Cara terbaik memanfaatkan jam kosong bagi Anna adalah tidur, dan tempat terbaik untuk tidur di sekolah ada 2, UKS atau perpustakaan. Namun Anna tidak memiliki alasan untuk dapat berbaring di ranjang empuk UKS sekolahnya, ia juga tidak sudi jika harus pura-pura sakit. Sehingga ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju perpustakaan.
Tempat yang sempurna, sepi dan dingin karena pendingin ruangan yang berbaris di dinding. Anna mengisi daftar pengunjung perpustakaan, ia mengambil beberapa buku asal untuk dibaca, lebih tepatnya pura-pura dibaca. Karena sungguh saat ini Anna hanya ingin tidur.
Anna membawa buku-buku itu ke sudut ruangan, disana tidak ada satu pun siswa yang belajar atau pun membaca. Sehingga Anna bebas untuk tidur.
Saat ini semua guru sedang mengadakan rapat menjelang ujian kenaikan kelas yang diadakan sebentar lagi, jadi semua siswa bebas untuk melakukan apapun. Beberapa siswa memilih untuk mengisi perut di kantin, misalnya Cahya dan Rena yang saat ini pasti sedang asik menyantap bakso Mas Tarjo.
Anna mulai mengambil posisi ternyaman, ia memilih duduk di karpet. Di depannya terdapat sebuah meja besar setinggi 40 cm dengan panjang 2m dan lebarnya 1.5 meter, kira-kira meja tersebut dapat di isi oleh 8-15 orang jika untuk belajar kelompok. Namun kini Anna sendirian, sungguh indahnya hidup ini.
Anna mencepol rambutnya agar tidak mengganggu ritual tidurnya, ia membuka salah satu buku yang paling tebal dan menaruhnya di depan wajah untuk menutupi wajahnya.
Saat Anna hampir terlelap suara buku yang ditaruh di meja mengganggu ketenangannya, ia mencoba mengabaikannya. Namun, suara berat kini terdengar, "Lo udah biasa baca buku terbalik?" Anna membeku sesaat dan merasa malu, betapa bodohnya ia menaruh buku dengan posisi terbalik, namun rasa malunya itu tertutup oleh rasa kesal, karena orang itu mengganggu ritual keramatnya.
"Lo udah biasa kepo sama orang?" Jawab Anna sambil mengangkat kepala dan menutup bukunya.
Deg
Ia terkejut melihat siapa yang kini di depannya. Ya tuhan pertanda sial apa ini, kenapa ia selalu saja bertemu dengan cowok bodoh ini.
"Enggak juga sih" jawab Raden, ia meneliti setiap jengkal wajah Anna, bahkan ia sempat menghitung berapa banyak tindik yang menempel pada telinga Anna. Anna mengangkat sebelah alisnya kala menyadari Raden terus menatapnya.
Raden yang salah tingkah berdeham pelan. "Kenapa lo?" Tanya Anna. "Gapapa, lupain aja" jawab Raden.
"Lo jangan ngeliatin gue kayak gitu," ucap Anna sambil membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman.
"Kenapa?" Tanya Raden masih fokus pada buku bacaannya, sementara Anna mulai menenggelamkan wajahnya di meja. "Kalo sampe suka sama gue nanti gue repot" jawab Anna lemah."Sinting nih orang" umpat Raden tidak mendapat jawaban apapun dari Anna. Setelah itu hanya ada dengkuran lemah yang terdengar dari Anna.
***
Anna tak henti mengumpat dalam hati kala menyadari waktu menunjukan pukul 3 sore saat dia bangun, sudah 3 jam Anna tertidur. Bahkan sekolah sudah sepi, entah kemana dua titisan Mimi Peri itu berada, jika kalian bertanya siapa titisan Mimi Peri itu tentu saja Rena dan Cahya.
Mereka bahkan tidak membangunkan Anna di perpustakan, untung saja penjaga perpustakaan masih ada disana.
Anna mempercepat langkahnya menuju kelas, karena sekolah benar-benar sudah sepi, mungkin para siswa dipulangkan lebih awal hari ini.
Saat Anna sampai kelas hanya tasnya saja yang berada di sana, bahkan kursi Cahya sudah kosong, semua teman-teman sekelasnya sudah pergi. Anna menghela napas kasar dan berjalan malas menuju mejanya.
Ia mengambil tas dan jaketnya yang berada di laci mejanya, perhatiannya tertuju pada sebuah note berwarna merah muda yang berada di atas meja.
"Gue tunggu di parkiran, jangan lama ya, Nyet"
-kendall Hadid :v
Anna meremas kertas itu, ia tau jelas bahwa orang yang menulis itu adalah temannya Rena, ia segera memakai jaketnya dan berlari menuju parkiran sekolah.
Sesampainya disana tidak ada mobil Rena, parkiran mobil sudah sepi, hanya ada beberapa kendaraan milik para guru dan staff sekolah. Anna mengumpat kasar dan berjalan meninggalkan sekolah.
Anna menyumpal telinganya dengan earphone yang memutar lagu Scared To Be Lonely milik Martin Garrix dan Dua Lipa. Anna sudah berjalan selama 20 menit, jarak menuju rumahnya semakin dekat.
Anna memilih berjalan karena ia sedang merasa malas berdesakan di angkot saat jam pulang sekolah seperti ini. Padahal Anna sudah biasa mengalaminya, hanya saja ia sedang ingin berjalan.
Anna sudah hampir sampai, hanya tinggal menyebrang di jalan besar, dan dua perempatan dari tempatnya berdiri, jalan. Mawar Blok B 3 no. 48 di sana lah kasurnya menunggu untuk dihangatkan.
Anna menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, memastikan bahwa keadaan sudah aman untuk menyebrang, Anna sibuk melihat playlist lagunya saat sudah hampir sampai di seberang jalan. Tiba-tiba Anna merasakan tubuhnya terhantam yang menyebabkan ia jatuh dan terluka, Anna bangun dan langsung berjalan menghampiri tersangka insiden jatuhnya ia di depan gang, mengabaikan rasa nyeri yang merambati lututnya.
"HEH LO!! BISA NAIK MOTOR GAK?!" Yang diajak bicara hanya diam membeku diatas motor besarnya. "WEH LO BUDEG? KALO DIAJAK NGOMONG TUH JAWAB, LIAT GUE, GAK SOPAN!!" Anna melipat tangannya di dada, bahkan lagu yang mengalun di earphonenya sudah tidak terasa enak.
Sang tersangka membuka kaca helmnya, wajahnya yang tertutup dengan buff membuat Anna tidak bisa melihat siapa orang itu, tapi.. iris mata kelabu itu menjawab semuanya.
Iris mata itu, iris mata yang dilihatnya beberapa waktu lalu saat terlambat sekolah, iris mata yang dilihatnya ditaman belakang sekolah, iris mata yang dilihatnya siang ini di perpustakaan.
Iris mata itu, milik Raden.
I found a love for me
Darling, just dive right in and follow my lead
"Uhuk uhuk uhuk" Anna terbatuk kala earphonenya memperdengarkan lagu perfect milik Ed Sheeran. Bagaimana bisa harus lagu ini yang tiba-tiba terputar saat ia sedang menatap Raden. Anna segera mematikan music player di handphonenya.
"Kenapa?" Tanya Raden datar, "Eh lo bisa bawa motor gak!? Liat lutut gue berdarah gara-gara keserempet motor buluk lo ini" ucap Anna berapi-api.
"Lo bisa marah-marah, itu tandanya lo gak papa" Raden menutup kaca helmnya dan bersiap untuk melaju "Eh cowo bego, tanggung jawab!"
"Apaan sih lo, preman sekolah tapi cengeng, lo bisa jalan sendiri. Pulang sana! Gue gapunya waktu buat nganterin lo balik" Raden langsung melajukan motornya meninggalkan Anna.
"Dasar orang gila!! Siapa juga yang mau diboncengin sama diaa" Anna berteriak dengan kencang hingga orang-orang disekitar memperhatikannya. Iya mendengus lalu berjalan perlahan menuju rumah.
.
.
.
Mau minta maaf karena udah lama banget gak update heheheh.Belum sempet edit mungkin akan banyak typo berhamburan :v
Jangan lupa tinggalin vote dan comment ya.
Makasih 💟💟💟
Selasa, 6 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Reden (Alasan)
Teen FictionAnna Kayfa Aiko seorang gadis dengan kepribadian yang unik. Gayanya yang brandal membuat ciri khas sendiri untuknya. Soal cinta? Anna buta "Cinta? Rangga aja ninggalin cinta, gue gamau jatuh cinta takutnya gue yang ditinggalin cinta pas lagi cinta...