7

95 7 0
                                    

Kali ini, musim hujan datang lebih cepat. Rasanya baru saja aku merasakan hangatnya matahari. Namun, ditepi jendela ini, diam-diam aku berharap hujan tak berhenti. Aku suka dinginnya, aku suka lembabnya.

Hujan selalu membuatku terkenang kepadamu. Pada sepasang mata yang bertatap dalam kejauhan. Sementara aku tertegun, tak sengaja menatapmu lekat hingga kau menundukkan pandanganmu.

Dikala hujan yang membuatku basah kuyup, yang membuat sepatuku berat karena merembes airnya. Kaupun sama, kita masih berdiri di tempat yang sama dan menatap langit.

Aku tak tahu, angan apa yang kau pikirkan saat melihatku. Atau sekedar menoleh dan tak terjadi apapun pada hatimu, tidak seperti yang aku rasakan saat aku melihatmu.

Aku kerap berpikir, bagaimana jika kau tak menungguku di sepanjang pematang jalan yang akan kita lewati? Bagaimana jika diujung jalan itu kita tidak bertemu karena aku yang berangkat terlambat? Bagaimana mana jika kau tak memikirkanku barang sedetikpun?

Kali ini, dalam angan yang selama ini berada dibenakku, akankah jadi nyata? Atau angan-angan semu yang semakin membuatku berangan-angan.

Ahh, mungkin itu hanya perasaanku. Karena semata-mata aku yang terlalu berlebihan. Mungkin anganmu hanya ada angan yang lain dan aku tidak mempunyai tempat dalam hatimu.

-Syfr

LarasenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang