1. Manhattan Whisper (a)

9.9K 279 88
                                    

"Huft!"

Seruan lega diembuskan seorang gadis berkerudung panjang biru muda yang baru saja masuk ke kantin kampus. Berjalan terlalu cepat dari gedung kuliahnya hingga ke kantin ini membuat napasnya terengah-engah. Sembari mengatur napas, ia melangkah perlahan menghampiri konter makanan yang menyediakan beragam menu makan siang hari ini.

Saat ia berjalan, ujung baju terusannya yang lebar dan panjang melebihi mata kaki seolah menyapu lantai. Ia mencangklong tas besar di pundak kanannya dan mengapit dua buku tebal di lengan kirinya.

Gadis berkerudung itu mengambil sebuah baki kemudian memilih makan siangnya. Susah payah ia membawa baki makanannya itu sambil tetap mengapit dua buku tebal di lengan kirinya. Kemudian matanya mengamati seluruh ruang kantin.

Ini waktu makan siang. Kantin ini dipenuhi mahasiswa-mahasiswi yang asyik menikmati makan siang masing-masing sambil saling berbincang-bincang satu sama lain.

Agak jauh dari tempatnya berdiri, ia melihat kursi kosong di samping seorang gadis berambut merah. Ia segera berjalan menghampiri kursi itu.

"Sorry, this place is not for you!" seru gadis berambut merah itu dengan suara ketus sambil meletakkan begitu saja tas besarnya di atas kursi kosong itu.

Gadis berkerudung itu tertegun sesaat, namun tak berkomentar apa-apa. Ia kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kantin.

Ia melihat ada satu kursi lagi yang kosong di hadapan sebuah meja bundar yang sudah dikelilingi dua orang pemuda dan seorang gadis. Ia menghampiri kursi itu, berharap ia diizinkan duduk di kursi itu.

"Excuse me, can i ...?"

Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya, pemuda yang duduk di sebelah kursi kosong itu segera meletakkan tangannya di atas kursi itu.

"This is my girlfriend's seat," ucap pemuda itu.

Gadis itu menelan ludah. Ia tampak kebingungan. Bagaimana ini? Kedua tangannya mulai merasa kepayahan memegang baki makanan sekaligus dua buku tebal yang berat.

"Hei, Cina Arab! Nikmati saja makan siangmu di luar. Tempat ini bukan untukmu," ujar pemuda itu lagi dengan pandangan sinis, lalu ia tertawa bersama dua temannya, seorang pemuda dan seorang gadis yang sama-sama duduk mengelilingi meja itu.

"Brian, kenapa kamu kasar banget sih?" tegur seorang gadis berwajah menarik berkulit sawo matang pada pemuda itu.

Gadis berpakaian skinny jeans dengan t-shirt berlengan pendek yang pas badan itu tiba-tiba saja sudah ada di samping gadis berkerudung yang masih memegang baki makanannya.

Gadis itu meraih baki yang dibawa gadis berkerudung panjang itu, kemudian meletakkannya di atas meja di depan kursi yang masih kosong.

Pemuda yang disebut Brian itu tampak terpana melihat aksi gadis yang baru datang itu. Gadis berkerudung itu juga hanya bisa tertegun melihat baki makanannya diambil tanpa permisi.

"Please, sit down here. Kamu bisa menghabiskan makan siangmu di sini. Kursi ini milik kantin. Boleh ditempati siapa saja," ucap gadis bergaya modis itu.

"Tapi ...." sahut gadis berkerudung itu tampak canggung dan ragu.

"It's okay," ucap gadis yang menolongnya sambil tersenyum lebar.

Tahajud Cinta di Kota New York (Telah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang