Langkah kaki itu saling terdengar sahut-menyahut. Seorang pria dewasa terlihat tak sabaran hingga lengan kekarnya memangku tubuh mungil seorang bocah lelaki tampan lalu membawanya berlari.
"Dad, apa Mommy akan baik-baik saja?"
Jiyong dalam laju larinya tersenyum, mencoba untuk menenangkan sang anak yang tengah dilanda perasaan khawatir.
"Mommy akan baik-baik saja. Kau tidak perlu mencemaskannya."
"Lalu, bagaimana dengan-"
"-Ah kita sudah sampai." Jiyong memotong perkataan bocah kecilnya begitu saja. Menurunkan tubuhnya dan menggandeng salah satu lengan kecil itu.
"Kau sudah datang?"
"Kau disini?" Jiyong dan Seunghyun saling bertukar sapa, Seunghyun menatap sekilas pada sosok bocah kecil di samping Jiyong.
"Yo, jagoan.." Sapa Seunghyun pada bocah kecil tersebut.
"Halo paman Seunghyun. Hu? Dimana Aleyna?" Seunghyun tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Kane dengan penuh kasih sayang.
"Dia sedang di rumah Auti-nya, hari ini dia tidak paman izinkan untuk datang kemari."
"Hee? Kenapa?"
"Karena paman tidak ingin dia bertemu dengan mu."
"Paman jahat sekali.." Ekspresi cemberut Kane berhasil membuat tawa kecil muncul dari arah Seunghyun. Pun dengan Jiyong, di tengah-tengah kekalutannya, pria itu dapat tersenyum atas tingkah menggemaskan yang di tunjukan oleh sang putra.
Di tengah-tengah suasana cair yang di sebabkan oleh sikap menggemaskan Kane, sebuah suara tangisan Bayi yang nyaring terdengar hingga keluar. Jiyong, Seunghyun pun dengan Kane terkejut, mereka saling memandang dengan sepasang mata yang sama-sama membulat lucu.
"Dad?!" Pekikan Kane menyadarkan Jiyong dan menggerakan sepasang kaki-kaki jenjangnya untuk masuk kedalam ruang bersalin.
"Taeyeon-ah."
"Eoh! Ya Tuhan!" Tiffany terkejut. Dokter cantik itu memandang nyalang pada sosok tampan Jiyong.
"Jiyong Oppa, kau mengagetkan ku. Bagaimana jika putri mu ini lepas dari genggaman ku dan terjatuh?!" Marah Tiffany yang semakin membuat tangis Bayi perempuan mungil di Pangkuannya semakin kencang.
"Ah Mianhae." Dengan menyesal Jiyong menatap Tiffany, meminta maaf atas kesalahannya.
"Mommy!" Pekikan Kane membuat perdebatan kecil yang di lakukan oleh Tiffany dan Jiyong terhenti. Bocah kecil itu terlihat berlari kecil menghampiri seorang wanita cantik dengan wajah piasnya.
"Taeng, kau baik-baik saja?" Jiyong kembali melangkah. Tiffany berbalik melanjutkan langkah untuk membersihkan Bayi perempuan mungil di pangkuannya.
"Ji, kau datang?" Taeyeon, wanita itu bertanya, dengan nada lirih yang terdengar begitu lemah. Jiyong tersenyum, salah satu tangannya mengusap kening berpeluh Taeyeon.
"Tentu saja, aku sangat ingin menemani mu disini."
Taeyeon tersenyum, kemudian dengan lembut menutup kelopak-kelopak matanya.
"Taeng tolong jangan membuat ku spot jantung." Ujar Jiyong secara refleks ketika dia melihat wanitanya memejamkan lembut kedua kelopak mata indah itu.
Taeyeon otomatis tertawa. Walau tawanya masih terlihat begitu lemah.
"Aku hanya istrahat sebentar Ji."
"Benarkah?"
"Dia tidak akan mengalami masa kritis seperti 5 tahun lalu Oppa, jadi tak perlu khawatir. Taeng maaf mengganggu istirahat mu, tapi bisakah kau memberikannya asi dulu?"
"Ah baiklah. Terima kasih Fanny-ah."
Jiyong menghembuskan dengan lega nafasnya, dia membantu Taeyeon untuk duduk bersender pada bantalan. Menatap penuh binar kebahagiaan pada sosok mungil Taeyeon dan buah hati kedua mereka. Dia merasa begitu bersyukur, ketika pada akhirnya Taeyeon memilih untuk kembali membuka mata pada 5 tahun lalu, memandang, tersenyum dan memberikan sebuah pelukan hangat pada tubuh lelahnya. Saat itu adalah ketiga kalinya dimana Kwon Jiyong mengeluarkan lelehan air mata untuk seorang wanita.
"Terima kasih Taeyeon-ah. Terima kasih karena sudah hidup dan memberikan ku kebahagiaan serta keluarga kecil yang begitu berarti.."
"Aku mencintai mu. Dan akan terus mencintai mu, hingga melebihi cinta mu pada ku."
Kecupan hangat Taeyeon terima di daerah kening. Dia tersenyum lembut, lalu bergumam "Aku juga mencintai mu Kwon Jiyong. Sangat."
(END)
Yuhu KEJUTANN!! Ada yg kaget ga? Hahaha
Aku bawa Epilog-nya. Pendek ya? Iya sengaja kan namanya juga Epilog (halah bilang aja mentok ide) :"
Oke ini menjelaskan bahwa 5 tahun lalu Taeyeon selamat namun doi sempat mengalami masa kritis. Berapa lama waktunya? Yaa coba berkira-kiralah sendiri yaa xD Ros minta di getok. Lalu selanjutnya untuk chingu yg sempat nanya 'Jiyong blm sempat mengungkapkan apa?' itu loh pengucapan kata Tjintah (Aseeek). Iya jadi dia kan selama nikah blm samsek bilang I lope yu ke Taeng jadi ya gitu deh makanya ada dialog yg muncul "..Aku bahkan belum sempat mengungkapkannya." Jd itu mksdnya Jiyong blm mengungkapkan bahwa dia mencintai Taeyeon. (Iya Ros iya, daritd di bolak balik mulu.)
Maapkan daku yaa. Otak ku lg rada gesrek hahaha.. Oiya sebelumnya makash banyak yg sudah bersedia stay membaca, vote dan koment. Aku menyayangi kalian LUV...
Ah dan yg mau minta folbek jgn sungkan, Wal atau chat aja ya, aku sejujurnya ingin mengenal chingu2 sekalian. Siapa tau ternyata kita tetanggaan (?)
Sip, terkahir aku mau promot. Aku bawa cerita baru. Setelah beberapa waktu terakhir ini kita happy happy bersama cerita ku, maka yg satu ini ayo kita bersesal-sesal ria dengan genre hurt/comfort. Catsnya masih tatap GTAE! HOHOHO aku bener-bener greget mau buat cerita yg tragis buat mereka. Bagi yg kepo monggo mampir. Judulnya The Fates. Wes rampung tinggal di post-post aja. Seeyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happiness
Romance- Dengan segenap cintanya Kim Taeyeon terus berdiri di belakang Jiyong. - Dengan segenap ke egoisannya Kwon Jiyong terus melangkah meninggalkan Taeyeon. --- (Selesai)