Bagian Tanpa ..., Kapan?

30 1 0
                                    

By : Ed Siburian


Sering terlintas dibenak tentang makna bangga. Dari kecil, aku mempelajari apa itu kegagalan dan kemenangan. Aku mempelajari apa tujuan dari kegagalan dan kemenangan itu untuk hidup. Seakan waktu terus bergulir, kudapatkan kebanggaan adalah jawabannya. Namun, untuk apa?

Aku kecil adalah manusia kasar dengan pemikiran terbuka. Mudah untukku yang berumur empat tahun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelajaran kakakku yang kelas satu SD. Gampang menurutku untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam keluargaku, bila aku tahu apa itu persoalannya. Bisa dikatakan, aku kecil adalah anak cerdas.

Bertambahlah umurku, bertambah juga persoalanku. Bertambah persoalanku, bertambah pula bebanku. Bebanku ditanggung seorang diri tanpa ada pendengar baik yang dengan senang hati memberiku solusi. Walau begitu, aku masih dapat menyelesaikannya. Berbagai prestasi kudapatkan di sekolah. Setidaknya, prestasiku dapat mengurangi beban orangtuaku akan biaya di sekolah.

Aku masih menunggu, hingga semakin dekat usiaku dengan kematian. Aku menunggu kata 'bangga' dari orang yang kusayangi. Dengan kecerdasan luar biasaku saat kecil hingga prestasi-prestasi yang kutoreh di sekolah masih belum membuat orangtuaku sanggup untuk mengatakan "Saya bangga sama kamu." Aku tak tahu apa yang menghambat bibr dan lidah mereka untuk bekerjasama mengatakan empat kata yang hanya memakan waktu tiga detik.



Jadi, kapan aku merasa membanggakan?

PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang