Specia Chapter - Jealous

8.6K 766 168
                                    

Bayi lucu berumur lima bulan itu sangat tenang di gendongan ayahnya. Irene sengaja datang ke kantor dengan memborong Ha Rin dan Jun Ha. Ha Rin bilang ia rindu ayahnya dan ingin menemui sang ayah segera. Namun ketika sampai di kantor, yang dipeluk duluan adalah Jun Ha sang adik. Hal itu sontak membuat sesuatu di dalam hati Ha Rin mengeras dan kecewa. Padahal ia sudah bilang duluan pada ayahnya jika ia merindukan Suho.

Namun ayahnya hanya memberikan senyuman kecil, lalu berakhir mengambil Jun Ha dari gendongan Irene. Jujur, Irene tahu jika wajah putri kecilnya sedang tidak bahagia. Lihatlah bagaimana ia melihat Suho dan Jun Ha dengan wajah cemberut dan tangan yang dilipat di depan dada.

Irene pun mendekati Ha Rin dan duduk di sampingnya. Tangannya bergerak untuk membelai lembut rambut pendek putri kecilnya yang sudah berumur empat tahun.

"Ha Rin ..."

"Appa pilih kasih!" teriaknya kesal ketika rasa cemburu sudah tidak dapat menahan kesabarannya lagi. Ia merasa Suho tidak perhatian padanya lagi ketika Jun Ha muncul di tengah keluarga mereka.

Setelah mengatakan itu, Ha Rin melompat turun dari sofa dan keluar dari ruangan Suho sambil menutup pintu dengan keras. Bahkan Jun Ha sampai mendengar bantingan pintu itu hingga terkejut dan menangis.

Suho dengan cekatan menenangkan Jun Ha dengan mengelus-elus punggung pangeran kecilnya itu dengan sayang, sembari mengeluarkan kalimat-kalimat manis untuk menenangkan buah hati keduanya bersama Irene itu.

"Biar aku gendong, sayang." Irene mengambil Jun Ha dari gendongan Suho. Kemudian perempuan itu mengecupi pipi gembul Jun Ha dengan gemas hingga pangeran kecil itu kembali tertawa memperlihatkan gusi merah mudanya.

"Ha Rin kenapa?" tanya Suho masih tidak mengerti mengapa putrinya berkata demikian. Memangnya sejak kapan ia pilih kasih? Bahkan Suho tidak pernah lalai memberikan uang jajan, tas, sepatu, mainan, dan baju baru untuk putrinya, bahkan tanpa Ha Rin minta sekali pun.

Suho tidak pernah berat sebelah dalam menyayangi anak-anaknya.

"Cemburu."

"Cemburu tentang?" Suho mengambil posisi duduk di samping Irene sambil mengusap rambut istrinya.

"Aku ke sini karena Ha Rin sudah rindu berat denganmu. Kau kan sering lembur sekarang. Jika kau pulang, Ha Rin sudah tidur dan ketika paginya, kau masih tidur dan ia harus masuk sekolah," jelas sang istri yang masih memfokuskan pandangannya pada Jun Ha yang terlihat begitu menggemaskan sekarang.

"Aku tidak berpikir begitu." Suho membuang napasnya dan menyandarkan bahunya pada pundak Irene.

"Dan saat kalian bertemu, kau lebih memilih menggendong Jun Ha lebih dulu ketimbang dirinya." Irene menambahi kemudian menoleh menatap Suho yang nampak kelelahan. Irene pun mendekatkan bibirnya dan mengecup pipi Suho, "jelaskan padanya."

Suho membuka matanya kemudian menganggukkan kepalanya. Ia pun berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut untuk mencari putri kecilnya itu. Sepertinya mereka harus membicarakan banyak hal.

❤❤❤

Jaehyun bingung ketika Ha Rin berlari sambil menangis dan masuk ke ruangannya. Ha Rin juga langsung memeluk kaki Jaehyun dan mengadukan perbuatan ayahnya padanya. Jaehyun yang belum paham dengan situasi hanya mencoba menenangkan Ha Rin agar berhenti menangis. Karena Jaehyun paling tidak suka melihat keponakannya ini menangis. Wajah lucunya akan hilang.

Jaehyun pun selalu menyediakan permen tangkai di kantornya. Berjaga-jaga jika Ha Rin datang seperti ini. Ha Rin pun langsung diam dan duduk nyaman di pangkuannya. Padahal tugas Jaehyun lagi menumpuk sebenarnya. Namun ia tidak pernah menolak masalah Ha Rin. Ia bahkan bisa mengesampingkan pekerjaannya demi Ha Rin.

• Fake Wedding | Surene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang