#2

36 6 0
                                    




Selama pelajaran berlanjut, Fara hanya melihat dosennya dengan tatapan kosong. Fisik Fara yang berada di dalam ruangan itu, tidak sejalan dengan pikirannya yang berada jauh di alam sana. Peristiwa tadi pagi masih terus terngiang di otaknya. Apakah betul yang ia lihat tadi adalah Fakhri? Jika iya, lalu apa yang ia lakukan di sini? Jika memang ia melanjutkan kuliah di Inggris, mengapa harus di universitas yang sama dengan Fara?

Sosok Fakhri adalah sosok yang diidamkan perempuan. Tinggi, tampan dan pintar. Menurut sebagian teman-teman Fara, Fakhri bagaikan pangeran di dongeng Cinderella yang mereka impikan. Namun, hal tersebut tidak ia rasakan. Baginya, Fakhri adalah musuh bebuyutannya. Ia tidak pernah menyukai sifat Fakhri. Bahkan, eksistensi Fakhri di dunia ini sangat mengganggu baginya. Fakhri adalah seseorang yang sangat jail dan juga terkenal sebagai bad boy yang selalu berakhir di ruang BK.

Seketika ia mengingat sosok lelaki yang ia temui beberapa hari yang lalu. Ya, Aldric namanya. Itulah lelaki idamannya. Baik, tampan dan sopan. Ia pun seketika tersenyum sendiri mengingat kejadian malam tersebut.

"Oh god. Kenapa ada cowo seganteng dan sebaik dia sih? Kemana-mana bagusan dia lah daripada Fakhri. Kalo Fakhri mah apaan, ew!" Fara tak menyadari bahwa ia terlalu kencang berbicara sehingga teman sebangkunya memberi tatapan aneh. "Fara, are you okay?"

Fara terkejut dan tersipu malu. "Yes I'm fine. Don't worry," lalu berusaha untuk terlihat tenang.

"Apes banget sih gue hari ini. Baru hari pertama udah ngasih impresi yang jelek. Jangan sampe dia nanti malah illfeel lagi sama gue," batin Fara, lalu kembali berusaha untuk memerhatikan pelajarannya kembali.

———————/———————

Fara merenggangkan tangannya ke atas. "Akhirnya kelar juga itu pelajaran. Gila, bisa mati gue kalo ditahan 1 jam lagi."

Ia pun melangkah keluar pintu kelas bersama beberapa teman-temannya, yang sedang mendiskusikan pelajaran pertama mereka. Aroma masakan dari beberapa restoran sekitar kampusnya sangat mengunggah seleranya. Perut Fara pun berbunyi, tanda ia butuh diisi oleh makanan. Ketika berjalan ke arah salah satu restoran cepat saji, ia melihat sosok yang ia tunggu dan idam-idamkan.

Fara terpana melihat lelaki yang berdiri beberapa meter di hadapannya. Lelaki yang sama yang ia temui beberapa hari yang lalu, ternyata adalah mahasiswa satu kampus dengannya. Dengan hanya mengenakan kemeja yang sangat menunjukkan postur tubuhnya yang bagus, serta celana demin yang terkoyak-koyak di bagian lutut, wajar jika para wanita akan terpikat dengannya. Tanpa ia sadari, lelaki tersebut berjalan mendekatinya.

"Gila nih cowo kok keliatannya makin deket ya? Terus makin ganteng lagi," ucap Fara.

Lamunannya pecah ketika teman-temannya memanggil namanya. "Fara! Are you coming or not?"

Fara pun berlari ke arah teman-temannya yang sudah terlebih dahulu jalan. Lelaki bernama Aldric yang selama ini Fara perhatikan tertawa geli melihat gelagat Fara. Ia pun berjalan ke arah Fara, namun langkahnya terhenti ketika seseorang menghampirinya.

"Lu kenal sama cewe itu?" tanya orang tersebut.

Aldric terkejut pada pertanyaan tersebut. Ia sama sekali tidak mengenali lelaki yang berada di hadapannya, namun mata lelaki itu terlihat marah dan kesal. "I'm sorry, but who are you?"

"Gue? Seseorang yang berhubungan dengan perempuan yang lu perhatiin tadi, dan gue ga suka kalo lu ngeliatin dia kayak gitu," jawab lelaki tersebut, lalu pergi meninggalkan Aldric.

Aldric bertanya-tanya pada dirinya jika ia mempunyai permasalahan dengan seseorang atau tidak, namun hasilnya nihil. Lelaki tersebut pun tak pernah terlintas di benaknya. Dengan cara lelaki tersebut melihatnya, tergambar jelas bahwa ia memiliki dengki padanya.

London's SkylineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang