Pada lalu lalang kendaraan, siang terik ditengah keramain. Kudapati diri berada pada jeda dimana aku dihempaskan begitu saja. Aku berada di antara tanda tanya yang begitu dalam dan mencekam.
Aku kalah semesta.. bisikku dalam diam. Aku kalah dengan puan disana. Aku melihatnya dengan senyuman miris paling sinis. Aku tahu keadaan sekarang tak semestinya di permasalahkan. Resiko sudah didepan mata dan aku harus siap menerima.
Puan, puan siapakah yang berhasil mencuri hati tuan? Hingga berpaling dari yang tenang. Aku tenang tuan, tenang dalam banyak hal. Aku dengan tenang mencintaimu tuan, juga dengan tenang melupakan. Aku tenang dalam kesakitan yang terlampau hinggap.
Sial! Aku tidak ingin tenang. Aku ingin memakimu tuan. Tetapi aku tidak ingin terlihat menyedihkan.Sekali lagi aku kalah tuan.. kalah dengan puan yang kausandingkan di atas kenyataan. Kenyataan yang kulihat dengan mata telanjang dan menggumam dalam hati terdalam. Satu kata yang dapat kuucapkan tuan.
Penghianat! Itu pantas untukmu dengan segala omong kosongmu..
Siang hari di Januari yang mencekam.
-Syfr