duabelas

1.6K 136 5
                                    

Gara-gara gue ninggalin Lay sendiri di apotik akibatnya gue dimarahin habis-habisan sama Mama.

Istri bego banget dah. Rasa bersalah gue makin bertambah saat Lay nungguin gue dengan muka pucatnya.
Gue bahkan hari ini izin buat ga dateng ke kantor gara-gara liat kondisi Lay.

"Istri macam apa kamu ini, ninggalin suami sendiri."

"Iya, ma. Hana tau Hana lalai," kata gue kesekian kalinya ke Mak gue. Mama gue nelpon ke Lay karena beliau nelon gue ga diangkat karena Hp gue emang lebih sering di silent.

"Ya, yaudah ini lagi buatin makanan buat Lay,"

"Yaudah, assalamualaikum." tutup gue setelah di omelin sepanjang kereta. Gue menyiapkan bubur buat Lay.

"Lay, makan dulu yuk." kata gue membangunkan dia.

Semalem gue langsung buru-buru pergi dan nyari Lay, panik banget.

"Makan abistu minum obat biar sembuh,"

Dia cuman ngangguk masam, mungkin dia bosan karena menu makannya bubur doang. 

Ting Tong

"Aku buka pintu dulu."

Gue langsung berlari menuju pintu gue yakin itu sih Mama.

Gue ngebuka pintu dan yap Mama sama Papa dateng.

"Assalamualaikum," ucap Mama

Gue langsung menyalimi mereka, lalu menyuruh mereka masuk.

Baru aja gue duduk di sofa udah langsung di omelin lagi.

"Kamu tuh ya, masa bisa teledor gitu, pikiran kamu itu tuh gimana." kata Mama dengan omelannya

"Kok bisa sih kamu lupa gitu," kata Papa

Gue hanya bisa cengengesan, gue ga mungkin bilang bahwa gue ketempatnya Sehun. Sebenarnya gue bener-bener merutuki diri gue sendiri kenapa pas saat itu gue ga bilang untuk bermaksud mengunjungi Mama Sera.

Hp gue berbunyi saat gue melihat pesan nya gue langsung mematikan Hp.















Sehun
Bisa kesini?
















----




"Hun, stop ngejar-ngejar yang ga pasti." ucap wanita yang menatap Sehun lemah.

Bagi dia Sehun adalah cinta pertama yang tumbuh saat dirinya baru memasuki sekolah SMP. Mungkin dirinya berpikir itu masih perasaan sebagai teman laki-lakinya, tapi makin kesini dia merasa bahwa laki-laki ini sudah membuatnya tak bisa berpaling dari yang lain.

Sementara Sehun masih dalam lamunannya, semenjak Mamanya meninggal dirinya makin jauh berantakan. Chanyeol dan Jongin sendiri sudah berapa kali membujuk untuk melakukan sesuatu kegiatan yang biasa Sehun lakukan, tapi jawaban Sehun hanya diam.

Hanya wanita ini yang masih mampu bertahan di Sehun, yaitu Seulgi.

Seulgi menghela nafasnya sekali lagi lalu menatap jendala. Langit yang sudah mulai gelap, Seulgi berdiri menuju jendela.

"Aku hanya berharap kamu tidak menyianyiakan hidupmu. Ada banyak orang yang masih sayang dengan dirimu tapi kamu seolah menutup diri." gumam Seulgi yang masih didengar oleh Sehun

" gumam Seulgi yang masih didengar oleh Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi melihat Sehun yang masih bergeming. Dirinya sadar, masih belum  ada tempat untuk dirinya atau memang tak ada.

Seulgi mengambil tasnya

"Aku udah nyiapin makanan di meja kamu bisa manasin nya nanti."

Lalu Seulgi meninggalkan Sehun, walaupun sebenarnya dia tau dia tak akan memakannya dan berujung di buang karena sudah basi.

Tepat saat itu Chanyeol datang.

"Gimana?" tanya Chanyeol

Seulgi hanya memberikan senyuman kecut, lalu meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri.

Ada rasa bersalah dalam dirinya ketika hancurnya hubungan Sehun dan Hana. Dirinya tak tau kenapa menjadi orang yang serakah.

Terkadang perasaan itu tak adil, disaat kita ingin menjauh perasaan itu semakin menjadi-jadi.

Dan terlebih lagi dirinya sama sekali tidak dianggap oleh Sehun.

Ntah sampai kapan dirinya bertahan dalam posisi ini.

----

Konflik kaga selese-selese dah ah:")
Sengaja biar seru🙃

Jangan lupa vote dan komennya ❤️

-Ryungbe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Wife ; LAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang