Hari ini Runa hanya sendirian di rumah, sementara Kevan sedang berjuang mencari pekerjaan diluar sana. Sebagai balasan atas kebaikan laki-laki itu, Runa ingin mencuci pakaian suaminya itu. Sebenarnya memang tugas seorang istri mencuci pakaian suami, tapi bagi Runa yang dari kecil tidak pernah menangani keperluannya sendiri, jelas itu merupakan prestasi baginya. Runa bisa berbangga hanya karna mencuci pakaian, membereskan tempat tidur, dan menyapu rumah.
Wajah Runa langsung memanas ketika menyadari apa yang sedang ia pegang, pakaian dalam Kevan, astaga. Runa langsung melemparnya begitu sadar, sontak saja busa busa dari cuciannya menerpa wajahnya.
"Masa iya gue harus nyuci dalaman dia?" Gumam Runa sambil takut takut mengambil kembali dalaman Kevan yang tadi jatuh.
"Ini kan buat melindungi... Arghhhh gue mikir apa sihh!" Kata Runa sambil menggeleng geleng kepalanya. Bisa-bisanya Runa mikirin itu Kevan.
Kegiatan mencuci Runa terpaksa berhenti ketika mendengar ketukan disertai ucapan salam di luar sana, Runa pikir itu Kevan, tapi setelah mendengar suara itu Runa yakin itu suara perempuan. Siapa?
Ketika membuka pintu Runa langsung disambut dengan wajah cantik seorang wanita paruh baya, Runa mengira usia wanita itu sekitaran 30 keatas, tapi meski begitu wajah wanita itu masih terlihat cantik dan awet muda.
"Assalamuallaikum..!" Ternyata tidak hanya wajahnya yang cantik, suaranya juga sangat lembut.
"Wa.. waalaikumsallam.." sahut Runa sambil membuka pintu lebih lebar.
"Kamu Aruna?"
Pelan, Runa mengangguk. Melihat wajah bingung Runa, wanita itu langsung mengerti.
"Saya Ibu Kevan." Kata wanita itu dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya.
Meskipun Runa sering lupa, tapi Runa masih ingat dengan jelas wajah wanita yang duduk di sebelah Papa Kevan, Wanita ini bukan dia yang duduk di sebelah Papa Kevan, yang Runa yakini sebagai Ibu Kevan
____
Setelah mempersilahkan Wanita itu masuk, keduanya kini duduk diatas tikar berbentuk puzzle yang memang sudah tersedia di dalam kontrakan itu, tidak ada kursi di sana.
"Maaf ya Bu, kontrakannya memang kecil!"
Wanita itu tersenyum, sepertinya wanita itu memang suka sekali tersenyum. Wanita sebaik itu saja bisa berpisah, bagaimana dengan dia yang, buru-buru Runa mengenyahkan pikirannya.
"Ngak kecil kok, Ibu justru bangga sama kalian. Kevan, anak itu, Ibu ngak nyangka dia udah dewasa."
Runa menunduk, ada rasa haru ketika merasa dirinya diterima oleh Ibu Kevan sebagai menantu.
"Aku pikir, Ibu bakal mikir aku cewek ngak benar."
"Kamu ngomong apa sih Run, Kevan itu anak Ibu, Ibu tau Kevan seperti apa, dia gak mungkin kaya begitu."
"Iya Bu,"
"Kamu pacarnya Rey kan?"
Runa seketika terlonjak, dari mana Ibu Kevan tau.
"Kita udah putus bu, tapi sumpah Runa ngak hamil,"
Belum selesai Runa bicara, tawa Ibu Kevan memecah. Ibu Kevan menggeleng geleng kepalanya sambil mengelus rambut panjang Runa.
"Kevan benar, kamu itu polos!"
"Bu.." rengek Runa yang mulai terbiasa dengan Ibu Kevan.
"Kalau pun hamil, Ibu yakin Kevan ngak mungkin dengan bodohnya nikahin perempuan yang sudah hamil dengan temannya, Kevan pasti bakalan ngejar sampai ke ujung dunia sekali pun supaya orang itu tanggung jawab."
"Ibu, boleh peluk ngak?"suara Runa sangat kecil, tapi ketika dekapan hangat itu datang, Runa tau Ibu Kevan mendengar. Jadi ini rasanya di peluk Ibu?
"Yang kuat ya Run, Ibu tau kamu baru saja kehilangan orang yang kamu sayang, Kevan udah ceritain semuanya ke ibu, bahkan sebelum mengambil keputusan ini, Kevan sudah minta restu ke Ibu. Ibu yakin Kevan bisa jagain Runa.."
"Makasih ya Bu, udah lahirin anak sebaik Kevan..!"
Mulai hari ini, Runa bejanji akan berubah menjadi yang terbaik buat Kevan.
____
Walau pun lelah setelah seharian cari kerjaan, senyum Kevan langsung mengambang ketika melihat istrinya sedang sibuk mengangkat jemuran. Dengan usil Kevan langsung memeluk tubuh Runa dari belakang, sontak cewek itu langsung teriak.
"Baru dipeluk aja udah teriak!" Ejek Kevan semakin mengeratkan pelukannya.
"Bisa ngak sih ngak usah ngagetin, aku pikir tadi orang cabul!"
"Dih, cabulin istri sendiri kan pahala!"
"Pan lepasin dulu, ngak liat apa cuaca udah mendung, emangnya mau tidur pake selimut lagi? Badan aku sakit semua tau!"
"Padahal belum diapa apain!" gumam Kevan polos.
"KEVAN!" Kata Runa siap dengan cubitan mautnya.
"Ampun ampun, sini aku bantuin!"
"Ini, kenapa ngak dibalik sih jemurnya?"
Mendengar itu Runa menoleh, ia dibuat terperangah dengan wajah tampan Kevan dari samping, cowok itu tengah sibuk mengangkat satu persatu pakaiannya lalu memasukannya kedalam keranjang.
"Wah, ternyata gede juga ya? Pantas pas tidur empuk banget!"
Menyadari apa yang dipegang Kevan, Runa langsung menariknya.
"Kevan mesum!" Omel Runa dengan wajah memerah.
"Kamu cantik banget sih Run kalau mukanya merah begitu aw!" Mendapat cubitan tak terduga dari Runa membuat Kevan meringis.
"Uda ah, cepat masuk udah gerimis nih!" Kata Runa ketika menyadari tetesan tetesan kecil dari atas mulai jatuh. Buru- buru Kevan mengangkat keranjangnya, menaruhnya di dekat pintu lalu berbalik lagi membantu Runa mengangkat kasur mereka.
Tak lama hujan jatuh dengan derasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly with you
RomanceDemi Aruna Kaila, seorang Kevan Mahendra rela kehilangan segalanya dan membohongi keluarga dengan mengatakan bahwa ia menghamili Aruna.