11

605 88 6
                                    

Sudah 2 hari sejak terakhir kali Jennie bertemu dengan Jaebum.

Jennie selalu menepis pikirannya tentang Jaebum, namun tetap gagal.

Jujur saja, Jennie khawatir dengan keadaannya. Apa yang akan Taeyong lakukan dengannya, itu yang terus ia pikirkan.

"Haruskah aku pergi ke sana?"

Jennie berpikir keras.

"Baiklah aku akan ke sana"

-

Jennie memasuki rumah itu. Sampai di sana ia bertemu Taeyong yang baru saja keluar dari sebuah ruangan.

"Jennie?"

"Oh.. Hai?" Balas Jennie sedikit tersenyum

"Ada apa kau kemari?" Tanya Taeyong

"Hm.. Hanya berjalan-jalan saja, aku bosan"

Taeyong diam.

"..Oh, Mau melihat orang itu? Dia ada di dalam. Aku akan ke atas"

Jennie mengangguk dan berjalan melewati penjaga. Ia membuka pintu dan melihat orang yang ia cintai terbaring lemah tak berdaya. Tangannya dirantai.

Jennie berlari dan menangis melihat keadaannya yang sangat kacau. Darah dipelipis dan pipinya. Badannya lebam-lebam.

Jennie memeluknya erat.

"Maafkan aku... Maaf... Aku tidak menyangka Taeyong akan melakukan hal ini"

Jaebum hanya tersenyum kecil.

"Ini sudah biasa bagiku, aku bukan orang lemah! Lebih baik jangan sentuh aku!" Bentak Jaebum

Jennie melepas pelukannya.

"Aku akan membantumu pergi dari sini. Bagaimana dengan teman agenmu? Jinyoung?. Mereka pasti bisa membantu"

"Jangan! Aku tidak ingin menyusahkan mereka" ucap Jaebum.

"Lalu apa yang akan kau lakukan disini? Mencari mati huh?" Kali ini Jennie berteriak

"Lebih baik aku mati disini!"

"Diam!" Bentak Jennie dengan air mata yang mengalir.

"Aku menyayangimu! Kau selalu ada dalam pikiranku, kau tahu aku itu mencintaimu, aku tidak ingin kehilanganmu bodoh!" Jennie kembali memeluk Jaebum.

"Jangan mencintaiku! Buang perasaan itu dan jangan pernah mengingatku lagi. Bahagialah dengan hidupmu tanpa aku, anggap kita tidak pernah bertemu" jawab Jaebum

"Bagaimana aku bisa melakukan itu? Kau pikir hal itu mudah? Kau juga mencintaiku kan??"

"..ti-tidak, aku tidak mencintaimu!"

"Kau bohong, bahkan kita sudah melakukannya malam itu"

"A-aku, aku hanya bermain-main. Itu hanya nafsu"

"Tidak usah bohong! Jinyoung pernah bilang kau akan melamarku, dan kau bertanya kepada Jinyoung tentang model cincin yang cocok untukku. Sudahlah tidak usah bohong!" Bentak Jennie.

"Baiklah! Itu benar, aku mencintaimu! Aku ingin melupakanmu. Jadi, kumohon hapus perasaanmu padaku!" Kini Jaebum berkata sambil berkaca-kaca.

"Ke-kenapa?"

"Buang saja, dan hiduplah bahagia tanpaku, kumohon.."

"Tidak! Aku tidak akan menghapus perasaan ini. Kita akan selalu bersama"

"Tidak Jennie... Tidak!"

"Aku akan menghubungi Jinyoung"

Jennie mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jinyoung. Tiba-tiba seseorang mengambil paksa ponsel milik Jennie.

"Ta-taeyong?"

"Aku tahu semuanya dari awal, termasuk kau mencintainya" ucap Taeyong dengan tatapan dan senyum jahatnya.

"Taeyong kumohon... Jangan sakiti Jaebum" ucap Jennie sambil berlutut.

"Jennie tidak usah berlutut pada seorang pengecut sepertinya!" Teriak Jaebum.

"Seharusnya kau tidak mengkhianatiku Jennie. Aku harus melakukan sesuatu untukmu" Taeyong menepuk tangan dua kali, kemudian melempar ponsel milik Jennie.

Penjaga muncul dan menangkap Jennie. Jennie memberontak.

"Hei! Lepaskan Jennie, jangan kau sentuh dia!" Jaebum juga memberontak, namun rantai ditangannya sangatlah kuat.

"Hahaha, aku akan bersenang-senang dengannya.." Tawa jahat Taeyong menggema.

"Tidak! Bawa aku saja, kalau perlu bunuh aku! Jangan sakiti Jennie!"

Jennie memberontak, tapi tetap saja tenaga penjaga itu lebih kuat darinya. Jennie berhasil diseret keluar ruangan.

"Pengecut kau Taeyong!"

"Jennie, aku mencintaimu!" Teriak Jaebum.

"JENNIE!"

Penjaga lain berdatangan dan memukuli Jaebum. Perlahan darah keluar dari bibirnya. Jaebum menahan rasa sakit dan tetap menjerit nama Jennie.

"Aku akan tetap mencintaimu, walau apapum yang terjadi Jennie Kim. Aku mencintaimu.. Sangat mencintaimu.." -Jaebum


Tbc...
Vote dan comment yakk 😚

For you [Private]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang