Masakan Surga

112 4 3
                                    

"Siapa bi?" teriak bu fika dari ruang tengah

"Kesini dulu deh" jawab pak hasan

"Iya bi" teriak bu fika tambah semangat

Bu fika pun beranjak dari dapur ke ruang tamu untuk melihat tamu spesial itu

"MasyaAllah kirain siapa ternyata pasangan romantis. Assalamu'alaikum" sapa dan salam bu fika sembari bersalaman denganku

"Sebentar saya buatkan minum" tawaran bu fika

"Iya terima kasih" jawab mas amri

"Oh iya, pak amri dan bu aisyah ada apa nih kemari? Bawa paket buah segala hehe"

"Oh iya ini pak hasan. Sebelumnya saya minta maaf, saya pikir pak hasan sedang sakit karena 3 hari ga kelihatan di masjid makanya saya dan istri saya datang kesini bermaksud menjenguk pak hasan dengan membawakan sedikit buah. Tapi saya sempat kaget waktu tadi pak hasan membukakan pintu untuk kami kok pak hasan sehat sehat saja hehe" jawab suamiku

Sekarang aku paham dengan maksud suamiku hehe. Mas amri sebenarnya tahu bahwa pak hasan sehat sehat saja. Tapi ini menjadi strategi mas amri untuk mengingatkan pak hasan untuk kembali lagi sholat berjamaah di masjid. Hehe memang cerdas suamiku ini.

Sembari melihat pak hasan yang ketawa ketawa kecil dengan raut muka malu, yang mungkin mengetahui maksud mas amri tidak lama kemudia bu fika datang dengan memegang nampan yang diatasnya ada 4 cangkir es sirup yang terlihat segar untuk mencairkan suasana malam itu.

"Ini minumannya sudah siap" sambil menaruh minuman di depanku dan mas amri

"Aduh repot repot saja nih bu fika. Makasih lho bu" basa-basiku

"Ah tidak bu" jawab bu fika

"Oh iya pak amri dan bu aisyah ada keperluan apa datang kemari?" lanjut bu fika

"Gapapa bu, kami ingin silaturahmi saja. Kan dianjurkan oleh Rosulullah untuk mempererat tali silaturahmi dengan tetangga. Oh iya ini bu kami bawakan sedikit buah buat pak hasan dan bu fika" jawab mas amri dengan nada tenang ditambah sedikit senyum manis seperti madu

"MasyaAllah ustadz amri itu baik banget ya. Beruntung deh punya tetangga seperti ustadz amri dan ustadzah aisyah" puji bu fika

"Eh kami bukan ustadz dan ustadzah bu. Bu fika bisa aja" sautku sambil tertawa

Malam itu pun kami banyak berbincang-bincang dengan keluarga pak hasan dan bu fika. Aku salut dengan mas amri, bagaimana dia peduli dengan tetangga, menjaga perasaan tetangga, berbuat baik dengan tetangga. Silaturahmi sambil membawa banyak manfaat, pesan, dan pelajaran.

Tak terasa jam dinding telah menunjukkan pukul 22.00. Aku dan mas amri berpamit pulang dari rumah pak hasan dan bu fika. Sampai pada gerbang pintu rumah pak hasan dan bu fika mas amri membisikiku

"Umi, wisata malam yuk. Rasanya sudah lama kita ga wisata kuliner malam-malam" bisik mas amri

Aku pun tidak mau kalah, maka aku balas dengan membisiki mas amri

"Ayok bi,umi juga laper ini"

Mas amri belum selesai juga, ia membisiki di telingaku lagi

"Tapi umi yang bayarin"

Tanpa berbisik aku sontak berteriak kecil

"Apasi bi? Ya abi lah yang bayarin umi" sambil menampar bahu tangan kanannya

Terlihat dari belakang raut bu fika dan pak hasan heran melihat tingkah kami

Kami pun tidak mau kalah membalas dengan raut muka kami senyum dengan malu malu kecil. Anehnya mereka juga mengikuti raut muka kami. Kemudian kami keluar dari gerbang dan menuju penjual nasi goreng depan komplek yang lumayan jauh jika jalan kaki. Tapi tak mengapa bagiku jika selama perjalanan mas amri masih menggandengku.

Masakan SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang