ONE

13 4 0
                                    

"KILAN!!" seorang cewek yang baru saja datang langsung memekik girang. Sedangkan cewek yang dia panggil langsung menatap tajam karena berhasil membuatnya kaget.

"Lo bisa santai aja gak?! Nanti kalau gue jantungan siapa yang mau nolongin?!" ujarnya dramatis, namun dengan nada galak.

Cewek itu tertawa. Mengibaskan tangannya tepat di hadapan wajah Kilan.

"Gini ya Kilan sayang, mana ada gara-gara teriakkan gue bisa bikin lo jantungan? Ya kali lo kecil-kecil udah penyakitan?" cewek itu terbahak, menganggap perkataannya lucu.

"Yang namanya umur siapa yang tahu sih? Udahlah, gak penting ngomong sama lo!" dia merapikan buku-bukunya yang tadi sempat tertunda. Lalu kemudian ia beranjak dari duduknya meninggalkan cewek itu yang memanggil namanya dengan nyaring.

"Ih, kebiasaan lo ninggalin gue!" cewek itu menggerutu, mensejajarkan langkahnya. Kilan mendengus.

"Lo tuh ngeselin, makanya suka gue tinggalin, gak nyadar lagi lo,"

Pletak!

Satu jitakan itu mendarat mulus di kepala Kilan. Cewek itu meringis mengusap kepalanya. Tatapannya berpindah pada cewek yang ada di sampingnya.

"Sakit anjir!"

Cewek itu tersenyum lebar, "lo juga ngeselin kok, kenapa protes ya?"

"Seenggaknya gue gak super malu-maluin kayak lo,"

"Tetep aja intinya lo malu-maluin Kilan,"

"No! Itu kan elo,"

"Oh iya deh gue, tapi kembarannya kan di samping gue,"

"Bodo amat! Bacot!" Kilan mendengus, jengah dengan perdebatan mereka yang tidak sama sekali penting. Cewek itu cengengesan. Merasa tidak ada yang salah.

Langkah mereka berhenti. Mereka sama-sama mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin. Berharap ada bangku kosong di sana. Namun sayang, semua bangku sudah terisi. Kilan mendengus.

"Kilan!" panggilan itu membuat dia mendongak. Matanya mencari sumber suara.

Hidan?

"Hidan!!!" tentu itu bukan dia, melainkan cewek di sampingnya yang begitu bahagia melihat Hidan yang sedang tersenyum di salah satu sudut kantin, sambil melambaikan tangannya, tanda jika dia di sana.

Cewek itu menarik tangan Kilan, tanpa ba-bi-bu lagi mereka menerobos banyak orang sampai di hadapan cowok itu.

"Gila! Beruntung banget ketemu lo di sini, Hidan lo penyelamat!!!" dia melompat kegirangan. Memeluk Kilan erat-erat.

Cowok itu terkekeh pelan.

"Santai aja Lun, kayak sama siapa aja lo,"

Cewek yang di panggil 'Lun' itu hanya cengengesan. Lalu pendangannya beralih pada seorang cewek yang sedari tadi hanya memilih diam dan memperhatikan. Namun diam-diam tatapannya ke arah lain.

"By the way, ini siapa Dan?" cewek itu menatap bingung ke arahnya. Hidan mengangkat sebelah alisnya.

"Lo... gak tahu?" dia bertanya, yang di jawab dengan gelengan olehnya.

"Kemarin gue gak masuk, sakit," jelasnya dengan sebuah cengiran khasnya. Hidan mengangguk maklum.

"Dia pacar gue,"

"WHAT?!!" dia berteriak histeris sambil menatap Hidan tak percaya.

"Se-serius lo Dan?!" untuk meyakinkan, Hidan mengangguk pasti sambil tersenyum tipis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Impossible YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang