Bintang Jatuh

15 3 0
                                    

Sang Dewi Malam memuntahkan cahayanya, menyebar terang di kegelapan langit malam. Tidak ada bintang yang berkelap-kelip. Angin bertiup, menerbangkan rambut si gadis manis yang keluar dari kunciran. Satu dua suara mesin kendaraan mengisi kesunyian jalanan komplek rumahnya. Dari atas atap rumah, perempuan itu masih belum bosan menunggu bintang jatuh sejak adzan Isya berkumandang.

Sebuah panggilan masuk membuat ponsel yang ia pegang bergetar. Tanpa melihat nama penelepon, gadis itu langsung menggeser layar ponselnya ke kanan menggunakan ibu jari. Ia tidak langsung berujar kata, layaknya mengeluarkan kata 'halo' seperti kebanyakan orang ketika bertelepon. Perempuan itu menunggu dirinya dipanggil baru ia akan menyahut.

"Sa," sapa orang di seberang.

Yang dipanggil tersenyum ketika suara itu menyelinap masuk ke telinga kanannya, "Ya?"

"Lo lagi dimana?" tanya laki-laki itu setelah berdeham.

"Atap. Kenapa?"

"Hah? Dimana?"

"Atap, Syal." Fahisa sempat mendengus sebelum berujar.

"Oh," jeda, "temenin gue, yuk?"

Perempuan itu mengerutkan dahi, bingung, "Ngapain? Kemana?"

"Bantuin gue mikir."

"Ng," ia menggigit bibirnya dengan mata terbuka lebar. Tangannya yang bebas memelintir ujung kaus yang ia pakai, "Gue nggak tau gimana."

Laki-laki di seberang sana terkekeh, "Kalo lo nggak mau, ya, gue nggak apa-apa. Gue nggak maksa."

"Emang mau minta bantuin apa?" tanya Fahisa agak penasaran.

"Gue mau nembak Zia besok, tapi..."

Kemudian, setelah kalimat itu, Fahisa tidak ingin mendengar sambungan kata-kata yang lain. Tanpa memutuskan panggilan, gadis itu menjauhkan ponsel yang ia pegang dari telinga kanannya. Bersamaan dengan gerakan tersebut, matanya yang mulai buram menangkap sebuah cahaya terang di langit malam. Satu hal yang ia tunggu sejak pukul tujuh tadi baru muncul ketika ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa orang yang selama ini ia tunggu akan menyatakan cinta ke sahabatnya sendiri.

"Semoga Zia orang yang tepat." ucapnya setelah mendekatkan microphone di bagian bawah ponselnya ke bibirnya.

***

Fracture Hepatica|7

Fracture HepaticaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang