06

659 95 5
                                    

Jennie turun dari ranjang. Ia bercermin dan merapikan rambutnya.

"Harusnya kau membangunkanku lebih awal" Ucap Jennie sambil merapikan rambutnya.

"Aku saja baru bangun"

"Ok ok, kau mau mengantarku ke depan atau lanjut tidur?"

"Hm? mengantarmu ke depan, sekaligus mengunci pintu hehe"

"Ya sudah"

Jennie berjalan bersama Jaebum dengan tongkat ditangannya.

"Kapan kakimu akan sembuh?" Jennie melirik kaki Jaebum yang dibalut perban.

"Mungkin beberapa minggu lagi"

"Lain kali kau harus berhati-hati, untung saja tidak patah"

"Hal seperti ini sudah biasa bagiku"

"Tetap saja kau harus berhati-hati, apalagi kau seorang agen. Seseorang bisa saja mencelakaimu, jadi setiap saat kau harus berhati-hati" Jennie menasehati Jaebum seperti seorang ibu.

"Iya, iya" Jaebum menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Mereka sampai di depan pintu. Jaebum membuka pintu.

"Oiya soal kemarin..." Jennie menatap Jaebum.

"Apa?"

"Mungkin.. aku juga mencintaimu" ucap Jennie, kemudian berlari secepat kilat.

Jaebum tersenyum mendengar itu.

-

Jennie semakin sering mengunjungi apartemen Jaebum. Ia menjaga dan merawatnya dengan baik. Kaki Jaebum sudah membaik. Jaebum sudah bisa berjalan tanpa menggunakan tongkat lagi.

"Kau mau makan apa Jae?"

"Mau memakanmu boleh?" Ucap Jaebum sambil menonton acara TV.

"Eh tidak boleh!"

"Kenapa? Wajahmu memerah lagi sayang"

Jennie memegang kedua pipinya. Jaebum memang sering membuatnya salah tingkah.

"Ok aku tidak jadi masak" ucap Jennie dengan wajah dinginnya.

"Iya tidak usah, aku akan memakanmu saja" jawab Jaebum jahil.

"Ish.."

Jaebum berjalan ke arah Jennie dengan tatapan tajam dan senyuman jahatnya.
Jennie memundurkan langkahnya sampai Jaebum menyudutkan Jennie ke dinding.

"Ap-apa yang akan kau lakukan?"

Jaebum meletakkan kedua tangannya di samping Jennie untuk menguncinya.
Jarak wajah mereka semakin dekat. Jennie menutup matanya.

"Kenapa tutup mata Jen?"

Jennie membuka matanya dan melihat Jaebum tersenyum dengan senyuman jahat. Jaebum mentertawakannya.

"Hahaha wajahmu sangat lucu hahaha" Jaebum memundurkan langkahnya.

"Aku hanya main-main Jennie.." Jaebum tertawa dan meninggalkan Jennie yang masih berdiam diri dengan tatapan kesalnya.

Jaebum duduk kembali disofa dan kembali menonton tv. Jennie berjalan dan berhenti dihadapan Jaebum.

"Hei kau menghalangi tvnya!"

Tiba-tiba Jennie duduk dipangkuan Jaebum lalu menggodanya.

"Kau tahu? Aku juga bisa bermain-main" ucap Jennie dengan nada sexy dan memainkan kancing baju milik Jaebum.

Kini mereka saling bertatap.

Jennie mendekatkan wajahnya. Ia terkekeh melihat wajah Jaebum yang menegang.

"Kau sangat tegang, lihat ini pembalasanku karena sudah menggodaku Jaebum hahaha"

Jennie memundurkan wajahnya dan tertawa manis. Dengan cepat Jaebum meraih wajah Jennie dan mencium bibirnya. Jaebum melumat pelan bibir Jennie. Awalnya Jennie diam tidak membalas, namun lama kelamaan Jennie membalasnya.

Ciuman mereka semakin panas. Jaebum menggendong Jennie menuju kamarnya, tanpa melepas ciuman mereka.

Jaebum merebahkan Jennie. Saat ini Jaebum berada di atas Jennie. Mereka masih menempelkan bibir mereka. Mereka saling membalas. Akhirnya, malam itu mereka tidak terkendali lagi.

-

Sinar matahari menembus jendela kamar Jaebum.

Jennie bangun dari tidurnya dan melihat Jaebum yang tidur tidak mengenakan pakaiannya.

Jennie bangun dan duduk dengan cepat. Jennie mengingat kejadian semalam.

"Jennie kau sudah bangun?" Suara Jaebum mengagetkan Jennie.

Jennie menoleh dan mengangguk.

"Kau kenapa?" Jaebum ikut duduk di sampingnya.

Jennie menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang sudah tidak terbaluti pakaian.

"Tidak apa, juga aku sudah melihat semuanya tadi malam" ucap Jaebum sambil menyenderkan kepalanya, pada bahu Jennie.

Jennie diam tidak menjawab.

"Kau menyesal melakukannya?" Tanya Jaebum.

Jennie menggeleng.

"Kau menyukainya?" Tanya Jaebum tersenyum.

Jennie diam tidak menjawab.

"Tenang saja aku akan bertanggung jawab, jika terjadi sesuatu. Kau tahu maksudku kan?"

Jennie masih diam tidak menjawab, lalu ia mengangguk.

"Apa kau tidak ingin memasakkanku sesuatu?"

"Kau ingin makan apa?" Jennie akhirnya bersuara.

"Bagaimana dengan nasi goreng?"

"Baiklah.. Cepat berbalik badan, aku akan memakai baju"

"Kenapa harus berbalik badan? Aku kan sudah lihat semuanya tadi malam" lagi-lagi Jaebum menggodanya dengan senyuman jahilnya.

"Hei!"

"Baiklah-baiklah"

Tbc..
Vote vote vote vote + Comment

For you [Private]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang