Bab 3

9 1 0
                                    

Pagi hari minggu yang telah diguyur oleh hujan semalaman membuat orang malas untuk memulai aktivitas apapun. Sama seperti halnya Onya yang masih bergelung di tempat tidurnya karena masih tersisa kepenatannya semalam dan hari ini Onya tidak akan keluar rumah menghabiskan hari minggunya dengan istirahat dirumah saja.

Kebetulan Onya sedang kedatangan tamu bulanannya jadi sah sah saja aku untuk bangun siang kalau tidak Onya akan digedor pintu kamarnya oleh ibu. Setelah dirasa cukup tidur,  akhirnya onya memilih untuk membersihkan diri Lalu sarapan sendiri.

Karena jika hari minggu biasanya orang di rumah suka hatinya saja untuk sarapan. Ketika sedang menyantap sarapan sambil menonton kartun Onya di sibukkan juga dengan membalas grup sahabat.

Gina : Good morning

Indri : morning

Onya : morning, lagi pada ngapain di hari minggu ini ?

Gina : lagi nunggu indra mau pergi nonton 

Onya : wah, enak benget pagi pagi udah di apelin. Gak bosen gina semalam habis malam mingguan loh

Indri : mana ada itu anak bosan, makin lengket kemana mana kayak perangko. iya

Onya : aku sih yang jomblo cuma bisa sarapan sendiri nih

Gina : waktunya harus dibagi rata dong untuk kalian sama pacar harus beda waktu

Indri : iya deh tau yang mau peluk pelukan dibioskop dingin dingin gini

Onya : kalau aku pelukin guling aja deh 

Indri : aku juga mau nyusul Onya pelukin guling lagi

Setelah menghabiskan sarapan onya bisa menikmati hari minggu dengan tenang sebab orang tua Onya berangkat ke Bandung sehabis subuh karena menghadiri undangan. Yang tinggal dirumah hanya ada adik dan Onya saja.
Onya memilih menonton drama korea karena akhir ini tidak dapat memenuhi hobinya tersebut.
Pagi pun telah berganti siang, perut mulai minta di isi. Saat hendak delivery makanan. Muncul salah satu line.
Putra : onya, lagi sibuk gak?

Onya : ooh gak sibuk, kenapa

Putra : mau ngajak makan siang diluar, bisa

Onya : bisa kok, kebetulan banget tadi onya mau pesan makanan

Putra : pas banget berarti, 15 menit lagi sampai rumah Onya

Onya : ok, ditunggu

Aku bersiap siap selama 15 menit sambil menunggu putra. Hari ini aku hanya pergi berdua dengan putra saja karena adikku telah pergi bersama teman temannya sejak satu jam yang lalu. Seteleh selesai berpakaian aku menunggu di teras.
Tidak sampai 10 menit kemudian putra datang dengan mobil avanzanya lalu aku menyusulnya masuk ke mobil.

"Hai"sapaku "udah lama nunggunya" tanya putra "baru turun juga tadi" jawabku sambil merapikan rambut. Oh ya kita mau makan dimana? Tanyaku sambil menoleh pada putra yang hari ini berpakaian kaos namun badan kekarnya itu tecetak jelas membuat aku mengagumi bentuk tubuhnya yang bagus untuk ukuran pria.

"Onya mau dimana, kalau putra sih terserah onya aja?" jawabnya
"hmm... gimana kalau di mall aja habis makan bisa jalan jalan di mall, kalau cuma makan doang entar di rumah sendirian lagi dong onya. Ujarku "Emang di rumah gak ada orang" tanya putra
"gak ada cuma onya yang tinggal" ucapku dengan wajah memelas "duh kasihan deh"canda putra.
Iya nih, nasib gak punya gandengan " ujarku "sekarang udah ada putra kok yang bisa di ajakin" ujarnya.

Sampailah kami disebuah mall lalu mencari salah satu cafe, sambil menunggu pesanan makanan kami bertukar cerita tentang diri masing masing karena waktu pertemuan pertama kami hanya mengenal nama saja.

"Hmm onya,  putra mau buat hubungan kita ini diseriusin gimana?" tanya padaku tutup poin. "kalau menurut onya ini terlalu cepat putra"jawabku sambil menatapnya.
"bukan gitu, maksudnya putra biar kita punya ikatan satu sama lain seperti tunangan gitu" ujarnya dengan tenang "kita baru aja kenalan loh terus kok putra bisa percaya gitu sama onya" ucapku

Ya, putra sih gak mau ada namanya pacaran kalau bisa sih langsung nikah, orang yang nikah tanpa pacaran itu yang hubungannya paling bagus karena mereka belum kenal dengan pasangnya. Kalau kenapa putra bisa percaya,  ya udah terlihat dari pertemuan pertama sama keluarga kemarin. Lagi pula putra nanti akan menjadi seorang suami yang wajib membimbing istri, Gimana? "tanya padaku sambil menatapku.

"kalau onya sih maunya selesai pendidikan dulu" jawabku
"Gini loh, cuma tunangan aja biar putra bisa jaga onya"ujarnya "Gini deh, kalau onya maunya tunggu bab 3 skripsian onya selesai  gimana"terangku
"Oklah, selesai bab 3 langsung lamaran setelah wisuda kita langsung nikah" ucap putra kembali. "Yaudah deh gimana ke depannya kan masih lama kita jalani aja dulu yang sekarang"kataku sambil meminum lemon teaku.

Happy reading
Jangan lupa vote and comment

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Real LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang