Ular

43 0 0
                                    

Stelah membuka mata, pandangan ku terlihat pudar. Kepala agak berat berkunang kunang dan badan rasanya sakit semua. Stelah menyesuaikan diri dengan tubuhku yg terbaring lemas. Aku baru sadar sudah terbaring di dalam kamar ku. Aku teringat bahwa sebelumnya aku jatuh pingsan du rumah eyang Putri dan aku gak ingat lagi. Di saat aku sedang melamun merakan badanku terbaring lemas. Terasa badan ini demam dan kepala masih terasa berkubang kunang. Iseng aku ambil cermin kecil di meja tidur ku yang jaraknya deket untuk aku gapai dengan tangan ku. Assstagaaa...!! Aku terkecut sampai spontan aku menjauhkan jermin dari depan mukaku. Dengan penuh tanda tanya dan berpikir keras. Aku berjemin lagi melihat wajahku d cermin terlihat ada sinar kuning seperti kilau emas yang memancar dari sluruh muka ku. Sedang d bagian skitar kepala ku. Aku melihat seperti ada cahaya bersinar terang berwarna biru cerah. Dan berhias semu semu putih kristal lalu ada sedikit cahaya cahaya yang polanya seperti bentuk Bintang Bintang di luar angkasa. Sedangkan di mata kanan ku terbias kuning terang dan hijau. Mata kiri ku lebih aneh lagi. Memancarkan cahaya bias biru dan pupilnya membentuk seperti pupil mata ular hanya saja bersinar hijau. Aku taruh kaca di sampingku dan aku makin merenunng. Apalagi cobaan yang kau berikan kepada ku Tuhan dengan ke anehan yang ada di diriku ini. Tak terasa aku yamg masih bocah ini netesin air mata. Aku merasa bener bener kehilangan semangat hidup dengan kondisi ku yang sudah terbaring lemas tanpa bisa bangun sedikit pun. Tak lama suara adzan ashar terdengar dari masjid yang gak jauh dari rumah ku. Dan terdengar ada suara kaki yang sepertinya mendekat ke kamar ku. Ternyata ibu ku datang masuk ke kamar ku dengan membawa sepiring bubur air putih dan beberapa bungkus yang sepertinya obat. Aku hanya bisa berekspresi datar karna aku bingung aku harus tanya apa kenapa aku bisa seperti ini. Sedang ibuku dengan telaten menyuapi aku perlahan dengan sepiring bubur di tangan ( aku selalu kangen sosok nya. Dan aku menyesal tidak bisa menjaganya dengan baik. Semoga tuhan memberi tempat terbaik di sana buat ibu. Aminn.. ).

Selama sakit aku hanya bisa terbaring di kamar sepenuhnya. Entahlah waktu terasa lambat berjalan. Badan ini terasa makin lemas dan panas seperti menyelimuti sluruh tubuh. Pagi itu dengan udara yang segar aku hirup di dlam kamar ku. Pagi ini aku akan bersiap untuk di bawa ke rumah sakit untuk memeriksa sakit yang aku alami. Dengan sabar dan telaten ibuku membasuh badan ku dengan kain basah karna semenjak sakit
Aku sama sekali tidak mandi. Jangan kan mandi. Bangun dari tempat tidurku pun aku gak mampu, slesai ibu membasuh badanku lalu ibu mengenakan pakaian bersih di badan ku. Dengan digendong bapak ku untuk di bonceng menuju rumah sakit. Aku berada di tengah di apit ibu yang bonceng di belakang ku, sedangkan bapak ku yang nyetir motor kesayangan nya. Kurang dari 15 menit ke arah barat dari rumah ku. Aku dan bapak ibuku sampai di rumah sakit. Dengan antrian yang gak begitu banyak. Ahirnya tiba giliran ku untuk memasuki ruang praktek dokter. Tubuhku yang sedari tadi di gendong oleh bapak ku. Kini aku di baringkan guna untuk di periksa oleh dokter. Aku yang hanya bisa diam karena hanya bisa merasa kan kepala makin pusing, perut mual dan pandangan mata serasa melihat cahaya cahaya aneh di skitar ruangan praktek dokter di rumah sakit ini. Dan sesekali aku melihat bayangan orang-orang memakai baju perawat tapi lusuh dan beberapa sosok seperti tentera Belanda yang lalu lalang dengan luka luka berdarah di badannya. Karena aku gak kuat melihat nya. Aku Putuskan untuk memejamkan mata. Sialnya ketika beberapa menit aku menutup mata berasa aroma anyir dan amis seperti darah. Aku tau ini mustahil nyata karena itu bau dari mahkluk mahkluk ghaib penghuni rumah sakit ini yang mencoba usil kepada ku. Aku tak hiraukan bau anyir itu dan sesekali aku mendegar percakapan dokter dan kedua orang tua ku di samping kanan ku mengenai penyakit yang aku derita. Dokter hanya bilang sakit yang aku derita hanya gejala tipes saja. Ketika itu aku gak tau apa itu gejala tipus ataupun tipus. Maklum boro boro mikirin apa itu gejala tipus. Mikirin kepala makin pusing seperti di tekan oleh benda berat yang entah dari mana asalnya ( ktika akhir balig. Aku baru tau kalau tubuhku rentan energi negatif ktika sakit atupun drop stamina). Stelah menebus obat di ruangan yang juga ada di lingkungan rumah sakit itu. Aku dan kedu ortu ku langsung pulang menuju rumah. Sesampai di rumah aku di baringkan lagi di tempat tidur ku yang juga kakak laki-laki ku tidur satu kamar dengan ku. Tak lama stelah aku di baringkan, akupun muntah muntah karena sedari tadi aku nahan perut yang amat mual semenjak kluar dari rumah sakit. Lega rasanya stelah aku muntahkan semua isi perut ( padahal mah isinya cuman bubur aja 😂😂 .maklum aku orang kismin. Gak kayak orang sakit di sinetron yang makannya di suguhi buah buahan dan juga bubur ayam . Kalau gitu mah aku betah sakit nya. Apalagi perawat nya cakep gak kalah ama Bintang JAV 😁😁😂😂😂😂).

Hari demi hari, minggu demi minggu aku lalui dengan hanya bisa berbaring pasrah di atas tempat tidur ku, seingatku dulu awal pertama kali aku sakit skitar hampir satu Bulan lebih. Sampai suatu saat aku pernah mengutuk dokter karena obat yang slama yang rasa pahit nya gak kalah pahit dengan di tolak gebetan. Itu obat ampe abis aku minum pun gak sembuh sembuh. Ternyata ortu ku pun juga mulai tambah kwatir karena aku yang uda bebrapa minggu ini sakitku gak ada kemajuan untuk tanda tanda pulih dan sehat kembali. Saat itu seingatku selepas adzan magrib ibuku masuk ke kemarku dengan laki laki setengah baya yang berbaju serba hitam. Laki laki itu kaget dengan mata sempat melotot ketika melihat aku yang sedang tiduran bak mayat hidup. Sebut saja laki laki itu mbah Nur.

Mbah Nur : eeemmm.. Maaf ibu sepertinya anak anda ini bukan mengidap penyakit biasa.. ( dengan masih berdiri d tengah pintu kamar ku mbah Nur dgn agak terbata bata berbicara kepada ibuku)

Ibuku : loh maksudnya gimna mbah?

Mbah Nur : jadi gini bu. Anak anda ini sedang proses transfer suatu kekuatan ghaib yang dulunya berjaya di masa masa kerajaan. Mungkin karena kekuatan yang besar itu tak mampu di cerna oleh badan ank ibu dengan baik. Karena masih kanak kanak, jadilah raga anak ibu jatuh sakit. Beda hal nya dengan sukma aktif anak ibu yang kini jauh lebih kuat dan sudah memasuki tahapan yang tinggi.

Ibuku : mbah ini bicara apa. Saya gak ngerti yang mbah katakan. Yang saya inginkan agar anak saya ini segara sembuh karena hampir satu Bulan ini gak ada kemajuan sedikitpun kesehatan anak saya.

Mbah Nur : baiklah bu saya akan coba dengn cara pengobatan saya.

sesaat mbah Nur memejamkan mata, mulut nampak komat kamit dengan kedua tangan di dada. Dengan posisi masih berdiri d tengah pintu kamar ku. Mbah Nur tiba2 terbental kebelakang menabrak meja belajar yang tepat d depan pintu kamar ku, dengan nafas yang tersengal dan batuk batuk. Mbah Nur mencoba berdiri dengan di bantu ibuku. Untuk duduk di ruang tamu. Stelah itu entahlah mbah Nur gak masuk kamar ku lagi dan entah mbah Nur berbicara apalagi dengan ibuku di ruang tamu. Karena stelah itu ibuku masuk ke kamarku dan mengelus kening ku lalu berucap lirih.

Ibu akan selalu mendoakan untuk segala keselamatan dan kesehatanmu nak. Tetap lah semangat untuk sembuh dan tetaplah berdoa.

Aku yang memejamkan mata kala itu gak trasa ngeluarin air mata menetes di sela sela kedua mata ku mendengar ucapan bisikan ibu yang mungkin mengira aku tertidur. Malam semakin larut tetapi mata ku engan terpejam untuk tertidur. Di samping kanan kiri ku. Bapak dan ibuku tidur pulas dengan teduh. Ya stelah kajadian atraksi nya mbah Nur aku meminta ke kakak laki laki ku untuk mengendong aku pindah ke kamar ortu ku. Sbnere bukan alasan itu aja. Kakak laki-laki ku itu kalau tidur gak bisa anteng. Masa iya kakinya ampe bisa di atas dada ku, ampe nurun ke ponakan ku anaknya kakak laki-laki ku, kalau tidur banyakan gaya.
Di dalam kamar ortuku aku pikir bakalan bisa tidur tenteram dan nyenyak. Tapi salah total. Sayup sayup aku mendengar seperti ada bunyi kresek kresek di atas atap kamar ortu. Aku pikir mungkin tikus atau apalah gak aku hiraukan. Aku paksa mata terpejam tapi sial nya bunyi kresek kresek itu makin ganggu aku agar tertidur. Karena aku penasaran suara itu semakin agak berisik, kubuka lah mata. Dan alangkah kelunya bibir ingin berteriak, mataku melotot dan mataku mendadak kaku. Aku melihat satu demi satu ular hijau seukuran jempol orang dewasa, keluar dari dalam keris bapak ku yang di taruh di atas dinding kamar nya yang tepat berada di atas kepala ku. Satu demi satu ular ular berwarna hijau keluar dari keris itu. Hingga ular itu menyebar di sluruh kamar dan juga dinding kamar ortu ku. Di dalam benak ku kenapa keris itu terus menerus mengeluarkan ular tanpa henti dan kenapa dari puluhan mungkin juga ratusan ular itu tak ada yang berani mendekat satu ekor pun kepadaku. Karena tak tahan lagi dengan apa yang aku lihat mendadak mulutku bisa mengeluarkan suara dan langsung menjerit sekencang kencang nya..

Uuulllaaaaarrrrrrrrr..... Toooloooooongggggghgg....!!!!!!

#Bersambung

SAMPAI AHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang