Pt. 2

2.4K 294 21
                                    

Cast :

- Park Woojin
- Lai Guanlin
- And Others

Rated : T

Genre : Romance

Author : LulluBee

WARNING : Alur cepat, Mainstream, dll.
.
.
.
"Ughh.."

Woojin keluar dari mobil van sembari membawa kardus berukuran sedang.
Sedikit kesusahan karna kardus itu lumayan berat, yang berisi hadiah-hadiah yang diberikan fans.

"Perlu bantuan?"

Woojin menoleh kebelakang saat seseorang mengintrupsinya. Dan pemuda bergingsul itu tersenyum.

"Boleh.." Cengirannya.

Guanlin, pemuda yang memanggil Woojin tadi dengan senang hati menerima kardus itu.

"Astaga beratnya~~" Keluh Guanlin

Woojin terkekeh, "Kkk~ Dasar sok kuat.."

Mereka berjalan berdampingan, mengabaikan para hyung yang melewati mereka.
Sambil mengobrol ringan membahas hal yang terjadi di fansigning hari ini.

Memasuki dorm sederhana mereka, dan melihat beberapa hyung sudah rebahan diruang tengah.

"Guanlin-ahh~" Panggilan manja terdengar saat Guanlin baru saja meletakan kardus besar itu dilantai.

Guanlin menoleh, dan mendapati Jihoon yang tengah berjalan kearahnya.

"Kenapa hyung?" Tanya Guanlin.

Jihoon mengalungkan tangannya pada leher Guanlin. Memeluk pangeran china itu erat.

"Kangeeenn~~" Ucapnya..

Guanlin terkekeh. "Astaga hyung, kita baru saja berpisah saat turun mobil tadi." Membalas pelukan Jihoon. Sama eratnya.

"Memangnya tidak boleh?" Jihoon cemberut.

"Tentu saja boleh.. Dan harus.." Guanlin mengecup bibir manis Jihoon.

"Kkk~"

Jihoon menyandar pada dada bidang Guanlin.
Oh ayolah, bisakah mereka melakukan itu dikamar mereka masing-masing, kenapa harus didepan para hyung yang terlihat kelelahan, dan tambah lelah melihat adegan romansa didepan mereka.

Sebagian hyung melihat itu, termasuk Woojin. Tapi pemuda tan itu hanya berdecih melihat pemandangan didepannya, tak tertarik sama sekali. Dia malah merebahkan kepalanya dipaha Daniel.

"Aduhh~ Pinggangkuu.." Keluhnya.

"Yasudah istirahat sana, tidur dikasur empukmu  jangan dipahaku." Omel Daniel.

"Hehe.. Paha hyung juga empuk.." -Woojin-

"Dasar~" Daniel mengetuk pelan kening Woojin.

"Tapi sepertinya aku memang harus tidur dikasur, pinggangku benar-benar sakit karna duduk terlalu lama." Woojin bangkit dari rebahannya, dan berjalan menuju kamarnya.

Dia menutup pintu kamarnya, dan tak melihat siapa pun didalam sana. Mungkin Minhyun hyung dan Jaehwan hyung masih didapur.

"Hyung~"

Baru saja Woojin akan naik ke ranjang nya namun terhenti saat seseorang memasuki kamar ini. Woojin menoleh. Melihat Guanlin yang tengah menutup pintu.

"Guanlin, ada apa?" Tanyanya.

Guanlin mendekat pada Woojin yang masih berposisi akan menaiki tangga. Kemudian memeluk pinggang Woojin dari belakang.

Woojin sendiri terkejut dengan perlakuan Guanlin. Matanya berkedip beberapa kali.

"Apa hyung marah?" Tanya Guanlin lembut.

"Ye? Marah?" -Woojin-

Guanlin mengecup pundak Woojin beberapa kali.

Woojin terkekeh. "Kkk~! Aku tidak marah Lin.." Jawabnya.

"Benarkah? Kupikir hyung marah karna adegan tadi." -Guanlin-

"Ya ampuun~ Aku tidak se-over protectif itu Lin.. Lagipula memang Jihoon kekasih asli mu kan." Jawab Woojin.

Guanlin membawa Woojin untuk menghadapnya, "Hyung tidak cemburu?"

Woojin tersenyum, "Hubungan kita ini hanya sebuah permainan, jadi tidak perlu melibatkan perasaan yang dalam."

"Jadi untuk apa kita berpacaran kalau hyung saja tidak mencintaiku?" -Guanlin-

"Guanlin-ah, bukankah sejak awal aku bilang ini hanya selingan saat kita mulai merasa bosan dengn pasangan kita masing-masing? Bukan berarti kita saling mencintai kan?" -Woojin-

Guanlin mengangguk, "Ahh~ Aku mengerti.."

Guanlin mengecup bibir Woojin juga, bibir yang sama saat dia tadi mengecupi bibir Jihoon.

"Tapi kalau ini tidak apa-apa kan?" Tanya Guanlin, berniat menggoda.

Woojin tersenyum, kemudian memeluk leher jenjang Guanlin.

Dirasa mendapatkan lampu hijau, Guanlin semakin mendekatkan wajah mereka.

Hanya dalam hitungan detik, kini kedua bibir itu menyatu. Hanya ciuman biasa awalnya, namun saat Woojin memiringkan kepalanya, dan Guanlin menggoda lidah basah Woojin, entah kenapa ciuman itu berubah menjadi lumatan.

"Eummhhh~~" Woojin meloloskan satu desahan, dan diikuti desahan yang lain.

Pemuda Tan itu meremat rambut halus Guanlin, menikmati setiap hisapan Guanlin pada lidahnya.

Dan tangan Guanlin terus meraba pinggang Woojin, membuat aliran listrik ditubuh pemuda pendek itu untuk bereaksi.

"Engghhh~~"

Lumatannya semakin panas, mengabaikan aliran kecil yang keluar dari sela-sela kedua bibir itu. Tapi beberapa detik setelahnya, Woojin dengan lembut mendorong dada Guanlin.

Dan membuat lumatan panas itu harus berakhir, tatkala Guanlin menarik wajahnya, dan menghasilkan benang tipis diantara dua bibir yang membengkak itu.

Keduanya sama-sama tersenyum..

"Sepertinya aku mulai suka permainan ini." Bisik Guanlin.

Woojin terkekeh, membiarkan Guanlin mengecupi daun telinga dan lehernya.

Mereka menikmati kemesraan semu itu. Yang tanpa sadar jika terlalu lama permainan ini dimainkan, mereka akan merasa ketagihan dan masuk kedalam permainan yang mereka buat sendiri.

.
.
.

The Game - GuanJin ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang