Bab 2

13 1 0
                                    

Hari sabtu malam ini, dimana ayah yang telah menjadwalkan kami sekeluarga untuk makan malam disebuah restoran. sekaligus bertemu dengan teman ayah waktu di bangku kuliah, mereka yang ingin di perkenalkan padaku.

Ini merupakan pertemuan saja kata ayah tapi aku merasa ini bukan hanya sebuah pertemuan biasa akan tetapi membahas tentang perjodohan.
Soalnya ayah telah menceritakan kepadaku sebelumnya, sewaktu ayah sedang kuliah mereka berjanji akan menjodohkan anaknya masing masing.

Aku tidak bisa membantah, lagi pula tidak mungkin ini langsung di jodohkan. Aku meyakinkan diri bahwa ini hanya perkenalan biasa saja sedangkan aku tidak diperbolehkan ayah untuk menikah sebelum aku mendapatkan gelar sarjana. Jadi jalani saja.

Hai anak anak ayah nanti kalau udah sampai di restoran jaga kelakuannya jangan seperti dirumah nanti ayah malu loh"ujar ayah memperingati kami". "Iya tenang aja ayah dan ibu Onya bakal jaga kelakuan kok" ucapku sambil bermain ponsel.

Beberapa jam kemudian kami telah sampai di restoran ayah langsung menjabat tangan temannya begitu pun dengan ibu kemudian aku dan adikku langsung saja menyalami teman ayah yang bernama Pak Doni dan Bu Yeni. "Wah sudah besar anak mu ya Sandi?" Ucap om doni "Iya nih udah cocok jadi mantu kami" tambah tante yeni sambil merangkulku. "Iya boleh, tapi tunggu dapat gelar sarjana dulu ya" ucap ayah sambil tersenyum.

"Yuk kita mulai saja makan malam kita, disana udah ada Putra yang nungguin" sahut bu Yeni. kami pun berjalan ke meja yang akan kami tempati begitu sampai di meja aku di kejutkan kembali dengan kehadiran Pak Rizky Putra yang berada diantara kami.

Setelah berbincang bincang tenyata pak Putra merupakan anak pertama dari pak Doni dan bu Yeni dan dia mempunyai satu adik perempuan yang manis bernama Nayla atau mereka panggil dengan sebutan Yaya. Dan saat kehening panjang akhirnya aku bersuara " ayah ibu, pak putra ini dosen pembimbing baru Onya " ucapku dengan cengiran. "Eh jangan panggil pak dong, panggil saja Putra aja tua banget kedengarannya " jawabnya dengan nada lembut."ooh iya maaf " ujarku.

"Wah itu pertanda bagus dong nak" kata om doni. "Iya ini kak akhirnya aku punya teman cewek sekaligus kakak laki laki" celetuk tata. "apan sih kamu ta "ucapku dengan sengit.

"udah dong gak malu apa diihatin berantemnya sama yang lain" kata ayah menengahi. "iya yah "sahutku. Selanjutnya makan malam diisi oleh perbincangan orang tua masing masing kami sebagai anak hanya mendengarkan saja.

Jam telah yang menunjukkan pukul 10.00 malam itu artinya pertemuan kami akan usai. Saat hendak pulang ayah tidak lupa memeluk tubuh putra dan memberi nasihat agar Putra bisa memantau dan menjaga Onya selama dikampus.

Ketika hendak ke mobil ayah menyuruhku pulang bersama putra tentunya bersama adik adik kami, ayah ingin memberikan waktu kepada kami karena selama makan malam percakapan didominasi oleh para orang tua.

"Onya pulang naik mobil putra yaa" ujar ayah sambil mengerlingkan matanya. "kok gitu sih yah, berarti Tata juga harus ikut sama Onya" ucapku manja kepada ayah. "Iya anak anak naik mobil Putra" ujar ibu yeni. "yaudah yuk" ucap putra.

Setelah sampai didepan mobil aku bingung hendak duduk dimana sedangkan adikku dan adik Putra telah mengambil tempat duduk dibelakang sambil bercerita tentang hal yang berbau korea. Dengan terpaksa akhirnya aku duduk didepan bersama Putra.
Setelah memakai seatbelt lalu aku duduk dengan tenang tapi tiba tiba saja Putra menyerongkan badannya kepadaku " Eeh mau ngapain?" Tanyaku dengan nada bergetar. "itu mau memastikan pintu mobilnya ditutup baik atau tidak " ujar putra dengan nada santai. Barulah setelah itu aku bernafas lega.

"Oh yaa minta line Onya dong" ucap putra sambil memberikan iphonenya padaku. "Hmm... buka dulu dong" kataku. Setelah memastikan lineku tersimpan aku mengembalikan iphonenya. "Udah yaa" Tanya putra. " iya udah " kataku sambil membalas chat temanku. "Maaf ya kalau masih canggung maklumin aja baru pertama ketemu" ujar putra kepadaku "iya gak papa kok" jawabku. "kalau kita berdua di luar anggap sebagai teman saja, jika sedang dalam lingkungan kampus kita sebagai mahasiswa dan dosen yaa. gak keberatankan" ujar putra sambil menatapku. "iya Onya gak keberatan kok " jawabku.

Perjalanan cukup singkat akhirnya aku sampai rumah "makasih iya udah ngantar kami" ucapku "iya sama sama"katanya masih dengan suaranya yang lembut.

Sampai dirumah aku kembali di nasehati oleh ayah agar focus pada kuliah saja jangan membebani pikiran tentang perkenalan malam ini. Tapi ayah juga berharap agar bisa mengenal Putra lebih dekat.

Malam ini merupakan malam membahagiakan bagi diriku karena aku dikenalkan dengan dosen pembimbingku sendiri. mungkin ini yang di namakan takdir kita tidak bisa memprediksi akan bertemu dengan siapa.
Setelah lamunan yang panjang aku merasakan ponselku berbunyi. Lalu aku mengambilnya dan mengecek ternyata...
Sebuah line dari Putra

Putra
Malam Onya, semoga perkenalan malam ini tidak membebankan mu.

Onya
Malam Juga, iya Onya gak terlalu memikirkannya hanya yaa terkejut saja...
bagaimana bisa dosen pembimbing Onya bisa di pertemukan kembali dengan keadaan yang seperti ini.

Putra
Iya saya pun sama terkejut juga. Semoga kita bisa berhubungan baik, maaf telah menggangu istirahat kamu.

Onya
Iya kita sama sama jalani saja, gak ganggu kok Onya belum bisa tidur juga...

Putra
Gak baik loh cewek begadang terus, mau Putra ditemanin chat sampai ngantuk....

Onya
Iya gak tiap hari kok, besokkan hari minggu juga. Boleh deh

Putra
Kita tadikan cuma tau sebatas nama doang gimana kalau kita kenalan.

Onya
Boleh, dimulai dari onya yaa.. Haii. Namaku Sonya Permatasari biasanya sering dipanggil Onya umurku 22 tahun suka makan semuanya kecuali yang berbau ikan paling senang kalau diajak ayah liburan, kata orang yang dekat sama onya sih aku bawel banget dan punya 2 sahabat.
*PS: Pak Putra kalau lagi jadi dosen pembimbing mukanya biasa aja ya please jangan bikin Onya pingsan.

Putra
Namaku Rizky Putra orang sering panggil Putra. Paling suka dengan namanya gramedia sering ngajakin Tata jalan kalau weekend biar disangka pacarnya. Umurku 27 tahun. emang muka saya gimana, padahal saya udah pasang muka biasa aja loh biar mahasiswa bimbingan lain senang bimbingan sama saya. Jangan panggil Pak dong rasaya tua banget.

Onya
Iya mukanya bikin jantungan soalnya, takut kena coret lagi laporannya Hahahaha....
Iya deh janji panggil Paknya waktu bimbingan aja. Oh ya udah dulu Onya gak kuat mau tidur.

Putra
Iya, Good night

Onya sekarang mempunyai pelindung bukan hanya ayah tetapi kedepan nya Putra akan menjadi pelindung sekaligus penjaga hati Onya. Semoga dengan perkenalan ini membuat hubungan antara mereka semakin erat kedepannya apapun hubugan mereka itu ada ditangan mereka berdua. Orang tua hanya bisa berharap, hubungan yang serius. Tapi itu semua balik lagi kepada Onya dan Putra.

Happy reading...

Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang