendadak di kantor, Jihyun memutuskan untuk pulang sendiri.

Jihyun berjalan keluar dari area gedung. Dan lagi-lagi, matanya menangkap laki-laki-aneh-dengan-mantel-dongker-biru itu tengah berdiri tidak jauh darinya, di bawah pohon sakura. Jihyun segera merogoh tasnya dan mencari earphone-nya. Namun nihil.

Sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadanya.

Jihyun berdecak, lalu mempercepat langkahnya menuju halte terdekat. Ia hanya ingin menghindari lelaki itu. Sungguh. Lelaki itu sangat mengusik ketenangan hidupnya.

"Bus berikutnya akan segera tiba."

Jihyun menghela nafasnya pelan. Dan tidak membutuhkan waktu lama, bus segera tiba dan ia segera memasuki bus tersebut, mencari kursi kosong, dan ia segera duduk di sana. Dan tanpa diduga, Taehyung ikut masuk ke dalam bus itu dan duduk di sebelahnya.

Jihyun mengangkat tangannya dan memijat pelipisnya. Ia sungguh pusing dengan apa yang Taehyung lakukan. Sebenarnya, apa kemauan lelaki aneh ini?

Entah mengapa, waktu terasa sangat panjang. Dan di dalam hati Jihyun, ia merasa seperti .. tidak asing. Entahlah, ia sendiri juga bingung. Ia merasa seperti pernah merasakan ini. Duduk berdua dengan seorang lelaki, dan yang pastinya bukan Seokjin. Tapi .. lelaki lain yang selama ini ia tunggu. Ia bahkan tidak tau siapa lelaki sialan tanpa identitas yang membekas di hatinya itu.

✓ Seventh Knight [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang