Hari ini aku pulang lebih awal karena hanya ada 2 set pakaian tersisa yang harus diambil fotonya. "Minhyun-ah..." aku berteriak kencang dari pintu memanggil kekasihku itu, yang dipanggil mendongakkan kepalanya dari kue yang sedang dia buat. "Ah, ternyata kamu lagi bikin kue ya." Aku memeluk Minhyun dari belakang. Mencium ceruk leher indahnya.
"Ho, ayo makan di atap malam ini. Kita menikmati langit malam hari ini. Dengar-dengar hari ini cuacanya sedang bagus, juga katanya ada bulan purnama malam ini" aku jelas saja langsung mengiyakan ajakan Minhyun untuk makan di atap karena itu adalah hal yang kami suka untuk dilakukan bersama.
Aku mencium pipi Minhyun sekilas dan bersiap untuk mandi. "Oke, tapi aku mandi dulu ya."
"Perlu ditemenin?" Tiba-tiba Minhyun tersenyum menggodaku untuk pertama kalinya. Langsung aku tatap lekat-lekat wajah menggodanya itu.
"Yakin nih nggodain aku?" Aku menaik-turunkan alisku balik menggodanya. Minhyun masih melihatku kemudian ia mengoleskan mentega ke pipiku.
"Nggak! Udah sana mandi! Keburu tambah malem!" Minhyun langsung salah tingkah. Aku hanya bisa tertawa kencang melihat tingkah imut Minhyun.
"Tunggu aku diatap." Aku memberikan intruksi pada Minhyun.
-------Selesai mandi aku langsung menuju atap dan langsung bertemu Minhyun yang sedang merapikan meja. Diatas meja sudah ada kimbab isi cumi asin kesukaanku, kimchi, jjampong dengan porsi banyak, dan juga kue-kue yang tadi Minhyun buat. Minhyun tersenyum saat melihatku datang. "Lama, Hyun?" Aku bertanya.
"Enggak kok. Ini baru selesai diberesin." Aku mengambil duduk di sebelah Minhyun. Minhyun yang melihat rambutku berantakan karena memang nggak aku sisir abis mandi tadi, kulihat tangannya jadi gatel sendiri untuk merapikannya. Tetap saja, sekuat apa Minhyun menahannya tangannya itu selalu saja otomatis merapikan rambutku. Setelah aku merasa rambutku sudah rapi, aku menangkap tangan lembutnya kemudian kucium lembut tangan itu.
"Dingin gini tanganmu. Ayo makan biar anget." Aku mengambil mangkuk yang sudah ditata didepanku oleh Minhyun, langsung saja mangkuk itu aku isi dengan jjampong buatan Minhyun yang enaknya tidak ada bandingannya itu. Kami makan sambil sesekali bergurau dan bertukar suap makanan. Tentu saja makanan sebanyak ini seluruhnya habis jika aku dan Minhyun yang makan.
Selesai makan aku dan Minhyun ngobrol seperti biasa sambil menatap langit. Tiba-tiba Minhyun berceletuk "Langitnya indah ya. Banyak bintang, bulannya bulat sempurna, langit cerah. Ah.. indahnya." Minhyun bergelayut manja di lengan kekarku.
"Minhyun-ah, apa kamu tahu keinginanku?" Dia langsung menatapku meminta penjelasan. "Aku ingin memindahkan langit yang indah malam ini kedalam mataku. Agar kamu bisa menatap langit yang indah ini terus-menerus dan membuatmu bahagia seperti saat ini." Aku menatap Minhyun intens. Yang ditatap malah salah tingkah.
"Duduk berdua denganmu seperti inipun aku sudah bahagia, Ho." Minhyun semakin membenamkan wajahnya pada dadaku dan memelukku erat. "Jangan pergi ya, Ho. Aku percaya kamu gaakan ngecewain aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Credence/kepercayaan (Baekmin)
Fanfiction(Bahasa) "You are mine, Ho!" Minhyun berteriak histeris dihadapanku, wajahnya kacau dihiasi air mata. "You.. are... mine Dongho-ah. Why?" "Hyun..." "No! Jangan mendekat!" Dia bersiap melempar vas bunga di tangannya. "I trust you, Ho.... Why? Why? Wh...