2. Kontrakan

54 3 2
                                    

Runa masih tidak bisa percaya dengan status barunya sekarang. Istri! Runa tidak menyangka jika ia telah resmi menjadi istri sah dari seorang Kevan Mahendra. Mata Runa sejak tadi terus menatap buku nikah ditangannya, biar dibolak balik sedemikian rupa pun namanya tetap ada di dalam buku itu. Meskipun hanya menikah di KUA tanpa resepsi, mereka sudah sah secara agama dan negara.

Semuda ini Runa sudah menjadi seorang istri? Dia bahkan merasa belum pantas menyandang gelar itu. Runa sama sekali tidak mengerti tentang urusan rumah tangga. Runa sudah terbiasa disiapkan, bukan menyiapkan. Dan jauh dilubuk hati Runa paling dalam ada perasaan takut gagal. Karena berumah tangga tanpa pengalaman ngak segampang membalikan telapak tangan. Di rumah, Runa bahkan ngak bisa apa apa tanpa Bik Asih, ARTnya.

Runa menatap wajah laki laki yang kini tengah berbaring di sampingnya, Kevan terlihat tampak lelah setelah selesai mengemasi kontrakan baru mereka. Kontrakan berukuran sedang yang 'lumayan lah' bagi Runa itu mempunyai vasilitas yang lumayan lengkap, jadi kedua pasutri itu tidak perlu lagi repot repot mencari perabotan rumah tangga, di dalamnya sudah tersedia kasur, lemari, kompor gas, tv, kipas angin, sampai kulkas. Sementara itu rumah Runa telah disita oleh Bank, mau tidak mau Runa harus segera angkat kaki dari sana. Runa bersyukur, seandainya tidak ada Kevan di sampingnya, mungkin sekarang ia sudah menjadi gembel di luaran sana.

Runa tidak pernah membayangkan sebelumnya jika ia akan tinggal di kontrakan sekecil ini bersama suaminya. shh, sebenarnya Runa masih sedikit geli menyebut Kevan sebagai suaminya. Namun, Runa merasa terharu dengan perjuangan Kevan untuk dirinya, ia bahkan rela menjual motor kesayangannya untuk melanjutkan hidup mereka, apalagi Kevan bilang besok ia akan mencari kerjaan.

Runa menatap laki laki yang sedang tidur itu dengan seksama. Kevan sangat tampan, wajah menyebalkannya menjadi polos ketika sedang tidur. Dulu dipertemuan pertama mereka, Runa memang sempat tertarik dengan Kevan yang memiliki wajah tampan. Laki laki dengan ketampanannya itu merupakan nomor satu dimata perempuan. Tetapi seiring berjalannya waktu ketika melihat sifat playboy Kevan yang kian hari semakin menjadi jadi membuat Runa jadi hilang feeling padanya, hingga muncul lah si baik hati Reynal yang membuat Runa langsung jatuh hati padanya.

Seandainya yang ada di sisinya sekarang adalah Reynal, mungkin semuanya terasa jauh lebih baik.

"Kenapa sih Van lo berjuang sampai segininya buat gue?" gumam Runa. Ia lalu membaringkan dirinya di sebelah Kevan.

Runa jadi teringat kembali akan perkataan Kevan sebelumnya bahwa laki laki itu menyukainya, rasanya Runa masih tidak percaya dengan itu. Tapi melihat perjuangan laki laki itu untuknya membuat hati Runa sedikit luluh.

Rasanya Runa tidak bisa bosan memandangi wajah tampan Kevan, selain enak dipandang Runa sangat menyukai hidung mancung Kevan yang tidak bisa Runa miliki, Runa tidak pesek sih tapi tidak juga semancung hidung Kevan. Tangannya yang gatal pun menyentuh hidung Kevan dengan memencet mencetnya.

Runa langsung terlonjak begitu Kevan membuka matanya yang terlihat merah, sepertinya laki laki itu benar benar mengantuk.

Runa meruntuki kebodohonnya yang telah menganggu tidur nyenyak Kevan, namun belum sempat meminta maaf Kevan sudah kembali tertidur dengan memeluknya seperti guling.

Runa mengerak gerakan tubuhnya berusaha melepaskan tubuhnya dari belitan Kevan. tubuh Runa langsung merinding Begitu merasakan napas Kevan menyapu lehernya.

"Pan lepas!"

"Nghhh"

"Kepan!! lo mau gue hajar ya?"

"Tapi pakai bibir ya..," gumam Kevan dengan suara serak khas baru bangun tidurnya.

Cepat cepat Runa langsung menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Kepan!!!"

Masih menahan kantuknya, Kevan berusaha membuka matanya agar bisa menatap wajah istrinya. Istri ya? Kevan jadi senyum senyum sendiri memikirkannya. Gadis yang selama ini diam diam ia sukai sekarang sudah menjadi istrinya, jodoh memang tidak pernah salah.

Katakan saja kalau Kevan brengsek, karena menyukai pacar sahabatnya sendiri. Tapi, gadis di dalam pelukannya itu kini telah menjadi istrinya. Bukankah statusnya sekarang lebih keren daripada Reynal.

"Apa salahnya kita kan suami istri!" goda Kevan.

"Kepan! kalo lo berani macam macam gue bakalan teriak sekarang juga!" ancam Runa.

Melihat Runa ketakutan Kevan malah semakin gencar untuk mengodanya. Dari dulu Kevan memang suka mengacau Runa. Apa lagi kalau Runa sudah marah marah, Kevan jadi gemas rasanya.

"Pasangan baru kaya kita wajar kalo teriak teriak Run!"

"Sialan lo!"

"Dosa lo kalo ngomong kasar sama suami, apa lagi nolak kemauan suami!"

"Gak peduli!"

"Apaan sih Run, kaya ngak pernah ciuman aja! janji deh ngak macem macem, kecuali kalo lo udah siap!"

"Dasar cabul!"

"Yeh, suami istri mah wajar!"

"Cium dikit lah Run!" kata Kevan sambil memajukan bibirnya. Sementara Runa masih berusaha menutup wajahnya.

"Ngak mau, first kiss gue cuma buat Ray!" menyadari ada yang salah dari ucapannya Runa langsung menutup mulutnya.

Kecewa, itu lah yang dirasakan Kevan saat mendengar perkataan Runa barusan. Rasanya sekarang dada Kevan seperti di lindas dengan buldoser hingga remuk tak bersisa, berlebihan memang tapi begitulah yang dapat Kevan gambarkan tentang rasa sakitnya saat ini. Kemudian Kevan melepaskan pelukannya dari Runa lalu tidur membelakangi gadis itu. Suami mana sih yang suka kalau istrinya menyebut nama laki laki lain.

Runa langsung duduk di samping Kevan, "Pan kamu marah?"

"..."

"Pan!" kali ini Runa mengoyang goyangkan bahu Kevan.

"..."

"Kepan..!"

"..."

"Maaf..!" Runa menunduk dalam dalam, ada rasa sesal dihatinya telah berkata seperti itu. Seharusnya Runa tidak perlu menyebut nama Rey lagi di depan Kevan. Runa seharusnya menghargai perasaan Kevan, walaupun ia belum mencintai Kevan, tapi laki laki itu mencintainya.

Sementara Kevan sengaja tidak mau membalikan badannya, ia berharap dengan begitu Runa akan menyadari perasaannya. Siapa bilang laki laki tidak punya perasaan yang lembek? contohnya Kevan, ia akan merasakan sakit jika perempuan yang dicintainya menyebut nama laki laki lain.

Sayup sayup Kevan mendengar suara isak tangis di belakang tubuhnya, tubuh Kevan langsung menegang. Runa nangis begitu pikir Kevan. Ia pun langsung membalikan tubuhnya ke arah Runa. Namun yang Kevan dapati adalah senyuman lebar diwajah gadis itu.

"Sial!" umpat Kevan.

"Hahahahaha...!"

Tidak terima dibodohi gadis itu Kevan pun bangkit dari tidurnya, diterjangnya tubuh mungil Runa hingga gadis itu kehilangan keseimbangan.

"Kepan sarap!! lo mau ngapain?"

Melihat seringaian di wajah Kevan, Runa menjadi ketakutan. Namun seringaian laki laki itu berganti gelak tawa ketika laki laki itu mengelitik perutnya.

"Hahahaaha..., stop Pan!!!"

Bukannya berhenti Kevan malah semakin menjadi jadi mengelitiki perutnya.

"Kepan!!!! geli......!"

"Biarin! siapa suruh ngerjain gue!"

"KEPAN BERHENTI GUE MAU PIPIS!!!"

"Pipis aja pipis!"

"KEVAN GUE SERIUS!!!"

Kevan langsung menghentikan aksi jailnya pada Runa ketika merasakan basah dibawah kasur mereka.

"Tuh kan gue beneran pipis!"

Kevan meneguk ludahnya, "So..sorry Run!"

Suddenly with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang