3

29.3K 2K 97
                                    

"Hei, Airin" intrupsi suara yang terdengar lembut berbeda sekali dengan suara yang dimiliki Ryuya yang membuat Airin bangun dari tidurnya.

"Ka-kau..."

Ia duduk di pinggir ranjang dimana Airin membaringkan tubuhnya. Melihatnya, Airin membenarkan posisinya dan duduk bersandar pada frame ranjang sambil memperhatikan pria tampan itu. Lebih tepatnya ia berusaha mengingat siapa pria itu.

"Aku Kim Sejin, salah satu penghuni mansion ini!" ujarnya.

Airin bersingut sesaat, tadi ia berusaha untuk tertidur dan berharap saat ia bangun semua menjadi normal dan dia tidak perlu menjadi seorang istri dari beberapa pria serta kembali ke kehidupannya semula.

Dengan seenaknya, pria bernama Kim Sejin itu menjitak dahi Airin hingga membuatnya terkejut dan mengedipkan matanya beberapa kali. Ia menatap Jin sambil tak hentinya mengelus dahi mulusnya yang mendapat jitakan.

"Airin aku tau kau pasti terkejut juga bingung. Tapi, sebaiknya kau jalani saja dulu" lanjut Jin, wajahnya yang semula ceria kini terlihat menatap Airin dengan tatapan khawatir.

"eum... Jin... "

"Hmm.... maaf menggangu istirahatmu, ya? aku hanya ingin mengecek saja, tapi tadi kuliat kau merengut saat tidur" ucap Jin

Belum sempat Jin melangkah pergi, dengan tangkas Airin merangkak ke sisi ranjang dan menarik ujung sweeter yang dikenakan oleh Jin, membuat pria itu menoleh ke arah Airin dengan tatapan bingung.

"Aaaahh, tunggu!" ucap Airin

"kenapa?"

"eum... Ryuya bilang kalau aku harus tinggal disini, tapi--"

"Tentu saja, kau harus tinggal di sini" tegas Jin

"Tapi aku punya kehidupan sendiri! bagaimana dengan pekerjaanku, hum?!" tanya Airin.
Jin terdiam dengan mata membola, lain dengan Airin yang menatap Jin dengan tatapan serius.

"kupikir kau masih SMP" celetuk Jin

"Hey! aku ini 20 tahun! san aku masih kuliah! bagaimana dengan pendidikanku, huh?!" sahut Airin.

"ahh.. maafkan aku, kau bisa kuliah, sekarang istirahatlah" tutup Jin, ia menarik Arin ke delam dekapannya sesaat, kemudian melangkah keluar ruangan menyisakan Airin. Kini suasana kamar terasa sangat sepi, jujur saja Airin benci bila ditinggal sendiri seperti ini.

Airin baru ingat pasal sahabat kampusnya Sana, sebenarnya Airin tidak tinggal sendiri di apartement. Dia tinggal bersama sahabatnya itu dan lagi Airin ingat apa yang dikatakan Ryuya tadi, kalau penjahat itu bisa saja berada di apartement Airin.

Cklek!

"Astaga!!" pekik Airin

"aiish~ bikin kaget aja!" umpat Airin, ia memutar tubuhnya dan mendapati Ryuya yang berdiri di ambang pintu sambil menatapnya dengan tatapan sedingin es. Airin berusaha tersenyum kikuk menatap Ryuya yang melangkah mendekatinya.

"yaak! angin malam itu tidak bagus!" omel Ryuya.

"eum, maaf" cicit Airin dengan nada pelan.

"Apa? kau bilang apa?" tanya Ryuya. Airin mengangguk sambil menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.

"apa kau--"

Airin mendongak saat mendengar Ryuya menggantung perkataanya, ia menatap Ryuya dengan tatapan bingung. Ryuya tanpak menatap ke luar jendela dengan tatapan yang sangat serius, merasa bingung Airin ikut melihat ke arah Ryuya menatap, tapi ia tidak mendapati apapun yang aneh di taman mansion.

Dooor! Crat!

"AIRIN!"

Airin menutup matanya rapat-rapat saat ia mendengar suara tembakan yang sangat keras, dan lagi Airin merasakan sensai hangat yang menyelimuti tubuhnya.

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang