#Pov 1

16 0 0
                                    

#ANTARA AKU. MANTAN DAN PENUNGGU POHON BERINGIN.

Suara burung burung saling bersautan merdu di setiap pepohanan di skitar sungai kecil yang nampak jernih sekali air nya. Benar suasana yang amat nyaman dan tentram. Di samping ku duduk sosok perempuan dengan sesekali tersenyum di telapak tangan nya seekor kupu kupu yang hinggap. Aku juga ikut tersenyum melihat nya. Lalu kemudian terdengar suara lengingan dari atas langit. Yang tak lama lewat lah beberapa burung yang amat Indah di sertai bias bias warna di ujung ekor nya. Sejenak gadis di sampingku ini ikut menatap kemana burung itu terbang. Wajah nya serius dan terpancar hawa kekuatan yang entah dari mana asal nya.

Aku : kau kenapa? Apa ada yang kau fikirkan hingga wajahmu nampak kwatir seperti itu?

Gadis : iya dan aku harus pergi sekarang mengikuti burung itu. Kamu segera lah kembali ke tempat asal mu. Sekarang juga!

aku kaget dengan apa yang dia bicarakan. Kulihat dia berdiri dan sejenak keluarlah cahaya putih menyelimuti tubuh nya dan tiba tiba muncul lah sebilah pedang warna perak di tangan kiri nya. Lalu entah dari mana tiba tiba muncul sosok kuda bersayap menghampiri nya tanpa ragu dia menaiki kuda itu dan terbang menyusul rombongan burung tadi yang melintas sebelum nya. Dia juga berpesan agar aku segera kembali sebelum dia benar benar hilang di depan mata ku terbang bersama sosok kuda bersayap tadi.

Hahh... Hahha... Hahh....

Nafas ku tersenggal senggal. Kulihat jam menunjuk kan jam 3 sore saat itu. Ternyata aku ketiduran di ruang tamu rumah ku. Aku masih tiduran dan beberapa mengatur nafas.

" jangan keluar terlalu jauh dari rumah. Sebab akan ada sesuatu yang menimpa tetangga mu. "

Aku mendengar kata kata itu ketika aku masih tiduran tadi mengatur nafas yang gak karuan ini. Aku makin bingung suara siapa itu barusan yang memperingatkan aku agar tidak main jauh dari rumah. Arrhhggg... Dari pada makin pusing ku putuskan untuk mandi agar badan terasa segar. Beres mandi kuputuskan untuk santai santai di halaman belakang rumah dengan segelas teh hangat dan tentunya sebatang rokok lucky strike. Fyiuuuuhhhh surga dunia nikotin yang mulai bersarang di setiap asap yang aku hisap. Tak terasa beberapa Batang rokok kuhabiskan dan berniat untuk pergi ke mushola di deket rumah karena suara takmir masjid dari kejauhan terdengar akan adanya suara adzan maghrib. Ketika aku keluar rumah akan menuju mushola. Terlihat di rumah tetangga sedang ada keributan sampai banyak orang berlalu lalang hingga di badan jalan.

Duukk duukk duukk..

Aku : woi cok ada apa tuh ribut ribut di rumah friska?

Katel : woh djancuk bikin kaget aja.

Aku : yang ada elu yang bikin kaget. Uda bangkotan masih aja lari lari kayak anak kecil.

Katel : welah dalah jaran tenan. Lu kagak tau adek nya friska kesurupan noh. Ayok liat penasan gua kaya apa itu kesurupan yang di TV2..

Bocah edan. Bukannya mikir nolongin tetangga nya malah ikut jadi tontonan. Karena aku penasaran juga gimana kejadian jelas nya, aku putus kan ikuti katel teman ku yang Buru Buru menuju rumah friska. Setelah sikut sana sikut sini biar bisa masuk ke dalam rumah friska karena banyak nya tetangga yang lain berkerumun maka terlihat lah. Adek nya friska sedang di pegangi ama friska. Bapak nya. Pakde juga tetangga sebelah rumah nya. Dan adek nya friska sendiri uda gak karu karuan mata melotot. Rambut acak acak kan dan meronta ronta karena ada seseroang yang kayak nya ini orang adalah dukun .terlihat si dukun sedang berkomat kamit sambil memegangi ubun ibun adek nya friska. Si dukun pun mulai kewalahan karena bukan nya demid bisa di usir dari dalam raga adek nya friska yang ada malah balik menyerang si dukun itu hingga dia sempat terpental menabrak meja belajar di deket pintu kamar friska. Entah apa yang di bisikan si dukun ke ibu nya friska yang sedari tadi menangis melihat keadaan anak prempuan nya belum sadar dari kesurupannya. Si dukun pun mengenakan helm nya dan keluar begitu saja meninggalkan rumah friska. Tak sengaja aku bertemu pandang dengan adek nya friska itu. Dia melotot memandang ku dan bibir nya mendesis desis. Semua orang kini gantian menatap ku sampai temanku katel pun ikutan menatap ku dengan heran. Ah sial jangan saat ini gumam ku lirih. Orang orang tentunya curiga kenapa adek friska ini malah menatap ku melotot seakan mengusir ku dari dalam rumah nya. Karena aku ingin cari aman. Pelan pelan aku mundur dan ingin keluar dari rumah friska ini. Bukan karena apa. Karena sekian tahun dari aku kecil sampai aku dewasa saat itu gak ada satupun keluarga atau lingkungan rumah ku yang tau kalau aku punya ke anehan ini yang mreka sering sebut keistimewaan atau apalah itu. Dan aku masih gak ingin semua orng tau termasuk keluarga ku. Baru saja aku mau memaki sandal ku di depan teras rumah friska. Tiba tiba terdengar teriakan

SAMPAI AHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang