10. Our time

26.6K 1.5K 321
                                    

Irene berjalan dengan langkah pendek sambil membawa sebuah tas kecil berwarna ungu tempat sebuah bekal berisi makan siang untuk suaminya. Ia ke kantor Suho naik taxi, semua itu karena Suho tidak pernah mengijinkannya mengenderai mobil. Mengajari Irene naik mobil saja Suho tidak mau. Pria itu akan berkata jika ia tidak ingin Irene terluka dan hal menyebalkan lainnya yang membuat Irene akhirnya ke mana-mana harus naik taxi.

Sebenarnya, Suho sudah ingin mencarikan supir untuk Irene namun sampai sekarang belum ada yang masuk dalam kriteria Suho. Ya, kalian tahu, berumur empat puluhan, jelek, berjenggot dan tidak mesum. Aneh bukan? Namun itulah yang Suho inginkan.

Irene pun menekan tombol lift sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Beberapa pandangan karyawan Suho nampak mengerikan untuk dilihat. Mereka juga berbisik-bisik ketika melihat Irene. Wanita itu pun menatap penampilannya sendiri. Apa ada yang salah dengan pakaiannya?

Apa mengenakan mini dress berwarna biru tua membuatnya kelihatan jelek? Apa potongan rambut barunya yang kini terdapat poni tipis di keningnya terlihat aneh? Irene tidak mengerti namun ia penasaran kenapa mereka menatapnya seperti itu.

"Apa aku pulang saja, ya?" gumamnya sambil menggembungkan pipi.

Dan baru saja ingin melangkah untuk kembali keluar dari kantor Suho, pintu lift terbuka dan menampilkan sosok Jaehyun di sana yang sedang memainkan ponselnya. Irene menatap sekretaris Suho itu dengan wajah polos miliknya. Jaehyun menatap penampilan Irene sejenak. Meneliti wanita itu dari ujung rambut hingga kakinya yang beralaskan flat Shoes berwarna hitam dengan pita kecil di tengah sepatu itu.

Ini pertemuan kedua mereka karena yang pertama mereka bertemu di Subway jika Irene tidak salah.

"Eoh? Irene noona?" Irene tersenyum tipis sambil meremas tas kecil itu.

"Apa Suho ada di ruangannya?"

"Suho hyung? Dia ada. Namun sedang stres sepertinya. Noona mau aku antar ke dalam?" Irene pun mengangguk dua kali lalu masuk ke dalam lift yang sama dengan Jaehyun.

Keduanya diam di dalam lift tersebut. Tidak menemukan topik yang baik untuk menemani pembicaraan mereka. Jaehyun hanya sibuk memainkan ponselnya dan terkadang melirik Irene sejenak yang juga hanya diam dan sibuk memandang ke arah lain. Astaga, inikah yang namanya canggung?

Ya, mengingat mereka tidak pernah mengobrol dan tadi adalah percakapan pertama mereka. Irene juga bukan orang yang mudah mencairkan suasana dan ia cenderung akan mengikuti arus. Jika oran itu diam maka ia akan diam jika orang itu mengajaknya bicara maka dengan senang hati ia akan mengobrol dengan ramah.

"Mau makan siang bersama?" tanya Jaehyun pada Irene tiba-tiba dan Irene hanya menganggukkan kepalanya lagi sambil memberikan sebuah senyuman tipis. Jaehyun mengangguk juga kemudian suasana kembali diam.

"Noona cantik dengan poni itu," ucap Jaehyun tersenyum setelah mengucapkan kalimat barusan. Irene yang mendengarnya menatap Jaehyun sambil tersenyum juga.

"Terimakasih. Aku baru memotongnya tadi," jawab Irene membuat Jaehyun melebarkan matanya.

"Benarkah? Woah, aku rasa Suho hyung akan sangat terkejut melihat penampilan noona," ucapnya terkikik dan Irene hanya tertawa geli mendengarnya. Mereka pun kembali diam dengan kegiatan masing-masing. Jaehyun memainkan ponselnya dan Irene menatap ke arah dinding lift yang tidak menarik sama sekali namun Irene tertarik untuk menatapnya.

Dan kenyataannya, diamnya Irene saat ini bukan hanya karena Jaehyun yang mengumbar obrolan singkat padanya. Semua itu karena ia sedang mencerna sesuatu yang membuatnya bingung. Ya, parfum pria di sampingnya ini. Parfum Jaehyun yang tercium di penciuman Irene sangat berbeda dengan aroma parfum jaket Suho kemarin.

• Fake Wedding | Surene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang