The 4

1.3K 175 29
                                    

Diapartemennya, minhyun masih memikirkan soal mobil hyunbin yang terparkir di pinggir jalan tadi, ditambah lagi dengan telfonnya yang tak dihiraukan oleh hyunbin.

Minhyun baru saja selesai membersihkan diri, dia berencana memasak sesuatu untuk makan malam. Hanya pasta, namun dia tambah dengan beberapa bahan.

"aaawwhhhh" minhyun menyeringat menahan perih, jarinya tak sengaja terkena pisau saat dia memotong beberapa bahan.

Tak butuh waktu lama dia segera mencuci lukanya dan mengambil kotak P3K diloker, diobatinnya sendiri.

Entah apa yang dirasakannya, hanya saja sepanjang dia mengobati luka itu hatinya terasa berdetak kencang, ada perasaan yang mengganjal, seperti sakit tapi entah apa.

Sayang♥ is calling
answer | reject

"sayang"

"iya"

"yang kamu udah tidur?"

"belum, kenapa?"

"aku baru pulang pemotretan, kangen yang..aku kesana ya"

"hemm"


Anehnya lagi, setiap perasaan itu muncul minhyun seperti merasa cuek dan tak peduli dengan segala yang hyunbin katakan. Tapi minhyun tak membiarkannya begitu saja, dia mempunyai perasaan yang lembut. Jadi apa pun kondisinya dia tak akan berlarut dalam perasaannya.

"ini cuma perasaan ku saja" gumamnya dalam setiap lamunan.


...

Setelah mengantar teman kencannya, hyunbin berencana untuk menemui minhyun diapartemennya. Iya, lagi-lagi ini dorongan dari rasa bersalahnya.

Hyunbin memencet password pada tombol apartemen minhyun.

ting

Suara bel yang menandakan pintu terbuka, terlihat minhyun yang sedang duduk disofa sedang asik menatap layar televisi.

Hyunbin berjalan cepat kearah minhyun dan langsung menerkam tubuhnya, diusakan kepala hyunbin pada ceruk minhyun.

"geli bin" minhyun berusaha menipis pergerakan hyunbin, karna ini bisa mengakibatkan hal yang iya iya.

"aku kangen yang..oh iya tadi kamu nelfon? maaf ya aku gak sempet angkat telfonnya!"

"gak papa, aku tadi pulang meeting sama klien terus liat mobil kamu parkir di pinggir jalan distrik gangnam, aku penasaran bener kamu apa bukan makanya aku nelfon" minhyun langsung to the point.

Belom sempat hyunbin menjawab tapi minhyun sudah kembali bersuara "tadi kamu pemotretan disana?" tanya minhyun seperti mengintrogasi.

"ck. iya tadi aku ada pemotretan di salah satu hotel disana. kenapa tadi gak nyamperin si yang" jawab hyunbin tanpa keraguan dan sangat meyakinkan bukan.

"ya kan kirain bukan ka- " belom selesai minhyun ngomong tapi bibir mungilnya sudah disambar oleh hyunbin.

Ciuman mereka semakin lama semakin panas, hyunbin mengarahkan tangannya untuk menekan tengkuk minhyun lebih dalam, digigitnya lembut bibir bawah milik minhyun agar sedikit terbuka mulutnya dan lidah hyunbin bisa menerobos masuk, mengusak-ngusak isinya.

"biinnnh, hng..." minhyun mendesah ditengah-tengah aktivitas panas itu.

Suara kecipuk bibir keduanya semakin memenuhi ruangan apartemen minhyun, hyunbin meraba punggung mulus minhyun dari balik kaos, dia mengusapnya pelan yang menimbulkan sensasi panas bagi empunya.

"aargghhhh.." minhyun mendesah untuk kedua kalinya, kini tangannya sudah berada di kepala hyunbin, meremas rambut penuh gairah.

ting

Bel apartemen berbunyi menandakan ada seseorang yang baru saja berhasil menekan password nya.

"ehh, hoho ga liat hoho pake boxer!!" seonho berjalan melipir ruangan dengan satu tangan menutupi mukanya, setelah menemukan kamarnya dia masuk dan membanting pintu denang (sedikit) keras.

Minhyun tersontak kaget dan langsung mendorong tubuh tinggi hyunbin hingga terduduk dilantai.

"kamu sii, bin" minhyun memukul pelan lengan pacarnya itu dengan rona wajah memerah menahan malu.

Hyunbin berusaha berdiri dari jatuhnya, dia menyeringat sambil memegangi bokongnya yang tadi mendarat dengan kasar dilantai.

"sakit bin? maaf ya tadi aku reflek aja, hehe" minhyun mengusap-usap bokong hyunbin penuh perhatian.

"gak yang, gak sakit kok.. seme mah kuat yang ehehe" hyunbin nyengir-nyengir kuda.

"yang udah malem aku pulang dulu yaa, besok masih ada pemotretan pagi takut kesiangan" hyunbin memeluk tubuh minhyun, dikecupnya pucuk kepala, turun ke kening, pipinya, matanya, hidung, dagu dan terakhir bibir tipisnya.

..

tok

tok

tok

"ho, kamu udah tidur belum?" minhyun mengetuk pintu kamar adiknya, seonho.

"ya kak, belum. masuk aja gak dikunci" minhyun membuka pintu kamar dan duduk mengambil posisi di tepi ranjang.

"beberapa hari kedepan kemungkinan kakak bakal banyak kerjaan, kamu gak papa sendiri kan?"

"kakak ini, emang hoho baru pertama kalinya ditinggal kakak sibuk kerja? hoho udah kebal, hoho juga udah terbiasa mandiri, kan kakak yang ajarin" hoho jawab sambil sok kepedean.

"bagus kalo gitu. kamu jangan telat makan, belajar yang bener jangan pacaran mulu sama si guan. yaudah kakak mau tidur dulu, besok kakak mau nyiapin presentasi buat investor dari China" minhyun mengusak-usak surai hitam adeknya.

...

Minhyun masuk ke kamar, merebahkan tubuh capeknya dan memikirkan hubungannya dengan hyunbin kedepan, betapa minhyun membayangkan sebuah pernikahan yang indah bersamanya.

Begitu besar kesalahan yang hyunbin perbuat, begitu besar pula pintu maaf yang minhyun berikan untuknya, tapi kali ini....entahlah, hanya waktu yang akan menjawab.







terimakasih untuk para pembaca..

terimakasih untuk yang sudah kasih bintang..

terimakasih untuk yang udah sempetin buat komen..

The Third Person Minhyunbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang