Kaya dan berkuasa. Tentu saja itu mudah di dapatkan oleh Sehun. Dengan sikap keras kepalanya dan tetap pada pendiriannya Sehun lebih memilih untuk menolak tawaran Ayahnya untuk menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO dan memberikan itu kepada Kakaknya Luhan.
Jadi, apa yang dilakukan Sehun?
Mabuk-mabukkan, balap liar, dan hal-hal yang membuang-buang waktu. Chanyeol dan Jongin notabenenya teman sejak SMP sudah kewalahan untuk menasehati Sehun, walaupun mereka berdua juga termasuk sama seperti Sehun, tapi mereka masih punya akal normal untuk impian mereka.
----
Gue balik ke kantor dengan pikiran berkecamuk. Kecewa, marah, sedih semuanya menjadi satu.
"Lo gak apa-apa?" tanya Sooyoung setelah melihat gue dengan muka kacau. Saat di taksi tadi gue bener-bener frustasi.
Gue hanya menjawab pertanyaan Sooyoung dengan senyum lemah.
Gue melanjutkan pekerjaan yang masih banyak dengan pikiran yang masih kacau. Namun belum ada 10 menit gue malah bengong.
Gue ngehela nafas kesekian kalinya yang ngebuat Kyungsoo tepat disebalah gue menengok.
"Lo abis darimana sih?" tanya Kyungsoo
"Keluar," jawab gue yang dibalas dengan decakan kesal Kyungsoo.
Lalu dia berdiri mungkin mau ke pantry.
"Mau dibikinin apa?" tanya Kyungsoo menawari
"Coklat Panas," jawab gue yang langsung diangguki oleh Kyungsoo.
Gue teringat Sehun yang memesankan gue Caramel Macchiato. Itu ga sepenuhnya bener, gue dulu emang suka. Tapi, sekarang lebih memilih menu Coklat panas sebagai minuman favorit gue.
Setelah apa yang gue lalui semua ini, pingin banget gue memulai hidup baru jauh dari orang-orang yang membuat gue sedih, kecewa, marah.
Masalah terus berdatangan tanpa rasa bersalahnya. Yang ngebuat gue harus berpura-pura gue baik-baik aja didepan orang.
Gue tanpa sadar meneteskan air mata.
Bodoh emang, kenapa gue harus nangis di tempat yang tidak seharusnya.
Gue cepet-cepet menghapus air mata yang jatuh, beruntung orang-orang pada sibuk dengan pekerjaan mereka.
Kyungsoo datang sambil membawa 2 cangkir. Dia memberika 1 cangkir ke gue.
"Makasih, Kyung," kata gue tulus
Dia hanya mengangguk kecil.
"Ga adil lo! Masa lo cuman nawarin ke Hana doang!" protes Sooyoung yang melihat Kyungsoo memberikan cangkir ke gue.
"Lo punya kaki kan?" kata Kyungsoo cuek
"Dasar! manusia pilih-pilih!" kata Sooyoung sambil melengos pergi.
Gue hanya tertawa kecil. Beruntung orang-orang sini enak diajak bercanda nga tegang-tegang mulu.
----
Setelah gue selesai kerja, seperti biasanya Lay bakal selalu jemput tepat waktu.
Gue pikir bakal langsung balik rumah tapi dia lebih memilih pergi makan diluar. Nga biasanya Lay memilih makan diluar.
Dia pernah bilang,
"Buat apa makan diluar kalau aku punya istri cantik yang pinter masak,"
Hilih, gombal.
Dan pada saat itu juga hari hujan, Lay dengan sigap ngebuka jaketnya dan menaruh jaketnya di punggung gue.
"Lay, kamu cuman pakek kaos," kata gue
"Ga apa-apa, daripada aku khawatir kamu kedinginan," kata Lay sambil tersenyum
Apa yang dilakukan selalu ngebuat gue tersentuh, mungkin ini yang ngebuat gue jatuh cinta sama dia.
Dari cara dia memperlakukan wanita, cara berbicaranya, bahkan gombalnya....
Gue ga pernah ngerasain hal ini, ketika Lay memperlakukan gue seperti itu rasanya ada ribuan kupu-kupu yang terbang. Emang Cheesy-sih, tapi itulah rasanya.
Pesanan pun datang dan kita menyantap makanan dengan nikmat sambil ditemanin oleh hujan.
Kita selalu mengobrol hal-hal yang kadang emang ga penting tapi gue menyukainya ketimbang membahas pekerjaan.
Senyuman Lay selalu membuat gue damai, selalu ngebuat gue melupakan masalah yang terjadi pada kita.
***
Maap kalau ceritanya makin bosen:(
Vote and Comments yaw😘[Edit]
Buat chapter selanjutnya gua bakal private semuanya, karena apa? banyak siders ehe:(
so kalau mau baca ceritanya follow gue dulu lalu hapus cerita ini di library kalian lalu add cerita ini lagi. bukan mau cari followers:( tpi gue sedih aja banyak yang baca tapi vote nya gada.-Ryungbe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife ; LAY
Fanfiction[‼️Private Acak] "Aku menikah denganmu berarti kau adalah istriku, aku bertanggung jawab untuk menafkahi dirimu. Kebahagian mu itu tanggung jawabku bukan orang lain." Lay