The 7

1K 163 52
                                    

happy readding





typo is art







Hari ini minhyun berencana pulang cepat dia rindu dengan kekasihnya, Kwon Hyunbin. Sebenarnya dia ingin mengajak hyunbin kencan namun karena dia baru pulang pemotretan pagi tadi minhyun punya rencana lain.

pukul 14:15 minhyun sudah keluar dari kantornya, dia sudah tidak begitu sibuk hari ini. Dia melajukan mobilnya pelan, dia ingin menemui kekasihnya.. rindu nya sudah tak mampu lagi untuk ditampung, dia berhenti disebuah restoran untuk membeli beberapa sushi kesukaan hyunbin.

Tak butuh waktu lama kini mobilnya telah terparkir dibesement gedung apartemen hyunbin, minhyun melangkahkan kakinya dengan ringan dan senyum yang penuh kebahagiaan.

Dia menyusuri lobi, menaiki lift dan sampai pada unit kekasihnya, ditekan tombol pintu dengan password yang sudah dia hafal. Semua ruangan terlihat gelap, minhyun tak menaruh curiga karna memang jika sedang tidur pasti hyunbin akan mematika semua lampu.

Minhyun meletakan bungkusan sushi yang tadi dia beli di meja ruang tamu, kakinya ingin segerah masuk ke kamar hyunbin dibukanya pelan pintu yang sedikit terbuka. Minhyun berjalan mengendap-endap agar tak mengganggu tidur nyenyang kekasihnya.

Tangan minhyun mencari saklar lampu, dia tidak bisa cukup melihat dalam suasana gelap seperti ini.

"Bin, bangun udah sor-" kalimatnya terputus saat mendapati ranjang yang kosong bahkan sudah rapih, ini tandanya sang pemilik sudah lama pergi, tapi minhyun menepis perasaan itu dia berjalan kearah kamar mandi semoga saja menemukan sosok yang dia cari disana.

"bin kamu di dale-m" lagi-lagi minhyun harus menelan kekecewaan, kekasihnya tak ada dikamar dan kamar mandi, dia tak putus asa kakinya melangkah keluar dan mencari sosok tinggi itu.

Semua sudut ruangan apartemen hyunbin telah minhyun periksa tapi tak ada tanda-tanda bahwa kekasihnya ada di dalam, karena lelah dan bosen sendirian akhirnya dia memituskan untuk keluar.

"aku coba telfon dulu" berulang kali minhyun menekan tombol panggil ke kontak hyunbin namun tak ada jawaban, hanya ada suara operator yang memberikan info voice mail.

Minhyun tak ingin ambil pusing dia berjalan keluar apartemen, langkahnya terhenti saat sosok petugas keamanan menyapanya.

"ehh mas minhyun, dari unitnya mas hyunbin yah?" tanya petugas itu sambil cengengesan.

"iya pak" jawab minhyun singkat, dia tak suka ngobrol lama-lama dengan orang yang tak begitu dia kenal.

"mas hyunbin kan pergi dari pagi, sekitar jam setengah 7 buru-buru gitu, padahal dua jam sebelumnya dia baru pulang pemotretan"

"tapi mobilnya ada diparkiran?" tanya minhyun berusaha kepo, oh buka tapi menyelidiki.

"tadi mas hyunbin si naik taksi, pas saya tanya mau kemana tumben gak bawa mobil. kata mas hyunbin dia mau liburan kepantai di jeju jadi gak bawa mobil. kirain liburan bareng mas minhyun soalnya kan mas hyunbin baru pulang kerja, kalo bukan mas minhyun mana mungkin mas hyunbin bela-belain"

deg

Minhyun merasakan perasaan itu lagi, peraan aneh yang beberapa minggu ini hinggap di hatinya. Dadanya terasa nyeri, jantungnya semakin kencang berdetak dan hatinya merasa tak karuan.

"makasih pak saya permisi dulu, oh ya ini ada sushi darupada mubazir gak ada yang makan buat bapak aja"

Minhyun kembali ke parkiran dan menjalankan mobilnya, kali ini dengan kecepatan tinggi. Dia merasa kacau, ini sudah kedua kalinya hyunbin berbohong dimata minhyun.

Tanpa minhyun sadari dan ketahui bahwa sesungguhnya banyak kebohongan yang hyunbin sembunyikan dengan rapat, sangat rapat yang entah kapan semuanya akan terbongkar dan terpampang didepan minhyun.

Minhyun sakit hati, dia merasa sudah tak berarti lagi bagi hyunbin. Keputusan yang hyunbin ambil kini tak butuh lagi pendapatnya, kemana hyunbin pergi kini tak butuh lagi ijinnya.

Minhyun tak bisa membohongi dirinya sendiri, sepanjang perjalanan air matanya terus menetes.

"aku harus bagaimana?" minhyun bergumam dalam isak tangisnya.

Untung saja adiknya, seonho sedang melaksanakan magang diluar kota yang mengharuskan dia kost disana. Minhyun menghabiskan hari-harinya dengan menangis, dia tak peduli lagi dengan urusannya di kantor, kliennya, kontraknya dia tak peduli. Yang dia butuhkan saat ini adalah kembali tenang sampai hyunbin menjelaskan semuanya.

Dalam galaunya minhyun bergumam,

"ada saat nya kita bosan dan lelah dengan suatu hal, termasuk hubungan.
Namun jika menyakiti itu bukan pilihan, melainkan sebuah kesalahan.
Jika tak lagi mencintanya, lepaskan saja..
Tak usah berpura-pura bahagia lalu pergi dan kencan dengan yang lainnya."

Minhyun tak menuduh hyunbin selingkuh, hanya saja entah mengapa kalimat itu keluar dari bibirnya.







maafkan aku bikin minyeon sakit hati

chapter 6 udah aku update tp aku private yaa..

Chapter 10 end yaa gaes (masih belum tau mau sad ending atau happy ending)

The Third Person Minhyunbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang