Hi Fams, di part ini aku bakal bagi entah nanti jadi berapa scane.
Hahaha macem orang bikin film ae pake scane.
Selamat membaca, jan lupa yak ⭐ + 💬.
💃💃💃
.
.
.
.
.
.💁💁💁
.
.
.
.
.
.
Hari berlalu dengan cepat, semua peristiwa suka duka dijalani bersama. Saat yang dinanti telah tiba. Tiba saatnya yang ditunggu, ujian tengah semester (UTS). Banyak guru yang memperkirakan bahwa kelas MIPA5 mendapatkan predikat kelas dengan remidi terbanyak.
"Eh, denger gak--"
"Bruak!"
Kalimat Windi terhenti tatkala dia datang sambil memukul papan tulis dengan keras, yang membuat hampir seluruh ruangan terkejut. Bahkan karena getaran papantulis yang dipukul terlalu keras, membuat vas bunga di atas lemari buku jatuh.
"Eh kamvret bujang, lu ngapain sih?" Umpat Lucas dengan keras akan kelakuan Windi.
"Yak, Wendi cagur lu kalo mao ngajak gelud bilang cuk." Omel Hans yang juga merasa kaget akan kelakuan temannya tersebut.
"Sorry gue gak denger kuping gue disini masih nempel." Jawab Felix dengan santai.
"Eh, homo untung gue g jantungan." Kata Hanna dengan memegang bagian dadanya, dengan merasakan detak jantungnya dengan seksama.
Windi hanya melihat teman-temannya dengan wajah tanpa dosa, yang memperlihatkan senyuman bagaikan cengiran kuda.
Simon dari kejauhan yang sedang membaca bukunya, hanya memandang Windi di depan dengan tangan yang menopang dagunya"Aku masih diam, dan menunggu apa yang mau lu omongin?"
windi yang berdiri di depan papantulis mulai merubah posisinya kesamping menuju meja guru, "Jadi gaes, gue tu pas lewat loby denger guru lagi gibahin kita, katanya kita gak bakal lulus di UTS ini."
"Sudah kuduga, tu guru kurang kerjaan banget gibahin kelas kita." Balas Chris yang sedang melihat lapangan dari jendela.
Zidan yang terfokus pada dunianya, mulai ikut dalam pembahasan yang dilakukan Windi. "Besok UTSnya, kita bakal dibagi jadi dua ruangan, so gaes kalo mau contekan lu pada kudu pinter."
"Kita bagi tugas, jadi setiap ruangan kudu banget tu mulai membuka hatinya biar bisa sukses bareng." Sambung Lino yang mulai beranjak dari tempat duduknya.
Mina yang mendengar ucapan Lino, mulai angkat bicara. "He bujang sa ae lu kalo ngucap, modus lu bilang aja males belajar."
Setelah mereka bermusyawarah akan kelancaran UTS, mereka pun mulai belajar dengan sungguh-sungguh untuk memgerjakan soal UTS besok.
Saat yang ditunggu dan dinantikan telah tiba.
"Woy lu ruang berapa."
"Eh Suparman, lu sadar diri gak sih ini masih di depan gerbang."
"Suparman tu kang sapu komplek sebelah."
"Bodoh."
Semua siswa Nusa Internasional HighSchool pasti tau kalau mereke berdua adalah Hans dan Felix, mereka bukan anak kembar tapi sifat mereka sebelas duabelas, gak ada bedanya. Satu bagaikan tukang jual gas asongan, yang satu tukang ngeles kalo lagi keciduk.
Charen yang baru turun dari kendaraan sudah tak heran dengan pemandangan pagi yang dia terima seperti itu, dia hanya melihat mereka dengan geleng-geleng kepala, dalam diri Charen kadang berpikir, "Kelas gue dulu mama papanya ngidam apa sih, bisa lahir makhluk spesies kek mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
COS5
Teen FictionSekelas selama 3th dengan kelas modelan kebobrokan yang uniq, itu gak pernah bikin gue bosen. Disini gue mala merasa ada keunikan tersendiri. Banyak cerita yang kita alami, entah itu panggilan BK, Remidi Sekelas, Main sepak bola demgan rumus fisika...