"Ada apa kau memanggil kami kesini?", tanya Jonghyun kepada Sungjae yang saat ini sedang duduk di sofa basecamp tempat Sungjae dan teman-temannya biasa kumpul.
Seperti biasa, Jonghyun datang dengan jas putih kebesarannya dan juga stetoskop yang masih melingkar di lehernya. Untung saja ia tidak membawa jarum suntik yang terkadang pula ia bawa kemana-mana.
"Duduklah dulu", ucap Sungjae yang berhasil dituruti oleh Jonghyun.
Kehadiran Jonghyun di tempat tersebut melengkapi kehadiran tim S4-95 yang memiliki sejarah telah memberantas kasus penggelapan dana suatu perusahaan terkenal yang dilakukan oleh oknum yang terbilang cukup terpandang pada zaman itu. Tetapi tim S4-95 memilih untuk pensiun dini beberapa tahun yang lalu karena salah satu personilnya yang memilih untuk berhenti.
Tim S4-95 merupakan tim yang dulunya berada di bawah lembaga milik Mr. Yook dan bergerak dalam penyelidikan terhadap suatu kasus yang sifatnya rahasia. Mereka terbentuk bukan karena seleksi ketat yang diadakan oleh lembaga tersebut setiap tahunnya. Tetapi atas dasar pertemanan dengan Sungjae, yang tak lain dan tak bukan merupakan anak dari Mr. Yook.
Tentu saja 'pertemanan' bukan fokus utama mengapa Sungjae memilih personil tim S4-95 tersebut. Profesi yang berbeda-beda dan perjalanan karir mereka yang tidak perlu diragukan lagi, sehingga Sungjae memutuskan membentuk tim S4-95.
"Jadi, kenapa kau mengumpulkan kami disini?", tanya Ong yang merupakan salah satu personil tim S4-95. Profesi Ong sebagai polisi yang menyebabkan ia juga menjadi personil tim S4-95 ini. Berbeda halnya dengan Jonghyun, Ong hanya menggunakan jaket kulit hitam untuk membungkus tubuh kekarnya itu. Tetapi tetap saja, borgol dan pistol selalu tersedia di kantong ajaibnya.
"Ada kasus yang menanti kita", ucap Sungjae.
"Bukannya kita sudah sepakat untuk pensiun dini dari pekerjaan ini?", tanya Jonghyun yang masih sulit membaca apa yang terjadi sebenarnya.
"Ini untuk yang terakhir kalinya", jawab Sungjae.
"Jadi kasus apa yang akan kita tangani?", kali ini pertanyaan tersebut terlontar dari mulut Taeyong. Berbeda halnya dengan Jonghyun, Taeyong sudah tahu ada hal yang tidak beres terjadi. Kepekaan Taeyong telah terlatih selama ini berkat profesinya sebagai Psikolog Forensik. Bukan hanya kepekaan, pemahamannya akan Ilmu Pernyataan juga sangat membantu Taeyong untuk memahami apa yang terjadi di sekitarnya.
"Sooyoung. Park Sooyoung", ucap Sungjae.
Jonghyun, Taeyong, dan Ong yang mendengar ucapan dari Sungjae mengerutkan dahinya. Ia terlampau bingung dengan apa yang terjadi— mulai dari Sungjae yang tiba-tiba menghubungi mereka untuk bertemu di basecamp yang sudah sekitar dua tahun lebih tidak ditempati, hingga nama Sooyoung yang terucap dari bibir Sungjae.
"Bukannya kasus Sooyoung telah di tutup?"
Pertanyaan Ong tersebut berhasil dijawab dengan jawaban yang sebenarnya tidak nyambung oleh Sungjae. Bagi Jonghyun, jawaban dari pertanyaan Ong hanyalah 'iya' atau 'tidak'. Tetapi berbeda dengan Taeyong, ada makna tersendiri dari pertanyaan yang diajukan oleh Ong kepada Sungjae tersebut.
"Sooyoung masih hidup", jawab Sungjae yang berhasil membuat Ong tersendak dari minumnya, Jonghyun dengan ekspresi kagetnya, dan Taeyong yang hanya diam saja. Sungjae sangat tahu respon seperti ini yang akan ditunjukkan oleh teman-temannya itu.
"Bukannya Sooyoung telah meninggal dua tahun yang lalu?", tanya Ong kepada Sungjae.
"Awalnya aku kira juga seperti itu", ucap Sungjae datar.
"Kalau dia tidak meninggal, makam siapa yang kita kunjungi selama ini?", tanya Jonghyun. Sementara Taeyong hanya diam dan mendengarkan pembicaraan dari teman-temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows | Detective Yook
Action"Jika kisah hidupku diibaratkan sebagai benang, maka dapat aku katakan bahwa hidupku 'kusut'. Aku bingung kenapa semuanya mengarah padaku? Kenapa benang merah itu ada" - batin S. #84 - Action (010118) #51 - Action (030118)