Tanpa malu malu sinar matahari pagi menerobos jendela kamar mereka yang memang belum sempat diberi penutup pada kacanya. Kevan yang memang tidur berhadapan langsung dengan jendela pun langsung terbangun. Kevan tersenyum ketika menyadari ada sebuah tangan yang membelit di pingangnya, dengan gerakan kecil Kevan mengusap tangan kecil itu.
Hahh... Rasanya sangat bahagia ketika bangun di pagi hari saat membuka mata sudah ada wanita cantik di sisinya, apa lagi itu adalah Runa, gadis yang ia cintai. Ngak masalah mereka tidur hanya dengan beralaskan selimut, gara gara kasur yang harusnya mereka tiduri basah terkena ompolan Runa.
Kevan menghela nafas, dia bersyukur Runa ngak lama lama marah padanya karena kejahilannya kemaren.
Tidak puas hanya dengan menyentuh tangan Runa, Kevan membalikan tubuhnya agar bisa melihat wajah gadis itu ketika tidur. Luar biasa, rasanya Kevan seperti baru melihat bidadari. Runa benar benar cantik apa adanya. Kevan suka semua yang ada di wajah Runa, terutama bibir pink nya, Kevan suka, ia jadi penasaran bagaimana dengan rasanya. Tapi Kevan jadi ingat dengan apa yang diucapkan istrinya semalam, walaupun menyakitkan, tetapi disisi lain Kevan merasa senang karena ternyata bibir istrinya itu belum tersentuh oleh siapa pun.
Kevan akan berterimakasih pada Rey karena telah menjaga Runa dengan sangat baik.
"Ngapain senyum senyum sendiri!"
Kavan langsung terlonjak begitu menyadari ternyata gadis di depannya itu sudah membuka kedua matanya.
"Good morning honey!"
Mendengar itu bukannya tersipu Runa malah menjadi mual. Kevan dengan segala trik modusnya memang satu paket, tak heran laki laki itu dijuluki dengan Playboy cap monyet. Huh, Runa jadi rindu dengan seseorang yang telah memberi gelar tersebut pada Kevan. Tapi tiba tiba saja kepala cantiknya seolah memberi peringatan, ingat Run, lo udah jadi istri orang sekarang!
"Jam berapa sekarang?"
Refleks Kevan langsung meraih ponselnya yang ada di sebelah bantal lalu mengaktifkannya.
"Setengah sepuluh," gumam Kevan.
Buru buru Runa bangkit lalu mencepol rambutnya, tentu saja pemandangan itu tidak Kevan sia siakan, dengan jail Kevan pun mengambil gambar Runa itu dengan ponselnya. Runa yang mendengar bunyi kamera pun langsung menoleh.
Sambil melotot Runa mencoba meraih ponsel Kevan, "Hapus ngak!"
"Ngak mau wek!" kata Kevan sambil memeletkan lidahnya.
"Kepan resek ih! hapus ngak! kalau mau motoin itu bilang dulu dong, gue masih jelek nih!"
"Siapa bilang istri gue jelek!"
Rasa panas pun langsung menjalar di wajah Runa. Kata Istri benar benar sensitif buat Runa.
"Kok mukanya merah gitu sih Yang?"
"Apaan sih Yang Yangan, gue Yang lo yang ke berapa!"
"Satu, sumpah! cuma lo yang gue panggil Sayang!"
"Terus, si Tiva, Rika, Sasa, Via, lo panggil apa?"
"Beb!"
"Tuh kan!" kata Runa sambil buang muka.
Alis Kevan bertaut, "Cemburu?"
Runa memutar bola mata, "Siapa juga yang cemburu sama lo!"
"Ngak sekarang, nanti nanti juga cemburu!" ejek Kevan.
Runa melotot lalu mencubit paha Kevan, "PD banget sih lo!"
"Udah berani ya cubit cubit, balas nih!"
"Bodo! Kevan gue laperrr!"
Mendengar keluhan Runa, Kevan pun langsung bangun, sebelum beranjak Kevan menyempatkan diri mencium pipi Runa lalu berbisik di telinga gadis itu, "Tunggu bentar gue masakin!"
Karena keterpakuannya Runa sampai ngak sadar kalau Kevan sudah menghilang di balik pintu. Buru buru Runa menyentuh pipinya, APA barusan Kevan nyium dia?
📌
"Enak banget Pan, ternyata lo bisa masak juga ya!"
Kevan memutar bola matanya, tak habis pikir dengan pujian istrinya. Yang namanya mie instan dari zaman batu juga rasanya begitu begitu aja, walaupun di zaman sekarang banyak varian rasanya, mau Chef sekalipun yang masak namanya Mie tetap begitu aja rasanya. Mungkin karena Kevan masaknya dengan penuh cinta makanya rasanya berbeda dari lainnya.
"Cuma mie doang mah kecil!"
"Makasih suami!"
Kevan cengo, dia ngak salah dengarkan? akhirnya Runa mau juga mengakuinya sebagai suami.
"Pan, tapi lain kali telurnya setengah mateng ya, gue suka!"
"Oke istri!"
"Hm... Pan gue pengen ngomong!"
Kevan menoleh, "ngomong aja!"
"Kita ngak mungkin kayak gini terus, maksud gue, uang lo pasti bakalan habis, untuk bertahan hidup kita harus kerja pan!"
"Bukan kita Run, tapi gue yang harus kerja, gue yang jadi kepala rumah tangga, gue yang bertugas cari uang, gue janji bakalan lebih giat, dan gue sangat melarang istri gue kerja, lo cukup di rumah, gue cuma pengen ketika gue pulang, ada istri gue yang nungguin gue di rumah, seperti kata ayah, secapek apa pun dia bekerja, rasa capeknya bakalan hilang kalau lihat senyum ibu menyambut kedatangannya!"
Rasanya baru kali ini Runa mendengan Kevan bicara seserius ini. Ada rasa sesak dalam hati Runa yang tidak bisa ia jelaskan. Runa tidak menyangka seorang Kevan bisa berfikiran seperti itu. Dulu, Runa kira Kevan adalah orang yang tidak bisa serius, kerjanya hanya main-main. Tapi setelah apa yang terjadi belakangan ini, Runa jadi tau satu hal. Runa tidak boleh menganggap remeh seseorang. Jika Kevan mau berusaha, seharusnya Runa bisa belajar lebih keras lagi menjadi istri yang baik buat Kevan.
Tanpa terasa air mata Runa menetes mengenai pipinya.
"Maaf ya Pan, kalo gue malah jadi beban buat lo. Harus nya sekarang lo lagi sibuk-sibuknya daftar masuk universitas yang lo sukai, mengejar cita-cita lo, bukan malah," belum selesai Runa mengatakannya, tubuhnya sudah direngkuh erat oleh Kevan.
"Gue bahagia kok, kalo lo jadi bagian dari beban gue, lo juga bagian dari cita-cita gue, jadi gue sangat bersyukur sekarang!"
"Makasih Pan..hiks!"
"Jangan nangis! Aruna Kaila yang gue tau itu ngak cengeng!"
"Bodo amat Pan!"
"Ehh.. ingusnya jangan di lap di baju gue dong!"
"Biarin! Siapa suruh lo bikin gue nangis!"
"Lah kok gue!"
"Abis lo resek! Bisa ngak sih lo ngak usah baik sama gue?"
"Kalo gue jahat, entar KDRT dong!"
"Bukan gitu Kepan dodol!"
"Lo kenapa sih dari kemaren suka nyebut dodol, ngidam ya? Ntar Papa Kevan beliin!"
"Najis tau ngak lo!"
Runa tau hidup dengan Kevan bakalan bikin Runa darah tinggi. Tapi cuma Kevan satu-satunya orang yang ia punya sekarang, cuma Kevan yang bisa ia percaya. Runa bahkan ngak tau bagaimana caranya berterimakasih dengan laki-laki itu, tapi Runa bejanji akan menjadi yang terbaik untuk suaminya, Kevan Mahendra
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly with you
RomanceDemi Aruna Kaila, seorang Kevan Mahendra rela kehilangan segalanya dan membohongi keluarga dengan mengatakan bahwa ia menghamili Aruna.