Gue lagi sibuk-sibuk kerja tiba-tiba ada yang manggil,"Han, ada tamu," kata Nayeon
"Siapa?" Tanya gue heran karena ga biasanya gue ada tamu.
"Cowo, tinggi, ganteng lagi," Kata Nayeon gemas gue cuman bales senyum doang emang si Nayeon itu ga bisa jauh-jauh dari yang namanya c o g a n.
Gue ngeliat orang gue kenal selama bertahun-tahun, gue nge hela nafas."Ada apa hun?"
dia nyadar lalu tersenyum gue langsung duduk di bangku yang di sediakan."Ehm, kita boleh ngomong di caf-" ucapan dia gue potong
"Disini aja bisa kan?" tanya gue dengan nada memaksa. Dia hanya senyum lalu ngangguk.
Perlu kalian tau dia Sehun, mantan gue sebelum gue nikah sama Lay. Haha dia emang "perfect" sayang ada banyak hal yang bikin gue ga nganggep dia se-perfect apapun.
"Ehm, kamu pernah bilang kan kamu mau berhenti kerja dan mau bangun toko kue. Nah aku ada tempatnya strategis. Ini ruko warisan Mama aku, karena aku ga make jadi aku kasi buat kamu aja." Kata Sehun
"Hun, ga mungkin aku nerima ini secara cuma-cuma," kata gue, gila tinggal ngasi doang secara gratis.
"Oke-oke. Kalau kamu ga mau ntar hasil dari jualan kamu kita bagi dua, gimana?" Tanya Sehun
Gue terdiam bentar, gue tau Lay ga suka gue berhubungan lagi sama Sehun. Dan kalau gue nerima ini sama aja gue ngenyakitin perasaan Lay kan?
"H-hun, gue ga-"
"Ga apa-apa kamu belum ngasi jawaban sekarang. Kalau kamu butuh kamu bisa telpon aku kan?" Kata Sehun
"Yaudah, aku pamit." Kata dia gue hanya membalas dengan anggukan gur ngeliat kepergiannya sampai gue ga ngelihat dia lagi.
Andai waktu itu lo ga nyakitin gue.
🌿🌿🌿
"Mas,udah ayuk cepetan photonya. Panas banget nih," Teriak seorang wanita yang memakai khas gaun pernikahan.
Lay yang lagi nelpon buru-buru mematikan telponnya."Iya,mba" balas Lay
"Okeh, yang serasi ya,satu...dua...tiga..."
Ckrek
"Gimana bagus ga?"
"Bagus kok mba,"
"Ah, pasti boong. Mau liat hasilnya." Dia langsung berjalan tanpa memperdulikan gaunnya yang panjang dan memakai hak tinggi.
Untung saja dibantu dengan asisten.
"Duh,mas. Masa muka saya jadi gendutan gitu," protes mba nya.
Lay nge-garuk tengkuknya. Selama ini ga ada protes soal beginian.
"Ulang lagi ah," kata mba nya dengan kesal
"Okeh, satu...dua...tiga..."
Ckrek
"Mau liat hasilnya," kata mba nya lagi dan ngebuat asisten nya jadi ribet
"Ih, mas kok badan saya yang jadi gemukan, ih! ulang lagi ah!"
Calon suaminya hanya memutarkan bola matanya.
Akhirnya Lay siap sampai jam setengah lima dari situ Lay langsung pergi ke kantor Hana.
Saat itu pas jam lima Lay nyampe dan menemukan Hana yang sedang menunggunya.
"Udah lama?" Tanya Lay
"Nga kok," Jawab Hana lesu
"Capek banget ya?" Tanya Lay khawatir
Hana hanya tersenyum dan memasang helm lalu menaiki motor Lay.
Mereka belum pulang ke apartemen, namun ke kuburan. Hana tau setiap sebulan sekali Lay akan mengunjungi kuburan Ibunya.
"Mah, Lay kesini lagi. Semoga Mama ga bosen ya," Kata Lay
Hana yang melihatnya terharu, ia tau bagaimana rasa sakit yang Lay rasakan. Ditinggalkan Ibunya saat 1 hari sebelum menikah namun Lay dengan keukeuh ingin tetap menikahi Hana.
"Jangan nangis dong," Kata Lay saat sadar Hana sudah merintikkan air matanya yang langsung di lap oleh Lay
"Kamu ga boleh nyalahin diri sendiri. Ini semua bukan salah kamu. Yang pasti sekarang kita sudah hidup berdua, kita juga berjuang bersama. Mama pasti senang liat kita bahagia seperti ini." Kata Hana
Laya memeluk Hana dan mencium bibir Hana singkat, ugh kalau aja Lay ga ingat tempat mungkin mereka akan melanjutkannya.
---
Vomments nya bae👌 padahal gue lagi sibuk buat belajar TO entar :")
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife ; LAY
Fanfiction[‼️Private Acak] "Aku menikah denganmu berarti kau adalah istriku, aku bertanggung jawab untuk menafkahi dirimu. Kebahagian mu itu tanggung jawabku bukan orang lain." Lay