[18+]
Satu kecupan pada keningmu sebagai tanda bahwa mulai saat ini aku akan berjuang untuk membahagiakan dan menjaga mu wanitaku.
Satu kecupan itu belum berarti jika aku belum memiliki seluruh jiwa, raga juga hatimu. Semoga Tuhan selalu memudahkan...
Putri kecil yang terlahir dari pasangan Rhean Alfarizi dan Brianna Kartika Sari. Yang kini telah tumbuh menjadi sosok wanita cantik, kuat, tegar dalam menghadapi masalah apapun. Dan semua keinginan yang Rhea impikan dapat terwujud di usia yang terbilang muda.
Di usia ke-26 tahun dia sudah memiliki rumah singgah untuk anak-anak terlantar dan tidak mampu, ia juga memiliki restoran di daerah Jakarta,memiliki apartemen sendiri, ia dikategorikan wanita berhasil diusia mudanya. Tidak hanya itu, ia juga berhasil mendidik adiknya agar mau menjadi tentara seperti yang ayahnya mau, walaupun sang adik masih duduk di bangku SMP.
Namun naas malam di saat Rhea beserta awak kabin lainnya transit di Changi Airport, Singapura ia mendapat kabar bahwa ayahanda telah berpulang ke Rahmatullah.
Sakit? Jangan di tanya. Sedih? Pasti sedih, namun ia tetap sebagai Rhea yang profesional. Ia tetap harus menyeselaikan tugas flight karena, tak ada teman yang bisa menggantikannya.
Setelah tugas flight selesai Rhea bergegas ijin untuk beberapa hari kedepan. Menyesal? Sungguh benar-benar menyesal karna tak bisa mengantar ayahanda ke peristirahatan terakhir.
Sosok pahlawan yang membantunya memperjuangkan mimpinya untuk terbang dan keliling gratis (aka pramugari).
Dan ia menjadi lebih sakit hati ketika mendengar kenyataan bahwa ayahanda tiada akibat melatih sepak bola.
Sejak saat itu, ia membenci segala hal tentang sepak bola, entah itu futsal ataupun sepak takraw ataupun yang lain. Iya benci sebenci-bencinya terhadap sepak bola.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Assalamualaikum ayah.Kenapa harus begini ayah? Hiks.... Rhea sayang ayah... Hiks... Hiks... Maafkan Rhea ayah karena, Rhea tidak bisa mengantar ayah ke tempat peristirahatan terakhir ayah... hikss... Ayah... terima kasih... Hiks... untuk semua hal yang sudah ayah... Hiks... Lakukan untuk Rhea... Hiks... Rhea sayang ayah...." Tangisan Rhea pecah di depan pusara ayahnya.
Ia hanya bisa memeluk, mencium, mengusap batu nisan yang bertuliskan nama sang ayah.
"Kita pulang dulu besok kesini lagi ya nak" Kekeh sang bunda mengajak Rhea pulang.
Mendengar perkataan bunda yang terdengar khawatir Rhea pun mengiyakan permintaan bundanya.
"Ayah, maafkan Rhea ya ayah.. Hikss... Hiks... Rhea pamit pulang dulu ayah... Hiks... Assalamualaikum ayah" Rhea bergegas berpamitan pada ayah lalu mencium pusara ayahnya.
***
Seminggu sudah Rhea mengambil ijin pulang dan selama seminggu pula ia selalu mengunjungi makam ayahanda tercinta.
"Bun, dik, kakak pamit ya ijin kakak hanya seminggu nanti kalo kakak libur kakak pulang ke rumah. Nanti biar teman kakak yang nempatin apartemen kakak"
"Iya sayang jaga diri ya, jangan lupa sholatnya. Bunda selalu berdoa untuk kamu sayang" Ucap bunda yang membuat Rhea terenyuh.
"Boy, kamu tau kan tugasnya prajurit?" Kali ini Boy adik Rhea. Boy hanya mengangguk.
"Jika captain pergi, prajurit yang menjaga benteng. Begitu juga dengan kamu. Kamu jaga Bunda ya, jaga rumah kita. Kamu jangan bandel, rajin sekolah. Bilang sama kakak kalau di rumah ada apa-apa. Mengerti prajurit!"
"Hiks... Mengerti captain!. Captain Rhea hati hati saat bertugas, prajurit dan komandan akan selalu menanti di rumah." Ucap adik nya yang membuat Rhea tersenyum getir.
"Sudah jangan menangis".
"Bunda, Boy, Kakak pergi dulu. Assalamualaikum".
Setelah berpamitan Rhea bergegas menuju taxi yang sudah datang menjemputnya. Ia tak mau bunda ataupun keluarga mengantarnya ke bandara karena hanya akan mengingatkan Rhea tentang ayahanda tercinta.
Rhea kembali tugas menjadi pramugari, walaupun menjalani hari dengan setengah hati lantaran kesedihan yang baru saja menimpanya dan keluarga besarnya.
Hai Hai aku sudah up nih jangan lupa vote and comment nya yaaaaaaa readers 😘
